ILMU PERBANDINGAN
AGAMA
Agama
Yahudi
Dosen Pengampu:
Untung Suhardi, S.Pd.H, M.Fil.H
Oleh:
Eni Kusti Rahayu
I Wayan Aditya
Nugraha
Wisnu Oka Wirawan
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU
DHARMA NUSANTARA
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Om swastyastu
Puji syukur kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang
Widi Wasa atas Asungkerta
Waranugraha-Nya, tugas makalah mata
kuliah Ilmu Perbandingan Agama dengan judul Agama
Yahudi ini bisa
terselesaikan. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
terkait dalam pembuatan makalah ini, diantaranya, Bapak Untung Suhardi, S.Pd.H,
M.Fil.H sebagai dosen pengampu mata kuliah Ilmu Perbandingan Agama, teman-teman
dikelas yang telah memberikan kami dukungan, dan semua pihak yang tidak bisa
kami sebutkan satu per satu yang terkait dalam menyediakan sarana dan prasarana
guna mempermudah pencarian literatur untuk makalah kami.
Makalah yang kami buat ini sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga
kritik dan saran bagi pembaca sangat diharapkan guna dijadikan pembelajaran
pada pembuatan makalah yang akan datang. Terima kasih atas partisipasi dan
perhatian para pembaca, semoga semua isi yang ada dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi bembaca.
Om santi, santi, santi Om.
Jakarta, September 2018
Penulis
i
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah..................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Kepercayaan dalam Agama Yahudi............................... 3
2.2 Praktik Keagamaan dan Ritual dalam Agama
Yahudi.............. 13
2.3 Etika dalam Agama Yahudi....................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Agama
Yahudi adalah agama yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Musa, yang diajarkan kepada
bani Israel dengan Taurat sebagai kitab sucinya yang esensinya terletak pada
perintah sepuluh Tuhan. Sejarah agama ini, tentu dimulai pula dari Musa. Nabi
Musa dilahirkan di Mesir pada tahun 1593 sebelum Masehi. Ayah ibunya berasal
dari suku Lewi, salah satu suku yang dinasabkan kepada salah seorang putra
Ya’qub dengan istrinya Liah.
Beliau
semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa dan diangkat Tuhan menjadi Nabi, Nabi
Musa juga menyaksikan secara langsung bagaimana nasib kaum Israel hidup di
Mesir. Bekerja sebagai budak yang tertindas. Melihat penderitaan bangsa ini,
Musa berjuang, membawa mereka keluar dari kegelapan hidup dalam penindasan,
berpindah ke negeri yang telah dijanjikan untuk mereka. Tugas menyelamatkan
bangsa ini , dilaksanakan oleh musa dengan baik, karena itulah tugas yang
diberikan oleh Tuhan dalam firman-firmanya yang diterima Musa, setelah Dia
mengetahui keadaan kaum ini.
Sepeninggalan
Musa bani Israel melupakan Tuhannya (Yehovah) kembali. Mereka mulai memuja
patung anak lembu emas lagi yang mereka buat sendiri. Karena pelanggaran ini,
mereka harus menanggung kepahitan hidup mengembara lagi selama 40 tahun
dipadang tandus. Musa, nabi besarnya meninggal dunia sebelum dapat memimpin
kaumnya memasuki negeri yang dijanjikan itu sebab sebagian yang dikatakan oleh
seorang penulis Yahudi “meraka belum siap memasuki negeri itu, dan negeri
itupun belum sedia menerima mereka”.
Akhirnya
umat Yahudi berhasil memasuki kanaan di bawah Yoshua, setelah lebih dahulu
memerangi penduduk daerah Arab selama beberapa tahun. Setelah Yoshua
meninggal, umat Israel kembali lagi meninggalkan ajaran Musa, dan mulai
menyembah Baal dan Astartes, unsur-unsur ketuhanan bangsa kanaan. Atau mereka
mulai membayangkan Tuhan, Yehovah untuk dilambangkan sebagai ular. Tapi
pelambangan ini segera dihancurkan oleh Yehezekil. Ditempat lain Yehovah
disembah dalam bentuk anak sapi. Peti buatan musa bersama umatnya diangkat
kemana-mana dianggap sebagai salah satu tempat atau alat untuk disembah yang
paling penting
Dalam makalah ini, kami akan membahas beberapa
hal yang berkaitan dengan agama Yahudi, mulai dari ajaran agama Yahudi,
Kepercayaan dalam agama Yahudi, praktik keagamaan dan ritual agama Yahudi,
Kitab Agama Yahudi, Hari Suci dalam Yahudi, tempat suci dalam Yahudi, sampai
dengan konsep etika dalam agama Yahudi.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah sistem kepercayaan dalam agama
Yahudi?
2. Bagaimanakah praktik keagamaan dan ritual
dalam agama Yahudi?
3. Bagaimanakah etika dalam agama Yahudi?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui sistem kepercayaan dalam
agama Yahudi
2. Untuk mengetahui praktik keagamaan dan ritual
dalam agama Yahudi
3. Untuk mengetahui etika dalam agama Yahudi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Kepercayaan Dalam Agama Yahudi
Menurut
kitab Perjanjian Lama, Tuhan telah melakukan dialog langsung dengan Musa. Pada
waktu Musa masih di Mesir, dia sudah menerima perintah-perintah Tuhan dan
mu’jizat-mu’jizat. Setelah keluar dari sana, inti ajaran Yahudi diturunkan
kepada Musa di gunung Tursina (tentang “Sepuluh Firman Tuhan”). Pada masa ini
pula ditetapkan ajaran-ajaran yang berhubungan dengan upacara-upacara seperti
puasa, korban, sembahyang dan lain-lain.
2.1.1. Ajaran tentang Tuhan
1. YeHoVah
sebagai Tuhan
Dalam naskah Ibrani, nama Tuhan ditulis
dengan 4 huruf mati (YHWH), karena dianggap terlalu suci maka umat Yahudi
menggantinya dengan (edoney) selanjutnya huruf mati yang sudah ada ditambah
dengan huruf-huruf hidup “e-o-a” sehingga bacaannya menjadi “YeHoVa”.
2. YeHoVah
sebelum Haikal Sulaiman Berdiri
Fase
pertama, mereka tidak menghiraukan seruan Nabi Musa untuk menyembah YeHoVaH
sebagai satu – satunya Tuhan. Akan tetapi, mereka justru menyembah anak lembu
dan ular yang dianggap suci. Fase ini terjadi ketika Bani Israel dipimpin oleh
Nabi Daud.
3. YeHoVah
pada Waktu Haikal
Pada masa
ini, mereka ( Yahudi Israel ) menganggap bahwa YeHoVaH tidak banyak bedanya
dengan batu – batu berhala atau patung – patung, sebab disitulah tempat
bertumpunya semua roh dan disitu pula tempat mempersembahkan korban
penyembelihan dan juga tempat terpancangnya kepala anak lembu.
4. YeHoVah
sesudah Haikal
Umat Yahudi
pada masa ini tetap saja seperti masa – masa sebelumnya. Ketika Yesaya menyeru
kepada mereka untuk meng-Esakan Tuhan, sedikit sekali diantara mereka yang
mendengarkannya. Yang terjadi justru mereka menuduh Yesaya sebagai pengkhianat
( bersekutu dengan Raja Cyrus, Raja Persi ). Sepanjang masa sejarahnya, umat
Yahudi Israel tidak pernah menyembah Tuhan Yang Maha Esa seperti yang diajarkan
oleh para nabinya.
5. Perjanjian
YeHoVah
Perjanjian yang dimaksud disini adalah “ikatan antara
YeHoVah dengan bani Israel yang berakar dalam kesetiaan YeHoVah”. Perjanjian
ini bersifat sangat eksklusif, artinya orang Israel tidak boleh menyembah Ilah
yang lain disamping YeHoVah dan sebaliknya Israel oleh Tuhan akan dijadikan
bangsa pilihannya.
6. Pilihan
YeHoVah
Ada anggapan bahwa agama Yahudi terdiri dari dua asas pokok, yaitu keEsaan Tuhan dan
terpilihnya Bangsa Israel. Hal ini tercantum dalam Kitab Imamat Lew 20 : 24 –
26 :
“ Aku inilah Tuhan Allahmu, yang
telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa yang lain. Maka, hendaklah kamu
menjadi suci bagi – Ku, karena Aku ini Tuhan Yang Maha Suci adanya, maka Aku
telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa yang lain itu, supaya kamu
menjadi umat – Ku “. Dan dalam Kitab Ulangan 7 : 6 –
8 :
“ Sesungguhnya engkau wahai
Israel, adalah bangsa yang suci bagi YeHoVaH, Tuhanmu. Engkau telah menjadi
pilihan utama YeHoVaH, Tuhanmu, agar engkau menjadi bangsa yang utama daripada
bangsa lain di muka bumi ini. Tuhan berdampingan dengan kamu dan telah memilih
kamu “.
2.1.2 Konsep Kepercayaan
Inti ajaran agama Yahudi
dikenal dengan “Sepuluh Firman Tuhan” (Ten Commandments atau Decalogue). Kesepuluh
ajaran Tuhan tersebut diterima oleh nabi Musa di bukit Sinai (Tursina) langsung
dari Tuhan. Menurut Louis Finkestein, editor buku The Jews, Trier
Religion and Culture,firman Tuhan itu oleh Musa langsung ditulis di atas
sobekan kulit-kulit binatang atau di atas batu. Sepuluh firman tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Aku adalah Tuhanmu yang kamu sembah, yang
telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari rumah belenggu, kamu
tidak mempunyai Tuhan lain kecuali aku.
2. Kamu tidak boleh membuat persamaan atau
menyatakan segala sesuatu yang ada di langit sebelah atas, atau di atas bumi,
atau apa-apa yang ada di dalam air, di bawah bumi, dengan Tuhanmu.
3. Kamu tidak boleh menyia-nyiakan nama Tuhanmu
(menyebut Tuhanmu dengan sia-sia).
4. Ingatlah hari Sabat, untuk disucikannya.
5. Hormatilah ayah dan ibumu.
6. Kamu dilarang membunuh.
7. Kamu dilarang mencuri.
8. Kamu dilarang bersaksi palsu.
9. Kamu dilarang berbuat zina.
10. Kamu dilarang bernafsu loba-tamak terhadap
milik orang lain.
Dari
keseluruhan Firman Tuhan diatas, didalamnya sudah terkandung aspek akidah,
ibadah, syari’ah, hukum, dan etika agama Yahudi. Berikut uraian beberapa system
kepercayaan agama Yahudi berdasarkan kitab mereka :
a. Konsep
Ketuhanan
Dalam
sejarahnya, agama Yahudi merupakan agama pertama yang mengajarkan bahwa Tuhan
ialah Esa berdasarkan kitab Taurat yang diwahyukan tuhan kepada Musa. Dan
keesaan Tuhan ini diyakini sudah diajarkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Ketika
masyarakat Yahudi masih mempercayai dan menyembah roh-roh nenek moyang mereka
dan kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi dewa, kata Hebrew yang dipakai
untuk Tuhan pada mulanya Ilah, jamak dari kata Eloh, yaitu Elohim.
Meskipun
dalam poin kedua dari sepuluh Firman Tuhan mengandung pengertian bahwa Tuhan
bangsa Yahudi tidak dibatasi, dikurangi, atau disifati, tetapi dalam
kitab-kitab Taurat, Tuhan tetap disifati dalam satu gambaran yang menyerupai
sifat-sifat manusia (antropomofisme). Misalnya, Tuhan mempunyai bibir, lidah,
tangan, dan lain-lain. Selain itu, Tuhan juga disifati antropopatisme yaitu
menyamakan perasaan Tuhan dengan manusia (membenci, menertawakan, menyesal, dan
sejenisnya).
b.
Konsep
tentang penciptaan
Konsep
penciptaan alam semesta beserta isinya menurut agama Yahudi disebutkan dalam
kitab kejadian (Genesis), yang merupakan kitab pertama dari ajaran Yahudi.
Dalam kitab ini dikisahkan bahwa pada awalnya, Tuhan menciptakan langit dan
bumi dengan berkata, “Jadilah Terang”. Lalu terang itu jadi. Dalam masa 6 hari,
Tuhan menciptakan langit, darat, laut, tumbuhan, matahari, bulan, serta
binatang dan manusia. Kemudian, Tuhan kembali berkata, “Beranakcuculah dan
bertambah banyak”. Pada hari ketujuh, Tuhan beristirahat dan menguduskannya
sebagai hari Sabat.
c.
Konsep tentang manusia
Agama
yahudi mempercayai bahwa kesempatan hidup di dunia terbatas. ibarat rerumputan
yang tumbuh pada pagi hari dan sore hari dipotong habis dan lenyap tak
berbekas. namun meskipun manusia sangat lemah, manusia memiliki derajat yang
tinggi bahkan hampir sejajar dengan malaikat apabila ia menaati perintah
Tuhannya.
Manusia
dalam pandangan agama Yahudi:
1.
Manusia adalah makhluk yang memiliki dua sisi
kelemahan dan keistimewaan
2.
Kehidupan manusia di dunia sangatlah hina
jika dibandingkan kehidupan surgawi
3.
Manusia hidup di dunia sangat singkat
4.
Asal-usul manusia sebenarnya sangat mulia,
namun manusia sering terperosok dalam jurang kehinaan
5.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai
kehendak bebas, sehingga ia dapat menentukan apa yang ia inginkan melalui usahanya.
Manusia menurut agama
Yahudi adalah mereka yang berdominan di Bumi dan manusia memiliki sifat
bertindak sesuai dengan inisiatfnya sendiri. Manusia memiliki kebebasan dalam
gerak ruang dan waktu namun manusia tidak mampu mengubah kekuasaan Tuhan, artinya
manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan mengadakan hubungan, cinta, dan
kasih.
d.
Konsep
tentang etika
Konsep
etika dalam agama Yahudi banyak dijelaskan dalam kitab suci mereka, dalam kitab
para rabbi juga dijelaskan beberapa konsep etiak sebagaimana berikut:
1.
Get the other guy before he gets you
(pertahanan diri)
2.
Don’t take apity on your enemies (jangan
kasihan pada musuh-musuhmu)
3.
Only take care of your own folks (jagalah
sanak keluargamu)
Ketiga prinsip tersebut
merupakan prinsip yang masih dipegang oleh sebagian besar penganut agama
Yahudi. Jadi, secara umum menurut kaum Yahudi, etika merupakan aspek kunci
non-literatur rabinik hukum, yang dikenal sebagai Aggadah.
e.
Konsep
tentang eskatologi
Dalam
Perjanjian Lama, konsep eskatologi terbentuk pada masa pembuangan yang
dipelopori oleh Deutero-Yesaya dengan mengangkat topik utama berupa pengharapan
akan datangnya zaman baru yang berbeda dengan sekarang. Dikatakan bahwa zaman
ini adalah kegelapan dan dikuasai oleh dosa, sedangkan zaman yang
akan datang merupakan “zaman kemurahan” dan “hari keselamatan”.
2.1.3
Hari-hari Suci Agama Yahudi
1. Hari
Paskah
Perayaan pembebasan
orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir
2. Hari
Perdamaian Besar
Hari kesepuluh bulan
ketujuh (penanggalan Yahudi), pada hari ini semua orang harus berpuasa dan
korban harus dilakukan untuk menghapus dosa.
3. Hari
Pentekosta
Hari kelimapuluh, yakni
hari pesta panen.
4. Hari
Raya Pondok Daun
Hari raya pengumpulan
hasil, yang dirayakan pada tanggal 15-22 bulan ketujuh kalender Yahudi.
5. Hari
Penebusan Dosa
Hari ini bernilai rohaniah
bagi umat Yahudi yang jatuh pada akhir bulan keenam atau awal bulan ketujuh.
6. Hari
Bulan Baru
Hari ini dimana orang
Yahudi merayakan dan mensucikan hari pertama pada tiap bulan, dirayakan dengan
korban dan penjamuan makan bersama.
7. Tahun
Sabbath
Menurut kepercayaan Yahudi,
selama tahun yang ketujuh tanah tidak boleh dikerjakan atau ditanam (semua
orang harus istirahat).
Selain
itu masih terdapat hari-hari besar dan suci lainnya, Tahun Yobel, Hari Raya
Pembebasan Bait Suci, Hari Raya Purim, dan Hari Sabbath yakni hari khusus yang
disediakan untuk beribadat kepada YaHoVeh, karena pada hari itulah Dia berhenti
dari pekerjaannya menciptakan alam semesta ini. Pada hari itu umat Yahudi harus
melakukan beberapa hal :
a.
Berhenti dari pekerjaan sehari-hari
b.
Tidak menyalakan api
c.
Mengadakan perjamuan kudus
d.
Mengadakan kurban dua kali biasa
e.
Mengadakan perbaruan roti berhadapan
Dan perlu diketahui bahwa
tidak ada dosa yang paling besar (menurut mereka) melainkan dosa dari melanggar
hari Sabbath ini.
2.1.4 Kitab Suci Agama
Yahudi
Kitab
suci agama Yahudi diakui juga sebagai bagian dari kitab suci agama Kristen
dengan nama Perjanjian Lama. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menjadi satu
kitab suci dengan nama Bibel, yang didominasi dengan 75% Perjanjian Lama.
Menurut
Encyclopedia Britannica, meskipun semua ajaran Yahudi berasal dari Taurat
Ibrani, namun suatu kekeliruan jika mengira bahwa Yahudi berdasarkan Perjanjian
Lama. Sebenarnya, Yahudi kontemporer berasal dari ajaran dan gerakan para rabbi
pada abad I Masehi (era Palestina dan Babilonia). Oleh karena itu, penganut
agama Yahudi meyakini bahwa Allah telah menurunkan kepada Musa dua kitab suci.
Berikut kitab suci yang menjadi pedoman pengiku agama Yahudi:
1. Taurat
Tertulis
Nama
lain dari Taurat tertulis ialah Taurat, Torah, Tanakh atau orang Kristen biasa
menyebutnya dengan Perjanjian Lama (The Old Testament) dan bagi Yahudi ialah
Bibel (Jewish Bibel). Mereka percaya bahwa Tanakh merupakan firman Allah yang
didiktekan kepada Nabi Musa, lalu ia menuliskannya dalam dua lempeng batu, yang
mana kejadiannya saat Musa menemui Allah di bukit Sinai selama 40 hari 40
malam.
Adapun
isi Tanakh itu sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Taurat
Taurat
memiliki arti hukum atau pengajaran, dalam pengertian lebih sempit Taurat
menunjuk pada lima kitab Musa, yaitu Genesis (kejadian), Eksodus (keluaran),
Leviticus (Imamat), Numbers (bilangan) dan Deuteronomy (ulangan).
b. Kitab
Para Nabi (Nevi’im)
Dalam
agama Yahudi , ada delapan kitab yang diberi nama sesuai para nama para nabi,
diantaranya Yoshua, Hakim-hakim, Samuel I dan II, serta Raja-raja I dan II.
Umat Yahudi sangat meyakini adanya banyak nabi. Adapun nabi-nabi mereka
ialah orang-orang miskin yang datang dari Yudea, adapun keterangan lebih lanjut
mengenai nabi-nabi mereka telah dibahas pada pembahasan sebelumnya.
c. Sastra
(Kethuvim)
Kitan
sastra merupakan bagian terakhir dari Tanakh, kitab ini dianggap kurang
bernilai dibanding dua kitab sebelumnya. Akan tetapi, didalam kitab ini berisi
mazmur yang selalu digunakan untuk beribadah di Sinagoga.
Kitab
ini berisikan,Tehillim (Psalms), Mishlei (Proverbs), Iyov (Job), Shir Ha-shirim
(Song of Songs), Ruth, Eikhah, Qoheleth, Esther, Daniel, Ezra & Nechemiyah,
dan Divrei Ha-Yamim.
2. Taurat
Lisan
Kitab
kedua yang diyakini oleh penganut Yahudi ialah Taurat Lisan (Talmud), yang mana
dapat diartikan sebagai ajaran atau pengetahuan. Setengah pertengahan abad ke-2
Masehi, Talmud ditetapkan sebagai kitab yang berisi hukum-hukum syari’at kaum
Yahudi.[14] Talmud sendiri terdiri dari
dua komponen, yaitu:
a. Mishnah
Mishnah
merupakan versi utama karena ditransmisikan secara turun temurun, secara lisan
dari nabi Musa ke Yosua, lalu kepada para tua, para nabi, sampai generasi great
assembly yang dipimpin oleh Ezra, yakni sampai abad ke-2 M.
Seperti dinyatakan oleh
orang-orang Yahudi, kitab Mishnah berasal dari Musa, dan diturunkan hingga 40
generasi sampai Judah hanasi sekitar tahun 190-250 SM. Secara hukum, bangsa
Yahudi tidak dibenarkan menuliskan (membukukan) ajaran tersebut, selama kuil
mereka masih berdiri sebagai markas besar Yahudi. Mishnah terdiri atas enam
bagian yang disebut sedarim (orders), yang berarti undang-undang yang bersifat
perintah, dan masing-masing sedarim terdiri atas beberapa masekhtot (tracates).
Jumlah keseluruhan terdapat 63 masekhtot. Berikut 6 pembahasan singkat sedarim
yang terdapat dalam kitab Mishnah:
1. Zeraim,
berisi pembahasan mengenai masalah pertanian yang terdiri atas 11 bab atau
traktat.
2. Moed,
meliputi masalah lebaran dan puasa, terdiri atas 12 bab.
3. Nashim
(wanita), memuat undang-undang perkawinan, talak, serta nadzar dan yang
bernadzar. Dalam bagian ini, terdapat 7 bab. Diantaranya, “abudah zarah”
(mengabdi pada berhala).
4. Nezekim
(darurat), berisikan undang-undang perdata dan pidana, 10 bab.
5. Kodashim
(semua yang dikuduskan), tentang peraturan sembahyang dan penyembahan kepada
Tuhan, 11 bab.
6. Toharoth
(menyucikan), peraturan tentang kesucian dan najis, 12 bab.
b. Gemara
Gemara
memiliki arti “pelengkap” (completion). Bagian ini merupakan versi analisis
atau pelengkap komplemen atau komentar terhadap Mishnah, karena baru muncul
dengan versi yang berbeda-beda setelah generasi Great Assembly. Penulisan
gemara diawali oleh dua orang putra Yudah Hanasi, yaitu Hakhom Gamaliel dan
Hakhom Simeon. Kitab ini kemudian disusun kembali oleh Hakhom Ashi disebuah
kota dekat sungai Eufrat, Sura, dari tahun 365-425 M.
Kitab
Gemara baru terselesaikan penulisannya oleh Hakhom Akino (Labina). Penutup
kitab ini ditulis oleh Hakhom Jose, yang pada akhir hayatnya mendapat gelar
dari bangsa Yahudi sebagai pemberi perintah, sekitar tahun 498 M. tokoh-tokoh
agama yahudi ayng mengikuti jejak Hakhom Jose ini diberi gelar pencetus ide,
dan dianggap sebagai sumber hukum dari karya sebelumnya.
Selain
beberapa kitab tersebut, masih ada sebuah kitab lainnya sejenis Mishnah yaitu
Braitha. Kitab ini berisikan ajaran para tokoh agama Tanna’im yang hidup
sesudah masa Yudah Hanasi. Untuk membedakan kitab Mishnah karya Yudah Hanasi
dengan Braitha, karya Yudah Hanasi diberi nama Mathnithan (Our Mishnah).
2.1.5 Tempat Suci dan
Ibadah Agama Yahudi
Umat
Yahudi memiliki tiga tempat peribadatan yaitu:
1. Bait
Suci
Bait
Allah (Bait Suci atau Kenish) merupakan pusat peribadatan bangsa Israel yang
terletak di Bukit Bait Suci, Yerusalem. Tempat ini dibangun oleh Raja Solomo
(Sulaiman) dan difungsikan untuk tempat beribadah sekaligus persembahan
korban korbanot. Di Yerusalem sendiri terdapat dua
tempat suci yaitu :
a.
Bait Suci Salomo yang dibangun sekitar abad
ke-10 SM (dihancurkan oleh bangsa Babel dibawah kepemimpinan Nebukadnezar pada
tahun 586 SM)
b.
Bait Suci yang dibangun setelah bangsa Yehuda
kembali dari pembuangan di Babel (536 SM-515 SM)
2. Sinagoga
Sinagoga
dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah bagi pemeluk Yahudi yang
tidak tinggal di Palestina. Sinagoge (rumah ibadah orang Yahudi)
tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, hal ini dikarenakan
ukurannya yang lebih kecil dan didalamnya tidak terdapat tempat untuk
pembakaran korban.
3. Tembok
Ratapan
Tempat
ini merupakan salah satu tempat sacral bagi umat Yahudi, dalam arti tertentu
dapat berperan sebagai pengganti Bait Suci. Di tempat ini pula mereka berkumpul
untuk berdo’a sejak Bait Allah Kedua dihancurkan oleh Romawi (70 M). Tembok ini
dibangun oleh Raja Herodes Agung (tahun 20 sebelum kelahiran Yesus Kristus),
dalam Bahasa Ibrani disenut dengan HaKotel Ha’Ma’aravi yang berarti tembok
sebelah barat.
2.1.6
Nabi-nabi Yahudi
Nabi-nabi
Yahudi ialah mereka yang menyeru kembali ke jalan yang benar yaitu mematuhi
ketentuan-ketentuan hukum Taurat yang diwariskan Musa. Dengan bersaksi kepada
YeHoVah mereka memberi peringatan kepada Bani Israel tentang apa yang akan
terjadi atas mereka. Nabi-nabi ini adalah orang-orang yang bijaksana dan
hamper semuanya terdiri dari orang-orang miskin yang datang dari bukit Yudea.
Menurut
Al-Qur’an semua nabi Israel adalah manusia pilihan yang berbudi pekerti
mulia,dengan demikian jika diteliti maka yang tergolong nabi-nabi Yahudi ialah
Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Musa, Harun, Daud dan Sulaeman. Bebarapa nabi
yang dianggap nabi sejati oleh orang Yahudi adalah Isaiyah (Yesay), Yeremia,
Ezekil dan Daniel, Amos, Obaya, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya dan
Malekhi, Hagai, Zakaria, Elia, Natan dan Debora, sangking banyaknya merekapun
menggolongkan nabi-nabi tersebut menjadi beberapa bagian; nabi-nabi yang dahulu
dan nabi-nabi yang kemudian, atau nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil.
2.2 Praktik Keagamaan Dan Ritual Dalam Agama
Yahudi
Untuk
penebusan dosa-dosa mereka, umat Yahudi melakukan
peribadatan diantaranya:
1. Sembahyang Tiga Kali Sehari
Penganut
agama Yahudi melaksanakan sebanyak tiga kali sehari yakni, pagi (mulai terbit
fajar sampai sepertiga siang), siang (setelah matahari condong ke barat smpai
terbenam), dan malam (ketika malam tiba sampai terbitnya fajar).
Dalam
pelaksanaannya boleh dilakukan sendiri ataupun berjama’ah, sedang tata caranya
mirip dengan shalatnya orang islam. Didalamnya juga terdapat ruku’, sujud, dan
menyimpan tangan di dada hanya saja yang dibaca adalah ayat-ayat Taurat dan
Talmud.
2. Ibadah Puasa
Menurut
pendapat Yahudi, ibadah puasa hanya dijalankan pada saat berkabung, duka cita,
dan kemalangan (Samuel I 13:13) disebutkan bahwa Nabi Daud menjalankan puasa 7
hari ketika putranya yang masih kecil sakit. Dalam agama Yahudi terdapat dua
puasa utama dan empat puasa kecil yang merupakan bagian dari tahun Yahudi,
ibadah puasa tersebut ialah:
a. Puasa Utama
1.
Puasa Yom Kippur yaitu puasa hari perdamaian
untuk penebusan setiap dosa selama setahun dan memulihkan jiwa agar kembali
bersih.
2.
hisha B’Av, dilakukan untuk memperingati
kekalahan kedua Kerajaan Yahudi atas Raja Babilonia (Nebukadnezar) pada tahun
586 SM.
Kedua puasa tersebut
berlangsung selama 24 jam, dimulai sejak sebelum matahari terbenam sampai
setelah matahari terbenam berikutnya. Puasa ini hukumnya wajib dan bagi orang
yang melkasanakannya dilarang makan, minum, menyisir rambut, bahkan tidak boleh
Mandi.
b. Puasa Kecil
Dilakukan
untuk memperingati tragedy nasional (dari mulai fajar sampai malam) dan yang
berpuasa diperbolehkan sarapan sebelum matahari terbit. Puasa kecil tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Puasa gedalya, yaitu 3 bulan Tishri yang
ditujukan untuk memperingati pembunuhan Gubernur Yahudi Israel.
2.
Puasa tebet, yaitu pada 10 bulan Tebet untuk
memperingati peristiwa Holocaust dimana sejumlah enam juta orang Yahudi diklaim
tewas.
3.
Puasa ester, yaitu pada 13 bulan Adar.
4.
Puasa tammuz, yaitu puasa pada 17 bulan
Tammuz (hari diimana dinding Yerusalem dilanggar).
3. Ibadah Korban
Ibadah korban terbagi
menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Korban Perdamaian
Korban
perdamaian merupakan korban yang dilakukan demi meminta perdamaian bagi
dosa-dosa (yang tidak disengaja). Korban ini terdiri atas :
1.
Penghapusan dosa, korban yang dipersembahkan
pada hari perdamaian besar untuk menebus dosa para imam dan segenap bangsa
Israel.
2.
Penebusan dosa, korban ini mirip korban
penghapusan dosa, hanya saja korban ini dilakukan oleh pencuri, tidak memenuhi
syarat pada YeHoVeh, atau tidak membayar iuran kepada imam.
b. Korban Pemujaan
Korban pemujaan terdiri
atas:
1.
Korban bakaran, ketika pelaksanaan orang yang
berkurban harus meletakkan tangannya di atas kepala korban sebagai tanda bahwa
dia menyerahkan diri kepada YaHoVeh, dan sebagai gantinya binatang itu dibakar.
2.
Korban kesalamatan, sama halnya dengan
persembahan korban bakaran hanya saja yang dibakar lemaknya.
3.
Korban sajian, korban ini terdiri atas tepung
terbaik dicampur minyak dan beberapa roti yang tidak beragi.
c. Korban
Lain-lain
1.
Korban perjanjian, yang dipersembahkan ketika
mengadakan perjanjian di Gurun Sinai.
2.
Korban pelantikan Imam, dilaksanakan ketika
pelantikan Imam.
3.
Korban cemburuan, dilakukan oleh suami yang
menuduh istrinya berzina atau berkhianat.
4.
Korban pembunuhan, dilakukan para tetua dari
tempat terdekat orang yang terbunuh (pembunuhnya tidak diketahui).
2.3 Etika Dalam Agama Yahudi
Dalam perjanjian lama
terdapat tidak kurang 613 perintah terkait dengan tingkah laku
manusia. Orang Yahudi percaya, bahwa tidak ada diantara mereka yang dapat disebut
mencintai Tuhan jika tidak berpegang teguh kepada kebenaran, mencintai orang
lain sebagaimana mencintai diri sendiri, orang lain dalam hal ini yang dimaksud
adalah golongan bani Israel. Umat Yahudi diperintahkan agar menjaga keselamatan
makhluk (termasuk tanaman), dilarang saling mendengki, bahkan didalam Talmud
lebih ditekankan lagi bahwa apabila seseorang mengacungkan tinju dan bahkan
tidak sampai memukulnya adalah termasuk dosa.
Agama
Yahudi juga menganjurkan untuk berbuat kebaikan, yang lebih dianjurkan adalah
agar mengunjungi orang sakit, memberi makan fakir miskin, melayat, dan
memberikan penghormatan terakhir pada seseorang yang telah meninggal dunia dan
menghibur orang yang sedang berkabung. Dari keterangan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kiranya tidak jauh berbeda dengan ajaran-ajarang yang
terdapat pada agama lain. Akan tetapi, dewasa ini yang sedang bergejolak di
dalam hati mereka adalah “Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, suci, berada
diatas segala bangsa di dunia”, untuk itu seorang Yahudi yang hanya
dilukai oleh lainnya (bukan Yahudi) terutama bangsa Arab, haruslah ditebus
dengan berpuluh-puluh orang Arab.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap agama memiliki ajaran, kepercayaan,
ritual, serta etika sesuai ajaran dari Tuhannya. Salah satunya adalah agama
Yahudi yang meyakini bahwa sepuluh firman Tuhan merupakan ajaran Tuhan yang
harus dilaksanakan oleh umat Yahudi. Mereka juga senantiasa melaksanakan
ajaran-ajaran dari kitab sucinya, melaksanakan ibadah di tempat suci, serta
merayakan hari-hari suci dengan melakukan puasa dan kurban.
Selain
memiliki ajaran dan kepercayaan, agama Yahudi juga mempunyai etika, baik etika
dengan sesama manusia ataupun dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Dalam
etikanya dengan manusia, umat Yahudi harus mencintai orang lain
sebagaimana mencintai diri sendiri. sementara itu etikanya dengan sesama
makhluk adalah umat Yahudi diperintahkan agar menjaga keselamatan makhluk
(termasuk tanaman),
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar