Selasa, 17 April 2018

Karakteristik Komponen Komunikasi Massa

Karakteristik Komponen Komunikasi Massa

Dosen: Dr. Ispawati Asri, MM

Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta


PENGANTAR
Batasan atau pengertian tentang pengertian komunikasi massa dapat dipahami dari dua definisi yang dikemukakan para ahli, seperti:
Pertama menurut Bittner (1980), komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Batasan komunikasi massa ini lebih menitikberatkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang mencakup pesan-pesan, dan media massa (seperti Koran, majalah, Tv, radio, dan film),  serta khalayak.
Kedua menurut Defleur dan Dennis MCQuail (1985), komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Batasan ini lebih menitikberatkan pada komponen pesan atau isi media massa yang disebarkan untuk menciptakan makna agar dapat mempengaruhi khalayak.
Adanya perkembangan yang pesat di bidang teknologi komunikasi seperti internet, newsgroup, mailing list, World Wide Web, televisi kabel multisaluran, dan perbincangan di radio dan televisi yang bersifat interaktif menimbulkan pertanyaan apakah semua ini merupakan media komunikasi massa atau bukan. Itu pulalah sebabnya definisi tentang komunikasi massa juga mengalami perubahan.
Perkembangan media cetak ditandai dengan munculnya media cetak jarak jauh, sedangkan media elektronik antara lain ditandai dengan adanya produksi high definition television yang mampu menyuguhkan gambar-gambar yang sangat tajam sesuai aslinya. Di samping itu, revolusi layar monitor telah melahirkan televisi berlayar datar, tipis dan dapat dipampang di dinding.
Perkembangan yang paling mutakhir adalah munculnya media telematika seperti telex dan videotex. Media telematika mencakup beberapa unit seperti layar gambar, jaringan komputer, sistem transmisi, sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan, sistem pencarian, dan sistem pengendalian.  
Berdasarkan batasan-batasan tersebut di atas telah terjadi pergeseran proses komunikasi massa yang semula proses komunikasi massa bersifat transmisional menjadi pembentukan pesan yang bermakna. Media massa beserta komponen di dalamnya, menurut Straubhaar dan LaRose (2006) berperan dalam:
1.    Membentuk Berita (shaping the news)
2.    Penyajian Agenda (agenda setting)
3.    Penyaring (gatekeeping)
4.    Pembingkai (framing)
 Ciri-ciri media baru tersebut secara umum antara lain :
  1. Pengadaan informasi tidak sepenuhnya berada pada sumber informasi
  2. Kemampuan yang tinggi dalam pengiriman pesan-pesan melalui melalui kabel dan satelit sehingga mengatasi hambatan komunikasi
  3. Proses komunikasi berjalan dua arah (interactivity) antara sumber dan penerima. Artinya penerima dapat memilih, menjawab kembali, dan menukar informasi secara langsung.
  4. Adanya kelenturan/flexibility dalam hal bentuk, isi, dan penggunaan medium.
Menurut Werner J. Severin dan James W. Tankard beberapa ciri lingkungan media baru ini adalah sebagai berikut :
  1. Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung
  2. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang berlimpah
  3. Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan kelompok atau individu
  4. Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah menuju media interaktif

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASSA
Adapun karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:
1.    Komunikator terlembagakan
Ciri komunikasi yang pertama adalah komunikatornya terlembagakan. Sebagaimana sudah diketahui sesuai definisi yang dikemukakan di atas, bahwa komunikasi massa itu pasti menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik. Apabila pesan itu akan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut : Komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel yang dirancang oleh media yang bersangkutan. Selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik atau oleh pemimpin redaksi untuk mengetahui apakah tulisan tersebut sudah sesuai dengan visi dan misi surat kabar yang bersangkutan. Singkatnya, tahap akhir dari proses tersebut adalah bagian distribusi yang menyalurkannya sampai kepada khalayak.
Pesan-pesan lainnya ada yang dalam bentuk tajuk rencana, features, karikatur, dan berbagai berita yang dibuat oleh reporter surat kabar.
Jadi ada beberapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa tersebut dan bebrapa macam peralatan yang digunakan serta berapa banyak biaya yang digunakan. Media televisi sebagai bagian media komunikasi massa bahkan mempunyai cara kerja yang lebih rumit dan melibatkan lebih banyak orang serta menggunakan peralatan yang jauh lebih kompleks dan canggih.   
2.    khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak  mengenal batas  geografis dan kultural.
Khalayak yang heterogen artinya bahwa mereka berbeda atau beraneka ragam dalam hal latar belakang pendidikan, penghasilan, suku bangsa, agama, dan sebagainya.
Khalayak yang anonim artinya bahwa di antara pembaca koran, pendengar radio, atau pemirsa televisi terpisah dan tidak saling mengenal  satu sama lain. Di antara pembaca surat kabar, pendengar radio, atau pemirsa televisi saling terpisah satu sama lain. Khalayak juga tersebar dan tidak mengenal batas usia, tempat tinggal, kelompok-kelompok sosial, golongan dan sebagainya. 
3.    Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum, dalam arti bukan perorangan atau pribadi.
Isi pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan orang banyak, tidak menyangkut kepentingan orang perorangan atau pribadi. Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa pesan komunikasi massa bisa berupa fakta, dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi criteria penting, menarik, dan actual seperti perkembangan harga-harga sembako, kenaikan tarif listrik, kelangkaan minyak tanah dan gas, dan sebagainya.
4.    Pesan bersifat Multiplier
Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupun kultural. Karena karakteristik demikian, media massa disebut sebagai message multiplier, artinya mempunyai kemampuan untuk menyampaikan pesan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas.  
5.    Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu  arah. Umpan balik/feedback dari khalayak berlangsung secara tertunda/delayed feedback
Umpan balik khalayak atas isi pesan suatu media massa dapat berupa tindakan meneruskan atau berhenti membaca Koran, mendengar radio, atau menonton televisi. Sedangkan umpan balik yang ditujukan kepada media massa antara lain dengan mempermasalahkan kebenaran dan keakuratan suatu berita, kritik terhadap cara-cara penyampaian berita, atau dukungan terhadap pesan tertentu. Biasanya media massa, terutama media cetak, menyediakan kolom atau rubric khusus untuk surat-surat tanggapan pembaca.
6.    Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadual, dan terorganisasi
Komunikator pada media massa bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang dibawakan bukan semata-mata identitas pribadi, tetapi justru yang ditonjolkan adalah identitas organisasi dan kelompok. Dalam hal ini bisa diambil sebagai contoh, ada struktur Direktur Utama, Pemeimpin Redaksi, Direktur pemasaran, Wakil Pemimpin Redaksi, Koordinator Liputan, Kameraman, dan sebagainya.
7.    Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer
Artinya pesan-pesan media massa itu disebarkan kepada khalayak tidak bersifat temporer atau sewaktu-waktu, melainkan secara tetap, misalnya tiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan, setiap jam, dan sebagainya.
Tidak termasuk ke dalam pengertian ini adalah apa yang dikenal sebagai booklet dan leaflet. Kedua jenis media ini biasanya dibuat oleh organisasi atau badan usaha. Isi pesannya biasanya adalah memperkenalkan dan mempromosikan kegiatan organisasi atau bdan usaha kepada masyarakat, dan biasanya kedunya diterbitkan tidak teratur/berkala.
Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup keamanan, baik yang bersifat informative, edukatif, maupun hiburan.
8.    Media massa mengutamakan unsur: hubungan  daripada isi 
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi, unsur isi memainkan peranan penting. Misalnya dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya,  dan percakapan antara dua orang teman dalam kehidupan sehari-hari, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak menggunakan standar atau sistematika tertentu yang sudah baku seperti ada pendahuluan, permasalahan, pembahasan, dan kesimpulan. Di samping itu, dalam percakapan seperti ini topik yang dibahas dapat berubah atau berganti-ganti yang satu dengan lainnya bahkan tidak relevan.
Sebaliknya pada level komunikasi massa, unsur hubungan memainkan peranan penting. Misalnya pesan yang akan disampaikan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem dan aturan/teori tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. Jadi, dalam komunikasi antarpribadi yang menentukan efektivitas bukanlah struktur, melainkan dimensi manusiawinya, atau aspek isi/content , sedangkan pada komunikasi massa yang menentukan adalah dimensi “hubungan/cara” nya.
9.    Media massa menimbulkan keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah, komunikan/khalayak yang menjadi sasaran pesan yang heterogen, luas, dan anonim tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan menerima pesan yang sama pula.
10.  Kemampuan respon alat indera terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang merupakan kelemahannya adalah kemampuan alat indra terbatas.
Dibandingkan dengan komunikasi antarpribadi di mana seluruh alat indra pelaku komunikasi (dalam hal ini adalah komunikator dan komunikan) dapat digunakan secara maksimal. Dalam hal ini, kedua belah pihak dapat melihat, mendengar, bahkan mungkin mencium dan merasakan secara langsung. Sebaliknya dalam konteks komunikasi massa, kemampuan respon alat indra bergantung pada jenis media massa yang ada atau yang tersedia. Misalnya pada surat kabar dan majalah atau media cetak pada umumnya, pembaca hanya dapat melihat. Pada radio,  khalayak hanya dapat mendengar, dan pada media televisi dan film, khalayak menggunakan alat indra mata dan telinga.   
Proses komunikasi massa menurut model Schramm dapat dijelaskan sebagai berikut :
Media mencari informasi dan berita dari berbagai sumber. Di sini redaksi melalui personil seperti reporter, koordinator liputan, pemimpin redaksi, dan sebagainya berperan sebagai “gatekeeper” (penjaga gerbang) yang melakukan seleksi dan menyaring isi pemberitaan yang layak untuk dimuat. Tim redaksi menjalankan fungsinya sebagai decoder, encoder, dan interpreter. Dalam hal ini, berarti mereka membaca, menyeleksi, menilai, dan mempertimbangkan berita-berita yang masuk ke sidang redaksi untuk kemudian diputuskan mana berita yang layak dan harus disiarkan atau disampaikan pada khalayak. Dalam mekanisme ini, materi yang lolos seringkali telah dimodifikasi dan diedit oleh tim redaksi.
Khalayak media terdiri dari individu-individu. Di sini kegiatan decoding, encoding, dan interpreting juga berlangsung. Setiap individu akan menyeleksi dan menginterpretasikan berita yang diperolehnya . Biasanya individu yang diterpa oleh berita atau pesan-pesan media massa adalah bagian dari suatu asosiasi atau kelompok, Oleh karena itu, pesan-pesan yang diterima oleh individu tersebut akan mengalir ke anggota-anggota kelompok lainnya.
Karena proses komunikasi massa berlangsung satu arah, maka umpan balik akan bersifat tertunda, artinya bila seseorang tidak tertarik dengan berita atau acara yang ditayangkan, maka ia akan berhenti membaca atau memirsanya. Implikasi dari umpan balik yang tertunda ini adalah, merupakan faktor pendorong bagi media untuk menampilkan program atau pesan-pesan yang sesuai dan diminati oleh khalayak.
Sebenarnya kegiatan encoding, decoding, dan interpreting yang berlangsung dalam suatu media sekarang ini adalah jauh lebih rumit dan kompleks dari apa yang digambarkan dalam model Schramm. Dalam kenyataan dewasa ini dalam media massa, terutama media televisi, bagian-bagian yang terlibat dalam proses pembuatan suatu berita melibatkan banyak sekali struktur dan personil yang saling berkaitan satu sama lain.

KARAKTERISTIK ISI PESAN MEDIA MASSA
1.    Novelty (sesuatu yang baru)
Sesuatu yang “baru” merupakan unsur yang terpenting bagi suatu pesan media massa. Khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara televisi, mendengarkan siaran radio, atau membaca surat kabar apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum pernah diketahui.
2.    Jarak (proximity) 
Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupannya dan lingkungannya.
3.    Popularitas
Peliputan tentang tokoh, organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal, akan lebih menarik perhatian khalayak. Misalnya suatu peristiwa perampokan akan menjadi berita besar bagi khalayak jika itu terjadi di rumah Kapolsek.
4.    Pertentangan/conflict
Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan maupun menyangkut  perbedaan pendapat dan nilai, biasanya lebih disukai oleh khlayak. Misalnya: konflik atau pertentangan antara suku Dayak dan Madura yang pernah terjadi di Kalimantan Barat, atau konflik suku Madura dan Betawi, serta konflik antarsuku lainnya yang pernah terjadi di Indoensia.
Pengertian konflik atau pertentangan ini juga bisa dalam arti adanya perbedaan/gap antara apa yang seharusnya (das sollen)  dengan apa yang menjadi kenyataan (das sein). Contoh:  a) Seorang Ibu di Bandung telah membunuh 2 orang anaknya; b) Seorang polisi tertangkap tangan sedang pesta narkoba; c) Seorang warga negara Indoensia di Australia menginjak-injak bendera Merah Putih.
5.    Komedi
Manusia pada dasarnya tertarik pada hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor/komedi lazimnya disenangi khalayak. Unsur-unsur komedi ini antara lain meliputi ketidakwajaran, ketololan, kondisi yang bersifat memalukan, dan lain-lain.
6.    Seks dan Keindahan
Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan/kecantikan, sehingga kedua unsur itu bersifat universal. Kedua unsur itu selalu menarik perhatian orang, itulah sebabnya media massa seringkali menonjolkan kedua unsur itu.
Sesuatu yang bersifat seks dan porno ini selalu menarik untuk dibicarakan. Mengapa? Karena seks adalah bagian dari hidup dan kehidupan manusia dan ia bersifat alamiah. Sebagaimana dikemukakan Sigmund Freud, seorang ahli psikoanalisis, bahwa kepribadian manusia meliputi unsur Id, yang di dalamnya terdapat libido/dorongan seks, kemudian unsur Ego/mediator yang melaksanakan dorongan-dorongan Id, serta unsur Kesadaran moral.
7.    Emosi
Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar/basic needs manusia seringkali bisa menimbulkan emosi dan simpati khalayak.
8.    Nostalgia
Pengertian nostalgia di sini merujuk pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman di masa lalu. Misalnya orang yang lahir pada tahun 40-an akan menyukai lagu-lagu pop pada tahun 60-an.
9.    Human interest
Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal-hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambaran tentang orang-orang ini (cerita-cerita human interest) dapat dikemas dalam bentuk berita, feature, biografi, dan lain-lain.
FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
Secara garis besar komunikasi mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi terhadap- masyarakat (societal function) dan fungsi terhadap individu (individual function).
A. Fungsi terhadap masyarakat
Menurut Lasswell dan Wright, ada 4 fungsi komunikasi massa, yaitu :
1. Pengawasan lingkungan
Fungsi ini merujuk pada upaya pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan suatu masyarakat.
Media massa seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi menyebarkan segala kejadian atau peristiwa yang ada, sehingga menjadi informasi bagi khalayak luas. Peristiwa-peristiwa itu tercakup ke dalam bidang ekonomi, social, politik, budaya, dan sebagainya.
2. Korelasi antara bagian dalam masyarakat untuk menanggapi lingkungannya
Fungsi korelasi ini meliputi interpretasi terhadap informasi dan preskripsi ( memberi petunjuk atau alternatif) untuk mencapai konsensus dalam upaya mencegah akibat-akibat yang tidak  diinginkan yang terjadi karena adanya informasi tentang lingkungan tersebut.
Setiap sajian berita, terutama yang menyangkut kepentingan atau kehidupan orang banyak, akan mendapat stimuli dari khalayak  berupa tanggapan atau berbuat sesuatu. Apabila berita disajikan dengan publisitas yang berlebihan, maka akan dapat menimbulkan mobilisasi yang berlebihan pula. Di sinilah media massa dituntut untuk berperan dalam menghubungkan setiap kejadian dengan tanggapan yang dapat muncul dari khalayak.
Pelaksanaan fungsi korelasi ini dilakukan oleh media melalui editorial. Isinya adalah melakukan interpretasi terhadap suatu kejadian sesuai dengan keinginan dan pemikiran masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi ini media massa seringkali harus mengajukan suatu pandangan alternatif terhadap suatu persoalan atau peristiwa tertentu. Pada media cetak, editorial ini terwujud dalam bentuk tajuk rencana, sedangkan pada media elektronik radio dan televisi biasanya melalui program ulasan khusus. Editorial ini biasanya relevan dan tidak bertentangan dengan visi dan misi media yang bersangkutan.
3. Sosialisasi atau pewarisan nilai-nilai
Fungsi ini menunjuk pada upaya transmisi dan pendidikan nilai-nilai atau norma-norma dari suatu generasi ke generasi berikutnya atau dari suatu kelompok masyarakat kepada anggota kelompoknya yang baru.
Fungsi ini seperti fungsi yang telah dilakukan oleh orang tua atau para guru di sekolah. Jadi dalam hal ini media massa seperti Koran, radio, atau televisi melakukan penerusan nilai-nilai atau norma-norma di dalam masyarakat.
Dalam fungsi ini, media massa seperti surat kabar, radio, atau televisi memberikan suatu kerangka berpikir yagn bersifat umum dan penting bagi masyarakat. Di sinilah terjadi proses transmisi nilai-nilai dan norma-norma social yang penting dalam kehidupan masyarakat.
4. Hiburan
Fungsi hiburan ini menunjuk pada upaya komunikasi yang bertujuan memberikan hiburan kepada masyarakat  luas. Bentuk-bentuk hiburan itu misalnya berupa kehidupan “mewah” dari para artis, keindahan tempat-tempat rekreasi, musik, olah raga, dan sebagainya
Selain 4 fungsi komunikasi massa sebgaimana dikemukakan di atas, dapat ditambahkan fungsi yang lain, yaitu :
5. Fungsi Adaptasi Lingkungan
Adaptasi dengan lingkungan adalah penyesuaian diri kita ke dalam lingkungan di mana kita berada. Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan dirinya di manapun dia berada demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Proses komunikasi massa membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut. Ketika seseorang mengirim dan menerima pesan, maka proses pengiriman dan penerimaan pesan tersebut membantu kita untuk berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian akan terjadi proses penyesuaian yang mungkin berakhir dengan kesepakatan dan kompromi di antara komunikator dan komunikan, di samping mungkin juga terjadi konflik.
6. Fungsi Manipulasi Lingkungan
Manipulasi dalam hal ini bukan sesuatu yang bersifat negative., tetapi yang dimaksud adalah berusaha untuk mempengaruhi lingkungan. Setiap orang akan berusaha melakukan upaya untuk mempengaruhi lingkungan di mana ia berada, sehingga akan terjadilah proses saling mempengaruhi. Dalam konteks ini, komunikasi massa digunakan sebagai alat control atau pengendali utama dan pengaturan lingkungan.
Contohnya adalah tayangan iklan di televisi yang memperlihatkan seorang artis yang minum minuman tertentu. Setelah itu melihat pada teman-temannya  seraya memperlihatkan betapa segarnya ia setelah meminum minuman tersebut. Pemirsa yang menonton tayangan iklan tersebut dapat terpengaruh oleh iklan tersebut.
B. Fungsi terhadap individu
Menurut Samuel L. Becker, ada 7 fungsi komunikasi massa bagi individu sebagai berikut :
1.    pengawasan atau pencarian inforrmasi
2.    mengembangkan konsepsi diri
3.    fasilitas dalam hubungan social
4.    substitusi dalam hubungan social
5.    membantu melegakan emosi
6.    pelarian dari ketegangan dan keterasingan
7.    bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1) Pengawasan atau pencarian informasi
Segala informasi yang menyangkut kehidupan manusia selalu dilaporkan oleh media massa. Oleh karena itu, dengan megetahui segala informasi tentang apa saja akan dapat membantu seseorang dalam berbuat sesuatu, dalam mengambil keputusan, dan lebih memiliki kepercayaan dalam perilakunya.
2) Mengembangkan konsep diri
Setiap individu akan selalu mencari/mengeksplorasi segala informasi yang berhubungan dengan pekerjaannya atau pofesinya. Informasi ini dapat diperoleh dari media massa seperti Koran, radio, televisi, atau film.
3) Fasilitas dalam hubungan sosial
Media massa membantu kita dalam pergaulan social. Hal ini dimungkinkan karena media massa menyediakan topik-topik yang dapat menjadi bahan pembicaraan hangat dalam pergaulan kita dengan orang-orang lain.
4) Substitusi dalam hubungan social
Dalam hubungan pergaulan kita dengan orang lain, kita akan terlibat secara psikologis dalam arti adanya keakraban antara kita dengannya. Kita seringkali menyadari telah melakukan suatu kesalahan dan merasa benar dalam hubungan tersebut.
Aspek-aspek psikologis dalam hubungan sosial kita seringkali kita dapatkan dalam isi pesan media massa. Misalnya kita bisa menitikkan air mata ketika menonton film-film sediah di televisi, atau kita merasa marah atau benci ketika kita menonton adanya ibu tiri yang menganiaya anak tirinya.
5) Membantu melegakan emosi
Dari berbagai berita yang dimuat oleh media massa  seperti surat kabar, radio, film, atau televisi kita seringkali terhanyut  dalam suasan menyenangkan, merasa puas, atau bahkan kita tertawa dibuatnya.
6) Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan
Dalam menghadapi pekerjaan sehari-hari, kita seringkali mengalami ketegangan/stress, bahkan kita seringkali terasing dari pergaulan dengan lingkungan di sekitar kita. Dalam kondisi ini kita akan mencari tempat pelarian dengan cara membaca Koran, mendengarkan siaran musik radio, menonton televisi, atau pergi menonton film.
7) Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi
Dalam kehidupan rutin kita sehari-hari, media massa telah mengisi sebagian dari kebutuhan hidup. Setiap pagi kita akan menyempatkan waktu untuk membaca Koran, menengarkan radio, atau menonton televisi.
Joseph DeVito mengemukakan fungsi yang lain dari komunikasi masa, yaitu sebagai berikut :
  1. Fungsi meyakinkan (to persuade)
  2. Mengukuhkan status
  3. Fungsi membius
  4. Menciptakan rasa kebersamaan
  5. Fungsi privatisasi dan hubungan
1) Fungsi meyakinkan
Menurut Devito, fungsi meyakinkan atau persuasi ini dapat berbentuk :
  1. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, nilai dan  dan kepercayaan seseorang
  2. Mengubah sikap, kepercayaan, dan nilai seseorang
  3. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu
  4. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu

a. Mengukuhkan
Untuk melakukan persuasi, kita memusatkan perhatian pada upaya mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan khalayak agar mereka bertindak dengan cara tertentu. Sikap adalah produk dari sosialisasi di mana seseorang bereaksi atau bertindak dengan cara tertentu atau sikap dapat pula didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk berperilaku sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada objek tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri terhadap objek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap objek.
Media melalui sumber daya dan kekuatan yang dimilikinya, lebih sering mengukuhkan atau memperkuat  kepercayaan, sikap, dan nilai , serta opini khalayak menjadi lebih kuat. Misalnya, orang yang religius akan tertarik untuk mendengarkan pesan-pesan yang sesuai dengan keyakinan mereka dan hal ini mengakibatkan mereka lebih kuat dalam meyakini kebenaran kepercayaannya.

b. Mengubah
Media akan mengubah sikap, pendapat atau penilaian orang yang tidak memihak pada suatu masalah tertentu.  Media juga banyak menghasilkan perubahan yang dianggap sepele.  Akan tetapi sikap religius, pilihan politik, dan komitmen sosial terutama yang sangat kita yakini, tidak mudah diubah.

c. Menggerakkan
Dari perspektif periklanan, fungsi terpenting media massa adalah menggerakkan konsumen untuk melakukan tindakan terentu. Media berusaha mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untk membeli dan menggunakan produk tertentu seprti sabun cuci tangan, merek baju, atau makanan tertentu. Setelah suatu sikap terbentuk atau suatu pola perilaku mantap, media lalu berfungsi mengarahkan , dan mengendalikannya ke arah tertentu.

d. Menawarkan etika/sistem nilai tertentu
Fungsi persuasif dari media massa lainnya adalah menawarkan etika dengan mengungkapkan secara terbuka tentang adanya penyimpangan tertentu dari suatu norma yang berlaku. Misalnya media massa dapat mengungkapkan ketegangan atau konflik yang terjadi dan menarik perhatian masyarakat atas praktek-praktek diskriminasi yang tentu saja ini bertentangan dengan norma-norma sosial kemasyarakatan.

2) Fungsi Mengukuhkan status
Menetapkan status terjadi apabila berita yang disebarluaskan mengacu pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu sehingga prestasi mereka akan meningkat. Contoh: orang-orang yang sering yang sering dimuat ide-idenya dalam media cetak atau orang-orang yang sering dijadikan sebagai narasumber oleh stasiun televisi akan dianggap sebagai pakar dan dipercaya oleh masyarakat. Setiap persoalan yang diangkat oleh media massa melalui wawancara dengan narasumber tersebut, menjadi agenda penting pembicaraan di dalam masyarakat, meskipun apa yang dibicarakan tersebut 
Komunikasi massa mempunyai fungsi ”mengakhlakkan”, apabila komunikai itu memperkuat kontrol sosial atas anggota-anggota masyarakat  yang membawa penyimpangan perilaku ke dlam pandangan masyarakat. Misalnya, surat kabar menyampaikan informasi mengenai pelanggaran norma-norma. Fakta-fakta seperti ini sudah seharusnya diketahui oleh masyarakat, akan tetapi keterbukaan melalui komunikasi massa telah menciptakan kondisi-kondisi di mana orang banyak harus menolak pelanggaran-pelanggarn seperti itu dn akan mendukung standar morrlitas yang berlaku umum.
Menurut Joseph Devito, daftar 100 orang penting di dunia bagi Anda adalah berisi nama-nama orang yang banyak dimuat oleh media massa. Jika daftar nama-nama itu tidak dimuat oleh media massa, maka nama-nama orang tersebut tentulah tidak penting, paling tidak bagi masyarakat. Sebagaimana dikatakan oleh Paul Lazarsfeld, bahwa Jika anda benar-benar penting, maka Anda menjadi pusat pehatian media massa, dan jika Anda menjadi perhatian media massa, maka berarti Anda adalah orang penting. Sebaliknya, jika Anda tidak mendapatkan perhatian media massa, maka Anda tidak penting”.

3) Fungsi membius
Salah satu fungsi media massa yang paling menarik dan paling sering dilupakan adalah fungsi membius (narcotization). Ini berarti bahwa apabila menyajikan informasi tentang sesuatu, maka penerima atau khalayak percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Akibatnya, penerima atau pemirsa terbius ke dalam keadaan pasif seolah-olah berada dalam pengaruh narkotika.
Misalnya, televisi telah menayangkan tentang kematian penyanyi Alda. Televisi menayangkannya sedemikian rupa, sehingga pemirsa seolah-olah terbius dibuatnya. Seluruh masyarakat tercurah kepada cerita sekitar kematian artis tersebut. Ada suasana haru dan mencekam dan berpengaruh terhadap pola pikir dan pola perilaku masyarakat. Bahkan seluruh media massa, surat kabar, tabloid, dan televisi memuat berita-berita di halaman depan dan memberikan tekanan pada judul-judulnya. Media massa seolah-olah berlomba-lomba untuk menarik perhatian pembacanya dengan menulis berita tentang kematian artis tersebut dari berbagai sudut pandang.
Lazarsafeld dan Devito mengatakan, ”Orang banyak membaca permasalahan dan bahkan mungkin mengetahui alternatif-altrnatif tindakan yang akan dilakukan. Tetapi ini lebih merupakan proses intelektual yang tidak merupakan tindakan sosial. Warga masyarakat yang berkepentingan terhdap suatu pesoalan dan mengetahui informasi ini, dapat mengambil manfaat bagi dirinya sendiri atas informasi yang telah diperolehnya, tetpai ia lupa bahwa ia tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan itu. Ia tidk paham dan sulit membedakan antara mengetahui persoalan dan melakukan sesuatu atas persoalan tersebut.

4. Fungsi menciptakan rasa kebersamaan
Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita adalah kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi anggotas suatu kelompok. Contoh : seseorang yang sedang sendirian, kesepian di rumah yang besar sambil minum teh dan menonton acara-acara televisi. Acara-acara yang ditampilkan oleh televisi membuat orang tersebut merasa menjadi anggota keluarga yagn besar. Rasa kesepiannya terhibur karena hati dan perasaannya telah menyatu dengan acara-acara yang ditayangkan oleh televisi.
Contoh lain, seseorang yang sedang menderita sakit kanker paru-paru dan sudah putus asa, menjadi bangkit semangatnya dan optimis bahwa penyakitnya akan sembuh setelah ia menonton tayangan acara di televisi bahwa ada orang lain yang mampu sembuh dari penyakit tersebut setelah berobat ke ”orang pintar” dengan cara pengobatan alternatif.

5. Fungsi untuk privatisasi
Privatisasi adalah kecenderungan bagi sesorang untuk menarik diri dari kelompok  sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya. Para ahli berpendapat bahwa berlimpahnya informsi yagn dijejalkan kepada kita telah membuat kita selalu merasa kekuarangan. Laporan yang bertubi-tubi tentang kenaikan harga sembako, pengangguran, dan kejahatan yang terjadi di mana-mana telah membuat orang merasa putus asa dalam menghadapi hidup dan membuatnya lalu menarik diri dari lingkungan masyarakat dan hidup dalam dunianya sendiri.

Sumber Bacaan
Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
Infante, Dominic A., Andrew S. Rancer and Deanna F. Womack, 1993, Building Communication Theory, Second Edition, Waveland Press Inc., Prospect Heights, Illinois.
Littlejohn, Stephen W., 1989, Theories of Human Communication, Third Edition, Wadsworth Publishing Company, Belmont, California.
McQuail, Denis, Penerjemah: Agus Dharma dan Aminudin Ram, 1989, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.

Straubhaar, Joseph and Robert LaRose, 2006, Media Now, Understanding Media, Culture, and Technology, Fifth Edition, Thomson Wadsworth, Belmont, California

Tidak ada komentar:

Posting Komentar