Jumat, 07 Desember 2018

Makalah Agama Yahudi

ILMU PERBANDINGAN AGAMA

Agama Yahudi


Dosen Pengampu:
Untung Suhardi, S.Pd.H, M.Fil.H



Oleh:
Eni Kusti Rahayu
I Wayan Aditya Nugraha
Wisnu Oka Wirawan

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU
DHARMA NUSANTARA
JAKARTA
2018



KATA PENGANTAR 
Om swastyastu 
Puji syukur kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa atas Asungkerta Waranugraha-Nya,  tugas makalah mata kuliah Ilmu Perbandingan Agama dengan judul Agama Yahudi ini bisa terselesaikan. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini, diantaranya, Bapak Untung Suhardi, S.Pd.H, M.Fil.H sebagai dosen pengampu mata kuliah Ilmu Perbandingan Agama, teman-teman dikelas yang telah memberikan kami dukungan, dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu yang terkait dalam menyediakan sarana dan prasarana guna mempermudah pencarian literatur untuk makalah kami.
Makalah yang kami buat ini sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran bagi pembaca sangat diharapkan guna dijadikan pembelajaran pada pembuatan makalah yang akan datang. Terima kasih atas partisipasi dan perhatian para pembaca, semoga semua isi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi bembaca.
Om santi, santi, santi Om.
Jakarta, September 2018

Penulis





i
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................      i
DAFTAR ISI .............................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...........................................................................      1
1.2  Rumusan Masalah.....................................................................      2
1.3  Tujuan Penulisan........................................................................      2

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Sistem Kepercayaan dalam Agama Yahudi...............................      3      
2.2  Praktik Keagamaan dan Ritual dalam Agama Yahudi..............      13
2.3  Etika dalam Agama Yahudi.......................................................      15

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan................................................................................      17

DAFTAR PUSTAKA






ii



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Agama Yahudi adalah agama yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Musa, yang diajarkan kepada bani Israel dengan Taurat sebagai kitab sucinya yang esensinya terletak pada perintah sepuluh Tuhan. Sejarah agama ini, tentu dimulai pula dari Musa. Nabi Musa dilahirkan di Mesir pada tahun 1593 sebelum Masehi. Ayah ibunya berasal dari suku Lewi, salah satu suku yang dinasabkan kepada salah seorang putra Ya’qub dengan istrinya Liah.
Beliau semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa dan diangkat Tuhan menjadi Nabi, Nabi Musa juga menyaksikan secara langsung bagaimana nasib kaum Israel hidup di Mesir. Bekerja sebagai budak yang tertindas. Melihat penderitaan bangsa ini, Musa berjuang, membawa mereka keluar dari kegelapan hidup dalam penindasan, berpindah ke negeri yang telah dijanjikan untuk mereka. Tugas menyelamatkan bangsa ini , dilaksanakan oleh musa dengan baik, karena itulah tugas yang diberikan oleh Tuhan dalam firman-firmanya yang diterima Musa, setelah Dia mengetahui keadaan kaum ini.
Sepeninggalan Musa bani Israel melupakan Tuhannya (Yehovah) kembali. Mereka mulai memuja patung anak lembu emas lagi yang mereka buat sendiri. Karena pelanggaran ini, mereka harus menanggung kepahitan hidup mengembara lagi selama 40 tahun dipadang tandus. Musa, nabi besarnya meninggal dunia sebelum dapat memimpin kaumnya memasuki negeri yang dijanjikan itu sebab sebagian yang dikatakan oleh seorang penulis Yahudi “meraka belum siap memasuki negeri itu, dan negeri itupun belum sedia menerima mereka”.
Akhirnya umat Yahudi berhasil memasuki kanaan di bawah Yoshua, setelah lebih dahulu memerangi penduduk  daerah Arab selama beberapa tahun. Setelah Yoshua meninggal, umat Israel kembali lagi meninggalkan ajaran Musa, dan mulai menyembah Baal dan Astartes, unsur-unsur ketuhanan bangsa kanaan. Atau mereka mulai membayangkan Tuhan, Yehovah untuk dilambangkan sebagai ular. Tapi pelambangan ini segera dihancurkan oleh Yehezekil. Ditempat lain Yehovah disembah dalam bentuk anak sapi. Peti buatan musa bersama umatnya diangkat kemana-mana dianggap sebagai salah satu tempat atau alat untuk disembah yang paling penting
 Dalam makalah ini, kami akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan agama Yahudi, mulai dari ajaran agama Yahudi, Kepercayaan dalam agama Yahudi, praktik keagamaan dan ritual agama Yahudi, Kitab Agama Yahudi, Hari Suci dalam Yahudi, tempat suci dalam Yahudi, sampai dengan konsep etika dalam agama Yahudi.


1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah sistem kepercayaan dalam agama Yahudi?
2.      Bagaimanakah praktik keagamaan dan ritual dalam agama Yahudi?
3.      Bagaimanakah etika dalam agama Yahudi?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui sistem kepercayaan dalam agama Yahudi
2.      Untuk mengetahui praktik keagamaan dan ritual dalam agama Yahudi
3.      Untuk mengetahui etika dalam agama Yahudi











BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Kepercayaan Dalam Agama Yahudi
Menurut kitab Perjanjian Lama, Tuhan telah melakukan dialog langsung dengan Musa. Pada waktu Musa masih di Mesir, dia sudah menerima perintah-perintah Tuhan dan mu’jizat-mu’jizat. Setelah keluar dari sana, inti ajaran Yahudi diturunkan kepada Musa di gunung Tursina (tentang “Sepuluh Firman Tuhan”). Pada masa ini pula ditetapkan ajaran-ajaran yang berhubungan dengan upacara-upacara seperti puasa, korban, sembahyang dan lain-lain.

2.1.1.      Ajaran tentang Tuhan
1.    YeHoVah sebagai Tuhan
Dalam naskah Ibrani, nama Tuhan ditulis dengan 4 huruf mati (YHWH), karena dianggap terlalu suci maka umat Yahudi menggantinya dengan (edoney) selanjutnya huruf mati yang sudah ada ditambah dengan huruf-huruf hidup “e-o-a” sehingga bacaannya menjadi “YeHoVa”.

2.    YeHoVah sebelum Haikal Sulaiman Berdiri
Fase pertama, mereka tidak menghiraukan seruan Nabi Musa untuk menyembah YeHoVaH sebagai satu – satunya Tuhan. Akan tetapi, mereka justru menyembah anak lembu dan ular yang dianggap suci. Fase ini terjadi ketika Bani Israel dipimpin oleh Nabi Daud.

3.    YeHoVah pada Waktu Haikal
Pada masa ini, mereka ( Yahudi Israel ) menganggap bahwa YeHoVaH tidak banyak bedanya dengan batu – batu berhala atau patung – patung, sebab disitulah tempat bertumpunya semua roh dan disitu pula tempat mempersembahkan korban penyembelihan dan juga tempat terpancangnya kepala anak lembu.

4.    YeHoVah sesudah Haikal
Umat Yahudi pada masa ini tetap saja seperti masa – masa sebelumnya. Ketika Yesaya menyeru kepada mereka untuk meng-Esakan Tuhan, sedikit sekali diantara mereka yang mendengarkannya. Yang terjadi justru mereka menuduh Yesaya sebagai pengkhianat ( bersekutu dengan Raja Cyrus, Raja Persi ). Sepanjang masa sejarahnya, umat Yahudi Israel tidak pernah menyembah Tuhan Yang Maha Esa seperti yang diajarkan oleh para nabinya.

5.    Perjanjian YeHoVah
Perjanjian yang dimaksud disini adalah “ikatan antara YeHoVah dengan bani Israel yang berakar dalam kesetiaan YeHoVah”. Perjanjian ini bersifat sangat eksklusif, artinya orang Israel tidak boleh menyembah Ilah yang lain disamping YeHoVah dan sebaliknya Israel oleh Tuhan akan dijadikan bangsa pilihannya.

6.    Pilihan YeHoVah
Ada anggapan bahwa agama Yahudi terdiri dari dua asas pokok, yaitu keEsaan Tuhan dan terpilihnya Bangsa Israel. Hal ini tercantum dalam Kitab Imamat Lew 20 : 24 – 26 :
 Aku inilah Tuhan Allahmu, yang telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa yang lain. Maka, hendaklah kamu menjadi suci bagi – Ku, karena Aku ini Tuhan Yang Maha Suci adanya, maka Aku telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa yang lain itu, supaya kamu menjadi umat – Ku “. Dan dalam Kitab Ulangan 7 : 6 – 8 :
 Sesungguhnya engkau wahai Israel, adalah bangsa yang suci bagi YeHoVaH, Tuhanmu. Engkau telah menjadi pilihan utama YeHoVaH, Tuhanmu, agar engkau menjadi bangsa yang utama daripada bangsa lain di muka bumi ini. Tuhan berdampingan dengan kamu dan telah memilih kamu “.


2.1.2 Konsep Kepercayaan
     Inti ajaran agama Yahudi dikenal dengan “Sepuluh Firman Tuhan” (Ten Commandments atau Decalogue). Kesepuluh ajaran Tuhan tersebut diterima oleh nabi Musa di bukit Sinai (Tursina) langsung dari Tuhan. Menurut Louis Finkestein, editor buku The Jews, Trier Religion and Culture,firman Tuhan itu oleh Musa langsung ditulis di atas sobekan kulit-kulit binatang atau di atas batu. Sepuluh firman tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Aku adalah Tuhanmu yang kamu sembah, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari rumah belenggu, kamu tidak mempunyai Tuhan lain kecuali aku.
2.      Kamu tidak boleh membuat persamaan atau menyatakan segala sesuatu yang ada di langit sebelah atas, atau di atas bumi, atau apa-apa yang ada di dalam air, di bawah bumi, dengan Tuhanmu.
3.      Kamu tidak boleh menyia-nyiakan nama Tuhanmu (menyebut Tuhanmu dengan sia-sia).
4.      Ingatlah hari Sabat, untuk disucikannya.
5.      Hormatilah ayah dan ibumu.
6.      Kamu dilarang membunuh.
7.      Kamu dilarang mencuri.
8.      Kamu dilarang bersaksi palsu.
9.      Kamu dilarang berbuat zina.
10.  Kamu dilarang bernafsu loba-tamak terhadap milik orang lain.

Dari keseluruhan Firman Tuhan diatas, didalamnya sudah terkandung aspek akidah, ibadah, syari’ah, hukum, dan etika agama Yahudi. Berikut uraian beberapa system kepercayaan agama Yahudi berdasarkan kitab mereka :
a.     Konsep Ketuhanan
Dalam sejarahnya, agama Yahudi merupakan agama pertama yang mengajarkan bahwa Tuhan ialah Esa berdasarkan kitab Taurat yang diwahyukan tuhan kepada Musa. Dan keesaan Tuhan ini diyakini sudah diajarkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Ketika masyarakat Yahudi masih mempercayai dan menyembah roh-roh nenek moyang mereka dan kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi dewa, kata Hebrew yang dipakai untuk Tuhan pada mulanya Ilah, jamak dari kata Eloh, yaitu Elohim.
Meskipun dalam poin kedua dari sepuluh Firman Tuhan mengandung pengertian bahwa Tuhan bangsa Yahudi tidak dibatasi, dikurangi, atau disifati, tetapi dalam kitab-kitab Taurat, Tuhan tetap disifati dalam satu gambaran yang menyerupai sifat-sifat manusia (antropomofisme). Misalnya, Tuhan mempunyai bibir, lidah, tangan, dan lain-lain. Selain itu, Tuhan juga disifati antropopatisme yaitu menyamakan perasaan Tuhan dengan manusia (membenci, menertawakan, menyesal, dan sejenisnya).
b.     Konsep tentang penciptaan
Konsep penciptaan alam semesta beserta isinya menurut agama Yahudi disebutkan dalam kitab kejadian (Genesis), yang merupakan kitab pertama dari ajaran Yahudi. Dalam kitab ini dikisahkan bahwa pada awalnya, Tuhan menciptakan langit dan bumi dengan berkata, “Jadilah Terang”. Lalu terang itu jadi. Dalam masa 6 hari, Tuhan menciptakan langit, darat, laut, tumbuhan, matahari, bulan, serta binatang dan manusia. Kemudian, Tuhan kembali berkata, “Beranakcuculah dan bertambah banyak”. Pada hari ketujuh, Tuhan beristirahat dan menguduskannya sebagai hari Sabat.
c.      Konsep tentang manusia
Agama yahudi mempercayai bahwa kesempatan hidup di dunia terbatas. ibarat rerumputan yang tumbuh pada pagi hari dan sore hari dipotong habis dan lenyap tak berbekas. namun meskipun manusia sangat lemah, manusia memiliki derajat yang tinggi bahkan hampir sejajar dengan malaikat apabila ia menaati perintah Tuhannya.
Manusia dalam pandangan agama Yahudi:
1.      Manusia adalah makhluk yang memiliki dua sisi kelemahan dan keistimewaan
2.      Kehidupan manusia di dunia sangatlah hina jika dibandingkan kehidupan surgawi
3.      Manusia hidup di dunia sangat singkat
4.      Asal-usul manusia sebenarnya sangat mulia, namun manusia sering terperosok dalam jurang kehinaan
5.      Manusia adalah makhluk yang mempunyai kehendak bebas, sehingga ia dapat menentukan apa yang ia inginkan melalui usahanya.
Manusia menurut agama Yahudi adalah mereka yang berdominan di Bumi dan manusia memiliki sifat bertindak sesuai dengan inisiatfnya sendiri. Manusia memiliki kebebasan dalam gerak ruang dan waktu namun manusia tidak mampu mengubah kekuasaan Tuhan, artinya manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan mengadakan hubungan, cinta, dan kasih.

d.     Konsep tentang etika
Konsep etika dalam agama Yahudi banyak dijelaskan dalam kitab suci mereka, dalam kitab para rabbi juga dijelaskan beberapa konsep etiak sebagaimana berikut:
1.      Get the other guy before he gets you (pertahanan diri)
2.      Don’t take apity on your enemies (jangan kasihan pada musuh-musuhmu)
3.      Only take care of your own folks (jagalah sanak keluargamu)
Ketiga prinsip tersebut merupakan prinsip yang masih dipegang oleh sebagian besar penganut agama Yahudi. Jadi, secara umum menurut kaum Yahudi, etika merupakan aspek kunci non-literatur rabinik hukum, yang dikenal sebagai Aggadah.
e.      Konsep tentang eskatologi
Dalam Perjanjian Lama, konsep eskatologi terbentuk pada masa pembuangan yang dipelopori oleh Deutero-Yesaya dengan mengangkat topik utama berupa pengharapan akan datangnya zaman baru yang berbeda dengan sekarang. Dikatakan bahwa zaman ini adalah kegelapan  dan dikuasai oleh dosa, sedangkan zaman yang akan datang merupakan “zaman kemurahan” dan “hari keselamatan”.

2.1.3   Hari-hari Suci Agama Yahudi
1.      Hari Paskah
Perayaan pembebasan orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir


2.      Hari Perdamaian Besar
Hari kesepuluh bulan ketujuh (penanggalan Yahudi), pada hari ini semua orang harus berpuasa dan korban harus dilakukan untuk menghapus dosa.
3.      Hari Pentekosta
Hari kelimapuluh, yakni hari pesta panen.
4.      Hari Raya Pondok Daun
Hari raya pengumpulan hasil, yang dirayakan pada tanggal 15-22 bulan ketujuh kalender Yahudi.
5.      Hari Penebusan Dosa
Hari ini bernilai rohaniah bagi umat Yahudi yang jatuh pada akhir bulan keenam atau awal bulan ketujuh.
6.      Hari Bulan Baru
Hari ini dimana orang Yahudi merayakan dan mensucikan hari pertama pada tiap bulan, dirayakan dengan korban dan penjamuan makan bersama.
7.      Tahun Sabbath
Menurut kepercayaan Yahudi, selama tahun yang ketujuh tanah tidak boleh dikerjakan atau ditanam (semua orang harus istirahat).
Selain itu masih terdapat hari-hari besar dan suci lainnya, Tahun Yobel, Hari Raya Pembebasan Bait Suci, Hari Raya Purim, dan Hari Sabbath yakni hari khusus yang disediakan untuk beribadat kepada YaHoVeh, karena pada hari itulah Dia berhenti dari pekerjaannya menciptakan alam semesta ini. Pada hari itu umat Yahudi harus melakukan beberapa hal :
a.     Berhenti dari pekerjaan sehari-hari
b.     Tidak menyalakan api
c.      Mengadakan perjamuan kudus
d.     Mengadakan kurban dua kali biasa
e.      Mengadakan perbaruan roti berhadapan
Dan perlu diketahui bahwa tidak ada dosa yang paling besar (menurut mereka) melainkan dosa dari melanggar hari Sabbath ini. 
2.1.4 Kitab Suci Agama Yahudi
Kitab suci agama Yahudi diakui juga sebagai bagian dari kitab suci agama Kristen dengan nama Perjanjian Lama. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menjadi satu kitab suci dengan nama Bibel, yang didominasi dengan 75% Perjanjian Lama.
Menurut Encyclopedia Britannica, meskipun semua ajaran Yahudi berasal dari Taurat Ibrani, namun suatu kekeliruan jika mengira bahwa Yahudi berdasarkan Perjanjian Lama. Sebenarnya, Yahudi kontemporer berasal dari ajaran dan gerakan para rabbi pada abad I Masehi (era Palestina dan Babilonia). Oleh karena itu, penganut agama Yahudi meyakini bahwa Allah telah menurunkan kepada Musa dua kitab suci. Berikut kitab suci yang menjadi pedoman pengiku agama Yahudi:

1.      Taurat Tertulis
Nama lain dari Taurat tertulis ialah Taurat, Torah, Tanakh atau orang Kristen biasa menyebutnya dengan Perjanjian Lama (The Old Testament) dan bagi Yahudi ialah Bibel (Jewish Bibel). Mereka percaya bahwa Tanakh merupakan firman Allah yang didiktekan kepada Nabi Musa, lalu ia menuliskannya dalam dua lempeng batu, yang mana kejadiannya saat Musa menemui Allah di bukit Sinai selama 40 hari 40 malam.
Adapun isi Tanakh itu sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a.      Taurat
Taurat memiliki arti hukum atau pengajaran, dalam pengertian lebih sempit Taurat menunjuk pada lima kitab Musa, yaitu Genesis (kejadian), Eksodus (keluaran), Leviticus (Imamat), Numbers (bilangan) dan Deuteronomy (ulangan).
b.      Kitab Para Nabi (Nevi’im)
Dalam agama Yahudi , ada delapan kitab yang diberi nama sesuai para nama para nabi, diantaranya Yoshua, Hakim-hakim, Samuel I dan II, serta Raja-raja I dan II. Umat Yahudi sangat meyakini adanya banyak nabi. Adapun nabi-nabi mereka ialah orang-orang miskin yang datang dari Yudea, adapun keterangan lebih lanjut mengenai nabi-nabi mereka telah dibahas pada pembahasan sebelumnya.
c.       Sastra (Kethuvim)
Kitan sastra merupakan bagian terakhir dari Tanakh, kitab ini dianggap kurang bernilai dibanding dua kitab sebelumnya. Akan tetapi, didalam kitab ini berisi mazmur yang selalu digunakan untuk beribadah di Sinagoga.
Kitab ini berisikan,Tehillim (Psalms), Mishlei (Proverbs), Iyov (Job), Shir Ha-shirim (Song of Songs), Ruth, Eikhah, Qoheleth, Esther, Daniel, Ezra & Nechemiyah, dan Divrei Ha-Yamim.

2.      Taurat Lisan
Kitab kedua yang diyakini oleh penganut Yahudi ialah Taurat Lisan (Talmud), yang mana dapat diartikan sebagai ajaran atau pengetahuan. Setengah pertengahan abad ke-2 Masehi, Talmud ditetapkan sebagai kitab yang berisi hukum-hukum syari’at kaum Yahudi.[14]  Talmud sendiri terdiri dari dua komponen, yaitu:
a.      Mishnah
Mishnah merupakan versi utama karena ditransmisikan secara turun temurun, secara lisan dari nabi Musa ke Yosua, lalu kepada para tua, para nabi, sampai generasi great assembly yang dipimpin oleh Ezra, yakni sampai abad ke-2 M.
Seperti dinyatakan oleh orang-orang Yahudi, kitab Mishnah berasal dari Musa, dan diturunkan hingga 40 generasi sampai Judah hanasi sekitar tahun 190-250 SM. Secara hukum, bangsa Yahudi tidak dibenarkan menuliskan (membukukan) ajaran tersebut, selama kuil mereka masih berdiri sebagai markas besar Yahudi. Mishnah terdiri atas enam bagian yang disebut sedarim (orders), yang berarti undang-undang yang bersifat perintah, dan masing-masing sedarim terdiri atas beberapa masekhtot (tracates). Jumlah keseluruhan terdapat 63 masekhtot. Berikut 6 pembahasan singkat sedarim yang terdapat dalam kitab Mishnah:
1.      Zeraim, berisi pembahasan mengenai masalah pertanian yang terdiri atas 11 bab atau traktat.
2.      Moed, meliputi masalah lebaran dan puasa, terdiri atas 12 bab.
3.      Nashim (wanita), memuat undang-undang perkawinan, talak, serta nadzar dan yang bernadzar. Dalam bagian ini, terdapat 7 bab. Diantaranya, “abudah zarah” (mengabdi pada berhala).
4.      Nezekim (darurat), berisikan undang-undang perdata dan pidana, 10 bab.
5.    Kodashim (semua yang dikuduskan), tentang peraturan sembahyang dan penyembahan kepada Tuhan, 11 bab.
6.      Toharoth (menyucikan), peraturan tentang kesucian dan najis, 12 bab.  

b.      Gemara
Gemara memiliki arti “pelengkap” (completion). Bagian ini merupakan versi analisis atau pelengkap komplemen atau komentar terhadap Mishnah, karena baru muncul dengan versi yang berbeda-beda setelah generasi Great Assembly. Penulisan gemara diawali oleh dua orang putra Yudah Hanasi, yaitu Hakhom Gamaliel dan Hakhom Simeon. Kitab ini kemudian disusun kembali oleh Hakhom Ashi disebuah kota dekat sungai Eufrat, Sura, dari tahun 365-425 M.
Kitab Gemara baru terselesaikan penulisannya oleh Hakhom Akino (Labina). Penutup kitab ini ditulis oleh Hakhom Jose, yang pada akhir hayatnya mendapat gelar dari bangsa Yahudi sebagai pemberi perintah, sekitar tahun 498 M. tokoh-tokoh agama yahudi ayng mengikuti jejak Hakhom Jose ini diberi gelar pencetus ide, dan dianggap sebagai sumber hukum dari karya sebelumnya.
Selain beberapa kitab tersebut, masih ada sebuah kitab lainnya sejenis Mishnah yaitu Braitha. Kitab ini berisikan ajaran para tokoh agama Tanna’im yang hidup sesudah masa Yudah Hanasi. Untuk membedakan kitab Mishnah karya Yudah Hanasi dengan Braitha, karya Yudah Hanasi diberi nama Mathnithan (Our Mishnah).

2.1.5 Tempat Suci dan Ibadah Agama Yahudi
Umat Yahudi memiliki tiga tempat peribadatan yaitu:
1.      Bait Suci
Bait Allah (Bait Suci atau Kenish) merupakan pusat peribadatan bangsa Israel yang terletak di Bukit Bait Suci, Yerusalem. Tempat ini dibangun oleh Raja Solomo (Sulaiman) dan difungsikan untuk tempat beribadah sekaligus persembahan korban korbanot. Di Yerusalem sendiri terdapat dua tempat suci yaitu :
a.                 Bait Suci Salomo yang dibangun sekitar abad ke-10 SM (dihancurkan oleh bangsa Babel dibawah kepemimpinan Nebukadnezar pada tahun 586 SM)
b.                Bait Suci yang dibangun setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan di Babel (536 SM-515 SM)

2.      Sinagoga
Sinagoga dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah bagi pemeluk Yahudi yang tidak tinggal di Palestina. Sinagoge  (rumah ibadah orang Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, hal ini dikarenakan ukurannya yang lebih kecil dan didalamnya tidak terdapat tempat untuk pembakaran korban.

3.      Tembok Ratapan
Tempat ini merupakan salah satu tempat sacral bagi umat Yahudi, dalam arti tertentu dapat berperan sebagai pengganti Bait Suci. Di tempat ini pula mereka berkumpul untuk berdo’a sejak Bait Allah Kedua dihancurkan oleh Romawi (70 M). Tembok ini dibangun oleh Raja Herodes Agung (tahun 20 sebelum kelahiran Yesus Kristus), dalam Bahasa Ibrani disenut dengan HaKotel Ha’Ma’aravi yang berarti tembok sebelah barat.

2.1.6 Nabi-nabi Yahudi
Nabi-nabi Yahudi ialah mereka yang menyeru kembali ke jalan yang benar yaitu mematuhi ketentuan-ketentuan hukum Taurat yang diwariskan Musa. Dengan bersaksi kepada YeHoVah mereka memberi peringatan kepada Bani Israel tentang apa yang akan terjadi atas mereka. Nabi-nabi ini adalah orang-orang yang bijaksana dan hamper semuanya terdiri dari orang-orang miskin yang datang dari bukit Yudea.
Menurut Al-Qur’an semua nabi Israel adalah manusia pilihan yang berbudi pekerti mulia,dengan demikian jika diteliti maka yang tergolong nabi-nabi Yahudi ialah Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Musa, Harun, Daud dan Sulaeman. Bebarapa nabi yang dianggap nabi sejati oleh orang Yahudi adalah Isaiyah (Yesay), Yeremia, Ezekil dan Daniel, Amos, Obaya, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya dan Malekhi, Hagai, Zakaria, Elia, Natan dan Debora, sangking banyaknya merekapun menggolongkan nabi-nabi tersebut menjadi beberapa bagian; nabi-nabi yang dahulu dan nabi-nabi yang kemudian, atau nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil.

2.2 Praktik Keagamaan Dan Ritual Dalam Agama Yahudi
Untuk penebusan dosa-dosa mereka, umat Yahudi melakukan peribadatan  diantaranya:
1.      Sembahyang Tiga Kali Sehari
Penganut agama Yahudi melaksanakan sebanyak tiga kali sehari yakni, pagi (mulai terbit fajar sampai sepertiga siang), siang (setelah matahari condong ke barat smpai terbenam), dan malam (ketika malam tiba sampai terbitnya fajar).
Dalam pelaksanaannya boleh dilakukan sendiri ataupun berjama’ah, sedang tata caranya mirip dengan shalatnya orang islam. Didalamnya juga terdapat ruku’, sujud, dan menyimpan tangan di dada hanya saja yang dibaca adalah ayat-ayat Taurat dan Talmud.

2.      Ibadah Puasa
Menurut pendapat Yahudi, ibadah puasa hanya dijalankan pada saat berkabung, duka cita, dan kemalangan (Samuel I 13:13) disebutkan bahwa Nabi Daud menjalankan puasa 7 hari ketika putranya yang masih kecil sakit. Dalam agama Yahudi terdapat dua puasa utama dan empat puasa kecil yang merupakan bagian dari tahun Yahudi, ibadah puasa tersebut ialah:
a.        Puasa Utama
1.         Puasa Yom Kippur yaitu puasa hari perdamaian untuk penebusan setiap dosa selama setahun dan memulihkan jiwa agar kembali bersih.
2.         hisha B’Av, dilakukan untuk memperingati kekalahan kedua Kerajaan Yahudi atas Raja Babilonia (Nebukadnezar) pada tahun 586 SM.
Kedua puasa tersebut berlangsung selama 24 jam, dimulai sejak sebelum matahari terbenam sampai setelah matahari terbenam berikutnya. Puasa ini hukumnya wajib dan bagi orang yang melkasanakannya dilarang makan, minum, menyisir rambut, bahkan tidak boleh Mandi.
b.      Puasa Kecil
            Dilakukan untuk memperingati tragedy nasional (dari mulai fajar sampai malam) dan yang berpuasa diperbolehkan sarapan sebelum matahari terbit. Puasa kecil tersebut adalah sebagai berikut:
1.         Puasa gedalya, yaitu 3 bulan Tishri yang ditujukan untuk memperingati pembunuhan Gubernur Yahudi Israel.
2.         Puasa tebet, yaitu pada 10 bulan Tebet untuk memperingati peristiwa Holocaust dimana sejumlah enam juta orang Yahudi diklaim tewas.
3.         Puasa ester, yaitu pada 13 bulan Adar.
4.         Puasa tammuz, yaitu puasa pada 17 bulan Tammuz (hari diimana dinding Yerusalem dilanggar).

3.      Ibadah Korban
Ibadah korban terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

a.      Korban Perdamaian
Korban perdamaian merupakan korban yang dilakukan demi meminta perdamaian bagi dosa-dosa (yang tidak disengaja). Korban ini terdiri atas :
1.         Penghapusan dosa, korban yang dipersembahkan pada hari perdamaian besar untuk menebus dosa para imam dan segenap bangsa Israel.
2.         Penebusan dosa, korban ini mirip korban penghapusan dosa, hanya saja korban ini dilakukan oleh pencuri, tidak memenuhi syarat pada YeHoVeh, atau tidak membayar iuran kepada imam.
b.      Korban Pemujaan
Korban pemujaan terdiri atas:
1.         Korban bakaran, ketika pelaksanaan orang yang berkurban harus meletakkan tangannya di atas kepala korban sebagai tanda bahwa dia menyerahkan diri kepada YaHoVeh, dan sebagai gantinya binatang itu dibakar.
2.         Korban kesalamatan, sama halnya dengan persembahan korban bakaran hanya saja yang dibakar lemaknya.
3.         Korban sajian, korban ini terdiri atas tepung terbaik dicampur minyak dan beberapa roti yang tidak beragi.

c.       Korban Lain-lain
        1.          Korban perjanjian, yang dipersembahkan ketika mengadakan perjanjian di Gurun Sinai.
        2.          Korban pelantikan Imam, dilaksanakan ketika pelantikan Imam.
        3.          Korban cemburuan, dilakukan oleh suami yang menuduh istrinya berzina atau berkhianat.
        4.          Korban pembunuhan, dilakukan para tetua dari tempat terdekat orang yang terbunuh (pembunuhnya tidak diketahui).

2.3 Etika Dalam Agama Yahudi
     Dalam perjanjian lama terdapat tidak kurang 613 perintah terkait dengan tingkah laku manusia. Orang Yahudi percaya, bahwa tidak ada diantara mereka yang dapat disebut mencintai Tuhan jika tidak berpegang teguh kepada kebenaran, mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri, orang lain dalam hal ini yang dimaksud adalah golongan bani Israel. Umat Yahudi diperintahkan agar menjaga keselamatan makhluk (termasuk tanaman), dilarang saling mendengki, bahkan didalam Talmud lebih ditekankan lagi bahwa apabila seseorang mengacungkan tinju dan bahkan tidak sampai memukulnya adalah termasuk dosa.
Agama Yahudi juga menganjurkan untuk berbuat kebaikan, yang lebih dianjurkan adalah agar mengunjungi orang sakit, memberi makan fakir miskin, melayat, dan memberikan penghormatan terakhir pada seseorang yang telah meninggal dunia dan menghibur orang yang sedang berkabung. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kiranya tidak jauh berbeda dengan ajaran-ajarang yang terdapat pada agama lain. Akan tetapi, dewasa ini yang sedang bergejolak di dalam hati mereka adalah “Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, suci, berada diatas segala bangsa di dunia”, untuk itu seorang Yahudi yang hanya dilukai oleh lainnya (bukan Yahudi) terutama bangsa Arab, haruslah ditebus dengan berpuluh-puluh orang Arab.


           


















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                Setiap agama memiliki ajaran, kepercayaan, ritual, serta etika sesuai ajaran dari Tuhannya. Salah satunya adalah agama Yahudi yang meyakini bahwa sepuluh firman Tuhan merupakan ajaran Tuhan yang harus dilaksanakan oleh umat Yahudi. Mereka juga senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran dari kitab sucinya, melaksanakan ibadah di tempat suci, serta merayakan hari-hari suci dengan melakukan puasa dan  kurban.
            Selain memiliki ajaran dan kepercayaan, agama Yahudi juga mempunyai etika, baik etika dengan sesama manusia ataupun dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Dalam etikanya dengan manusia, umat Yahudi harus mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri. sementara itu etikanya dengan sesama makhluk adalah umat Yahudi diperintahkan agar menjaga keselamatan makhluk (termasuk tanaman),





  
















DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar