Senin, 19 Maret 2018

Makalah Bhagavad Gita bab 7 & 8

BHAGAVAD GITA

INTI AJARAN BHAGAVAD GITA  BAB  VII & VIII

Dosen Pengampu:
I Made Biasa, S.Ag.,M.Fil.H

Oleh:
Eni Kusti Rahayu
Sundari Janur Anggita
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU
DHARMA NUSANTARA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Om swastyastu,
            Pertama- tama patutlah kita menghaturkan angayubhagia ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas waranugrahaNya, penyusun mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas Bhagavad gita. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun berkat bantuan dosen , doa orang tua, serta dorongan dari teman-teman, sehingga kendala yang penulis hadapi bisa teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang intisari ajaran bhagavad gita bab VII dan  VIII yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi dan berita.
            Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran dan pengetahuan kepada pembaca, khususnya mahasiswa dan akademisi di Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, karena pengalaman yang kami miliki masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis berharap kepada dosen pembimbing dan para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, baik dari bentuk maupun isinya, sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Om santi santi santi om,
Jakarta,  Desember 2016
Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1  ..........................................................................................................
2.2  ..........................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bhagavad gita merupakan  nyanyian Tuhan. Bhagavad gita itu diumpamakan seperti sari dari sari atau juice dari juice-nya seluruh ajaran suci veda. Bhagavad Gita, secara singkat, merupakan kitab yang menceritakan ketika Krsna memberikan wejangan kepada Arjuna yang ketika itu sedang memimpin perang Kurukseta, namun pada waktu itu ada keraguan dalam diri Arjuna sehingga Krsna memberikan pada Arjuna suatu dorongan spiritual agar keraguan yang ada dalam diri Arjuna dapat terkikis habis. Adapun dorongan itu berupa ajaran-ajaran tentang Tuhan, tentang manusia dan bagaimana manusia seharusnya hidup dan bagaimana manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup.
Bhagavad Gita untuk pertama kali disabdakan pada dewa matahari lalu dewa matahari itu menjelaskan sistem itu pada Manu (manusia pertama), lalu Manu menjelsakan pada Iksvaku. Dengan cara demikian, melalui garis perguruan, dari satu orang yang bersabda kepada orang lain yang mendengar, sistem yoga ini telah turun temurun. Tetapi untuk beberapa lama Bhagavad gita ini hilang, karena itu Krsna harus mensabdakannya kembali melalui Arjuna di medan peperangan. Arjuna dipilih oleh Krsna karena Arjuna adalah penyembah yang dianggap kawan.
Bhagavad Gita diturunkan untuk manusia agar mereka terhindar dari kebodohan dan nafsu yang bersifat material yang dapat menutup diri mereka dari cahaya Tuhan dan akan membuat mereka menderita dalam kehidupannya di dunia ini. oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang intisari ajaran Bhagavad gita dari bab VII dan bab VIII serta kaitannnya dengan kehidupan di masa sekarang.
1.2  Rumusan masalah
1.      Bagaimana intisari ajaran Bhagavad gita bab VII  dan VIII ?
2.      Bagaimana manfaat ajaran bhagavad gita bagi kehidupan sekarang ?

1.3  Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui intisari ajaran Bhagavad gita bab VII  dan VIII;
2.      Untuk mengetahui manfaat ajaran bhagavad gita bagi kehidupan sekarang.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Intisari Ajaran Bhagavad Gita Bab VII dan VIII

2.1.1        Bhagavad gita bab VII

Dalam bab VII  ini Sri Krshna bersadba bahwa ia adalah  kebenaran yang paling utama, penyebab yang paling utama, dan kekuatan yang memelihara sesuatu, baik material maupun rohani. Roh –roh yang sudah maju menyerahkan diri kepada Krishna dalam pengabdian suci bhakti, sedangkan roh yang tidak saleh mengalihkan pikirannya kepada obyek-obyek sembah yang lain.
Sri Krsna memberikan pengetahuan tentang pengetahuan yang mutlak kepada Arjuna karena Arjuna sangat dicintai oleh Sri Krsna. Krsna menjelaskan kepada Arjuna bahwa:

sri bhagavan uvaca:
may asakta-manah partha  yogam yunjan mad-asrayah
asamsayam samagram mam   yatha jnasyasi tac chrnu

Terjemahan :
Kepribadian Tuhan Yang Mahan Esa bersabda : wahai putra Partha, sekarang dengarlah bagaimana engkau dapat mengenali diri-ku sepenuhnya, bebas dari keraguan-keraguan, dengan cara mempraktekkan Yoga dan menyadari aku sepenuhnya.

Jnanam te ‘ham sa-vijnanam   idam vaksyamy asesatah
Yaj jnatva neha bhuyo ‘nyaj     jnatavyam avasisyate

Terjemahan:
Sekarang Aku akan menyatakan pengetahuan ini kepadamu secara keseluruhan, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat. Dengan menguasai pengetahuan ini, tidak akan ada lagi yang belum engkau ketahui.

Manusyanam sahasresu   kascid yatati siddhaye
Yatatan api siddhanam     kascin mam vetti tattvatah

Terjemahan :
Diantara beribu-ribu orang, mungkin ada satu yang berusaha mencapai kesempurnaan, dan diantara mereka yang sudah mencapai kesempurnaan, hampir tidak ada satupun yang mengetahui tentang Diri-ku dengan sebenarnya.

Dalam sloka 1, 2  dan 3 bhagavad gita bab VII ini dijelaskan bahwa Tuhan merupakan sumber kebenaran yang tertinggi. Apabilla kita telah menyadari keberadaan Tuhan seutuhnya dan kita telah mempelajari segala sesuatu tentang Tuhan secara benar, maka kita akan mengetahui segala kebenaran. Tetapi untuk mencapai pengetahuan tertinggi itu harus berkonsentrasi penuh, kita harus selalu mengingat Tuhan dan melepaskan keterikatan keduniawian.  

bhūmir āpo 'nalo vāyuḥ     khaḿ mano buddhir eva ca
ahańkāra itīyaḿ me    bhinnā prakṛtir aṣṭadhā

Terjemahan:
Tanah, air, api, udara, angkasa, pikiran, kecerdasan dan keakuan yang palsu—secara keseluruhan delapan unsur ini merupakan tenaga-tenaga material yang terpisah dari Diri-Ku.

apareyam itas tv anyāḿ      prakṛtiḿ viddhi me parām
jīva-bhūtāḿ mahā-bāho       yayedaḿ dhāryate jagat


Terjemahan: Wahai Arjuna yang berlengan perkasa, di samping tenaga-tenaga tersebut, ada pula tenaga-Ku yang lain yang bersifat utama, terdiri dari para makhluk hidup yang menggunakan sumber-sumber alam material yang rendah tersebut.

etad-yonīni bhūtāni   sarvāṇīty upadhāraya
ahaḿ kṛtsnasya jagataḥ    prabhavaḥ pralayas tathā

Terjemahan :
 Semua makhluk yang diciptakan bersumber dari kedua alam tersebut. Ketahuilah dengan pasti bahwa Aku adalah sumber perwujudan dan peleburan segala sesuatu di dunia ini, baik yang bersifat material maupun yang bersifat rohani.

mattaḥ parataraḿ nānyat     kiñcid asti dhanañjaya
mayi sarvam idaḿ protaḿ       sūtre maṇi-gaṇā iva

Terjemahan:
Wahai perebut kekayaan, tidak ada kebenaran yang lebih tinggi dari pada-Ku. Segala sesuatu bersandar kepada-Ku, bagaikan mutiara diikat pada seutas tali.

raso 'ham apsu kaunteya    prabhāsmi śaśi-sūryayoḥ
praṇavaḥ sarva-vedeṣu    śabdaḥ khe pauruṣaḿ nṛṣu

Terjemahan;
Wahai putera Kuntī  (Arjuna), Aku adalah rasa air, cahaya matahari dan bulan, suku kata om dalam mantra-mantra Veda; Aku adalah suara di angkasa dan kesanggupan dalam manusia.

puṇyo gandhaḥ pṛthivyāḿ ca    tejaś cāsmi vibhāvasau
jīvanaḿ sarva-bhūteṣu     tapaś cāsmi tapasviṣu

Terjemahan

Aku adalah harum yang asli dari tanah, dan Aku adalah panas dalam api. Aku adalah nyawa segala sesuatu yang hidup, dan Aku adalah pertapaan semua orang yang bertapa.
bījaḿ māḿ sarva-bhūtānāḿ  viddhi pārtha sanātanam
buddhir buddhimatām asmi    tejas tejasvinām aham

Terjemahan

Wahai putera Pṛthā, ketahuilah bahwa Aku adalah benih asli segala kehidupan, kecerdasan orang yang cerdas, dan kewibawaan orang yang perkasa.

balaḿ bala-vatāḿ cāhaḿ      kāma-rāga-vivarjitam
dharmāviruddho bhūteṣu    kāmo 'smi Bhārata rṣabha

Terjemahan:

Aku adalah kekuatan orang yang kuat, bebas dari nafsu dan keinginan. Aku adalah hubungan suami isteri yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip keagamaan, wahai prabhu dari keluarga Bhārata  [Arjuna].

ye caiva sāttvikā bhāvā   rājasās tāmasāś ca ye
matta eveti tān viddhi   na tv ahaḿ teṣu te mayi

Terjemahan

Ketahuilah bahwa segala keadaan hidup; baik kebaikan, nafsu maupun kebodohan—diwujudkan oleh tenaga-Ku. Menurut suatu pengertian, Aku adalah segala sesuatu, tetapi Aku bebas. Aku tidak berada di bawah pengaruh sifat-sifat alam material, sebaliknya sifat-sifat alam berada di dalam Diri-Ku

tribhir guṇa-mayā ir bhāvair     ebhiḥ sarvam idaḿ jagat
mohitaḿ nābhijānāti       mām ebhyaḥ param avyayām

Terjemahan

Dikhayalkan oleh tiga sifat [kebaikan, nafsu dan kebodohan], seluruh dunia tidak mengenal Diri-Ku, yang berada di atas sifat-sifat alam dan tidak dapat dimusnahkan


Dalam sloka 4 sampai dengan sloka 13  bhagavad gita bab VII ini dijelaskan bahwa Tuhan merupakan sumber kebenaran yang utama, Tuhan adalah penyebab dari segala yang ada di dunia ini. Dalam beberapa sloka tersebut dijelaskan bahwa Tuhan merupakan sumber dari segala yang ada di dunia material maupun dunia rohani.

Sloka 14- 18

daivī hy eṣā guṇa-mayī   mama māyā duratyayā
mām eva ye prapadyante    māyām etāḿ taranti te
Terjemahan

Tenaga rohani-Ku, terdiri dari tiga sifat alam material, sulit diatasi. Tetapi orang yang sudah menyerahkan diri kepada-Ku dengan mudah sekali dapat menyeberang melampaui tenaga itu.

na māḿ duṣkṛtino mūḍhāḥ     prapadyante narādhamāḥ
māyayāpahṛta-jñānā      āsuraḿ bhāvam āśritāḥ
Terjemahan

Orang jahat yang bodoh secara kasar, manusia yang paling rendah, yang kehilangan pengetahuannya akibat khayalan, dan yang ikut dalam sifat orang jahat yang tidak percaya kepada Tuhan tidak menyerahkan diri kepada-Ku.

catur-vidhā bhajante māḿ      janāḥ sukṛtino 'rjuna
ārto jijñāsur arthārthī      jñānī ca Bhārata rṣabha
Terjemahan

O yang paling baik di antara para Bhārata, empat jenis orang saleh mulai berbhakti kepada-Ku—orang yang berdukacita, orang yang menginginkan kekayaan, orang yang ingin tahu, dan orang yang mencari pengetahuan tentang Yang Mutlak.

teṣāḿ jñānī nitya-yukta     eka-bhaktir viśiṣyate
priyo hi jñānino 'tyartham     ahaḿ sa ca mama priyaḥ
Terjemahan
Di antara orang tersebut, orang yang memiliki pengetahuan sepenuhnya dan selalu tekun dalam bhakti yang murni adalah yang paling baik. Sebab dia sangat mencintai-Ku dan Aku sangat mencintainya.

udārāḥ sarva evaite    jñānī tv ātmaiva me matam
āsthitaḥ sa hi yuktātmā     mām evānuttamāḿ gatim
Terjemahan

Semua penyembah tersebut tentu saja roh yang murah hati, tetapi orang yang mantap dalam pengetahuan tentang-Ku Aku anggap seperti Diri-Ku Sendiri. Oleh karena dia tekun dalam bhakti rohani kepada-Ku, dia pasti mencapai kepada-Ku, tujuan tertinggi yang paling sempurna.

             Dalam sloka 14 sampai dengan 18 ini dijelaskan bahwa orang yang sepenuhnya menyerahkan diri kepada tuhan, tanpa terikat dengan duniawi maka akan mencapai kebebasan. Orang yang tidak menyerahkan diri kepada Tuhan adalah orang yang bodoh dan rendah tingkah lakunya. Dalam bagian ini juga disebutkan bahwa orang yang menyembah Tuhan ada 4 golongan yaitu mereka yang sedang dalam kesulitan, mereka yang sekadar ingin tahu, mereka yang menginginkan  harta benda, dan orang yang menginginkan moksa. Dari keempat golongan tersebut yang paling tuluslah yang akan mencapai pembebasan.

Sloka 19- 24

bahūnāḿ janmanām ante    jñānavān māḿ prapadyate
vāsudevaḥ sarvam iti     sa mahātmā su-durlabhaḥ
Terjemahan

Sesudah dilahirkan dan meninggal berulangkali, orang yang sungguh-sungguh memiliki pengetahuan menyerahkan diri kepada-Ku, dengan mengenal-Ku sebagai sebab segala sebab dan sebab segala sesuatu yang ada. Roh yang mulia seperti itu jarang sekali ditemukan.

kāmais tais tair hṛta-jñānāḥ     prapadyante 'nya-devatāḥ
taḿ taḿ niyamam āsthāya   prakṛtyā niyatāḥ svayā
Terjemahan

Orang yang kecerdasannya sudah dicuri oleh keinginan duniawi menyerahkan diri kepada para dewa dan mengikuti aturan dan peraturan sembahyang tertentu menurut sifatnya masing-masing.

 yo yo yāḿ yāḿ tanuḿ bhaktaḥ    śraddhayārcitum icchati
tasya tasyācalāḿ śraddhāḿ     tām eva vidadhāmy aham
Terjemahan

Aku bersemayam di dalam hati semua orang sebagai Roh Yang Utama. Begitu seseorang menyembah dewa tertentu, Aku menjadikan kepercayaannya mantap supaya ia dapat menyerahkan diri kepada dewa itu.

sa tayā śraddhayā yuktas    tasyārādhanam īhate
labhate ca tataḥ kāmān     mayā iva vihitān hi tān

Terjemahan

Setelah diberi kepercayaan seperti itu, dia berusaha menyembah dewa tertentu dan memperoleh apa yang diinginkannya. Tetapi sebenarnya hanya Aku Sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat itu.

antavat tu phalaḿ teṣāḿ       tad bhavaty alpa-medhasām
devān deva-yajo yānti    mad-bhaktā yānti mām api

Terjemahan

Orang yang kurang cerdas menyembah para dewa, dan hasilnya terbatas dan sementara. Orang yang menyembah para dewa pergi ke planet-planet dewa, tetapi para penyembah-Ku akhirnya mencapai planet-Ku yang paling tinggi.

avyaktaḿ vyaktim āpannaḿ      manyante mām abuddhayaḥ
paraḿ bhāvam ajānanto     mamāvyayām anuttamam

Terjemahan

Orang yang kurang cerdas, tidak mengenal Diri-Ku secara sempurna, menganggap bahwa dahulu Aku, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna, tidak bersifat pribadi dan sekarang Aku sudah berwujud dalam kepribadian ini. Oleh karena pengetahuan mereka sangat kurang, mereka tidak mengenal sifat-Ku yang lebih tinggi, yang tidak dapat dimusnahkan dan bersifat Mahakuasa.

            Dalam sloka 19-24 disebutkan bahwa orang yang telah mengalami kelahiran yang berulangkali maka akan menyerahkan diri kepada Tuhan, ia sadar akan keberadaan Tuhan dan yakin akan adanya Tuhan, maka ia akan mencapai kepada Tuhan. Namun mereka yang masih berpengetahuan rendah, kurang menyadari adanya Tuhan, mereka cenderung lebih menyembah dewa, dengan menyembah para dewa, maka ia hanya akan sampai pada dunia para dewa, dan rohnya tidak menyatu bersama dengan Tuhan atau moksa. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan pengetahuan kita dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, agar kita dapat mencapai tempat tertinggi, yaitu moksa.

Sloka 25-30

nāhaḿ prakāśaḥ sarvasya     yoga-māyā-samāvṛtaḥ
mūḍho 'yaḿ nābhijānāti    loko mām ajam avyayām
Terjemahan

Aku tidak pernah terwujud kepada orang yang bodoh dan kurang cerdas. Bagi mereka, aku ditutupi oleh kekuatan dalam dari Diri-Ku. Karena itu, mereka tidak mengetahui bahwa Aku tidak dilahirkan dan tidak pernah gagal.

vedāhaḿ samatītāni   vartamānāni cārjuna
bhaviṣyāṇi ca bhūtāni   māḿ tu veda na kaścana
Terjemahan

Wahai Arjuna, sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Aku mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada masa lampau, segala sesuatu yang sedang terjadi sekarang, dan segala sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Aku juga mengenal semua makhluk hidup, namun tiada seorangpun yang mengenal Diri-Ku.

icchā-dveṣa-samutthena      dvandva-mohena bhārata
sarva-bhūtāni sammohaḿ    sarge yānti parantapa
Terjemahan

Wahai prabhu dari keluarga Bhārata, wahai penakluk musuh, semua makhluk hidup dilahirkan ke dalam khayalan, dan dibingungkan oleh hal-hal relatif yang timbul dari keinginan dan rasa benci.

yeṣāḿ tv anta-gataḿ pāpaḿ     janānāḿ puṇya-karmaṇām
te dvandva-moha-nirmuktā    bhajante māḿ dṛḍha-vratāḥ
Terjemahan

Orang yang sudah bertindak dengan cara yang saleh dalam penjelmaan-penjelmaan yang lalu dan dalam hidup ini dan dosanya sudah dihilangkan sepenuhnya, dibebaskan dari hal-hal relatif berupa khayalan, dan mereka menekuni bhakti kepada-Ku dengan ketabahan hati.

jarā-maraṇa-mokṣāya    mām āśritya yatanti ye
te brahma tad viduḥ kṛtsnam   adhyātmaḿ karma cākhilam

Terjemahan:
Orang cerdas yang sedang berusaha mencapai pembebasan dari usia tua dan kematian berlindung kepada-Ku dalam bhakti. Mereka sungguh-sungguh Brahman karena mereka mengetahui sepenuhnya segala sesuatu tentang kegiatan rohani yang melampaui hal-hal duniawi.

sādhibhūtādhidaivaḿ māḿ   sādhiyajñaḿ ca ye viduḥ
prayāṇa-kāle 'pi ca māḿ     te vidur yukta-cetasāḥ
Terjemahan

Orang yang sadar kepada-Ku sepenuhnya, yang mengenal Diri-Ku, Yang Mahakuasa, sebagai prinsip yang mengendalikan manifestasi material, para dewa dan segala cara korban suci, dapat mengerti dan mengenal Diri-Ku, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, bahkan pada saat meninggal dunia sekalipun.

            Dalam sloka 25- 30 ini disebutkan bahwa orang yang telah memiliki pengetahuan maka ia akan menyembah Tuhan denhan penuh bhakti, ia akan mengetahui kebenaran yang sejati, ia mengetahui segala perbuatan yang ada di dalam jalan spiritual, dan pada saat kematian tiba mereka yang tetap teguh dalam keyakinan-nya, maka akan sampai kepada-nya.
Demikian adalah ajaran Bhagavadgita bab VII yang disampaikan krsna kepada Arjuna, intisari dari ajaran ini adalah tentang pengetahuan yang mutlak mengenai Tuhan. Ajaran ini sangat berguna untuk pedoman dalam kehidupan sehari-hari, apalagi di jaman modern seperti sekarang yang kebanyakan hanya mengutamakan dunia material, tanpa mempertimbangkan kehidupan spiritual.
Siapapun yang mendengar tentang ajaran ini akan terbebas dari segala reaksi dosa.

2.1.2        Bhagavad gita bab VIII
Dalam Bhagavad gita bab VIII ini dijelaskan bahwa seseorang dapat mencapai tempat tinggal  Krsna yang paling utama, di luar dunia material, dengan cara mengingat  sri krsna dalam bhakti semasa hidupnya, khususnya pada saat meninggal.
Dalam bab ini sri krsna menjelaskan kepada Arjuna mengenai pencapaian kebebasan, yaitu sebagai berikut :
anta-kāle ca mām eva    smaran muktvā kalevaram
yaḥ prayāti sa mad-bhāvaḿ    yāti nāsty atra saḿśayaḥ

Terjemahan
Siapapun yang meninggalkan badannya pada saat ajalnya sambil ingat kepada-Ku, segera mencapai sifat-Ku. Kenyataan ini tidak dapat diragukan.
yaḿ yaḿ vāpi smaran bhāvaḿ    tyajaty ante kalevaram
taḿ tam evaiti kaunteya    sadā tad-bhāva-bhāvitaḥ
Terjemahan


Keadaan hidup manapun yang diingat seseorang pada saat ia meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah yang akan dicapainya, wahai putera Kuntī .

tasmāt sarveṣu kāleṣu   mām anusmara yudhya ca
mayy arpita-mano-buddhir    mām evaiṣyasy asaḿśayaḥ
Terjemahan

Wahai Arjuna, karena itu, hendaknya engkau selalu berpikir tentang-Ku dalam bentuk Krishna dan pada waktu yang sama melaksanakan tugas kewajibanmu, yaitu bertempur. Dengan kegiatanmu dipersembahkan kepada-Ku pikiran dan kecerdasanmu dipusatkan kepada-Ku, tidak dapat diragukan bahwa engkau akan mencapai kepada-Ku.

abhyāsa-yoga-yuktena    cetasā nānya-gāminā
paramaḿ puruṣaḿ divyaḿ     yāti pārthānucintayan
Terjemahan

Orang yang bersemadi kepadaku sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dengan pikirannya senantiasa tekun ingat kepada-Ku, dan tidak pernah menyimpang dari jalan itu, dialah yang pasti mencapai kepada-Ku, wahai Pārtha.

kaviḿ purāṇam anuśāsitāram   aṇor aṇīyāḿsam anusmared yaḥ
sarvasya dhātāram acintya-rūpam     āditya-varṇaḿ tamasaḥ parastāt

Terjemahan

Hendaknya seseorang bersemadi kepada Kepribadian Yang Paling Utama sebagai yang Mahatahu. Yang paling tua, Yang mengendalikan, lebih kecil daripada yang paling kecil, Pemelihara segala sesuatu, Yang berada di luar segala paham material, Yang tidak dapat dibayangkan, dan selalu bersifat kepribadian. Beliau bercahaya seperti matahari, dan Beliau bersifat rohani, di luar alam material ini.

prayāṇa-kāle manasācalena    bhaktyā yukto yoga-balena caiva
bhruvor madhye prāṇam āveśya samyak    sa taḿ paraḿ puruṣam upaiti divyam

Terjemahan

Pada saat meninggal, orang yang memusatkan udara kehidupannya di tengah-tengah antara kedua alis matanya dan tekun ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam bhakti sepenuhnya melalui kekuatan yoga, dengan pikiran yang tidak pernah menyimpang, pasti akan mencapai kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.

            Dalam sloka diatas disebutkan bahwa seseorang hendaknya selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun, dengan mengingat Tuhan, kita akan senantiasa mendapatkan perlindungannya. Kita harus selalu memusatkan pikiran kita kepada Tuhan pada saat kematian tiba sekalipun, yang wajib dan sangat penting untuk kita ingat aadalah hanya lah Tuhan yang maha esa, sehingga kita akan tetap berada di jalannya danakan mencapai tempat tinggal tertinggi yang terbebas dari pengaruh duniawi dan material.
8.14

ananya-cetāḥ satataḿ    yo māḿ smarati nityaśaḥ
tasyāhaḿ sulabhaḥ pārtha    nitya-yuktasya yoginaḥ

Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, Aku mudah sekali dicapai oleh orang yang selalu ingat kepada-Ku tanpa menyimpang sebab dia senantiasa tekun dalam bhakti.

8.15
mām upetya punar janma    duḥkhālayam aśāśvatam
nāpnuvanti mahātmānaḥ    saḿsiddhiḿ paramāḿ gatāḥ

Terjemahan

Sesudah mencapai kepada-Ku, roh-roh yang mulia, yogi-yogi dalam bhakti, tidak pernah kembali ke dunia fana yang penuh kesengsaraan, sebab mereka sudah mencapai kesempurnaan tertinggi.



8.24 
agnir jyotir ahaḥ śuklaḥ   ṣaṇ-māsā uttarāyaṇam
tatra prayātā gacchanti   brahma brahma-vido janāḥ
Terjemahan

Orang yang mengenal Brahman Yang Paling Utama mencapai kepada Yang Mahakuasa dengan cara meninggal dunia selama pengaruh dewa api, dalam cahaya, pada saat suci pada waktu siang, selama dua minggu menjelang bulan purnama, atau selama enam bulan pada waktu matahari berjalan menuju utara.

8.28
vedeṣu yajñeṣu tapaḥsu caiva     dāneṣu yat puṇya-phalaḿ pradiṣṭam
atyeti tat sarvam idaḿ viditvā   yogī paraḿ sthānam upaiti cādyam
Terjemahan

Orang yang mulai mengikuti jalan bhakti tidak kekurangan hasil yang diperoleh dari mempelajari Veda, melakukan korban suci dengan kesederhanaan dan pertapaan, memberi sumbangan atau mengikuti kegiatan di bidang filsafat atau kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala. Hanya dengan melakukan bhakti, ia mencapai segala hasil tersebut, dan akhirnya ia mencapai tempat tinggal kekal yang paling utama.

            Demikian yang disebutkan dalam bab VIII bhagavad gita, intisari dari ajaran bab ini adalah tentang cara mencapai Tuhan yang maha esa, cara yang dapat dilakukan adalah dengan memusatkan pikiran dan selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun. Walaupun dalam keadaan apaun, seperti saat kematian tiba, hendaknya hanya Tuhan yang selalu diingat, dengan mengingat Tuhan ketika orang akan meninggalkan badan jasmaninya, maka kemungkinan besar ia tidak akan mengalammi kelahiran kembali di dunia material ini, dan akan mencapai tempat tertinggi dari Tuhan. Ajaran dari bab ini sangat menuntun kita dalam menjalani kehidupan di dunia yang hanya sementara.

2.2         Mengetahui Manfaat Ajaran Bhagavad Gita bagi Kehidupan sekarang.

Bhagavad Gita adalah ajaran yang berisi pengetahuan untuk menyelamatkan manusia dari kebodohan kehidupan material. Setiap manusia mengalami kesulitan dibanyak hal, semua penuh kecemasan karena kehidupan material. Bhagavad Gita diturunkan untuk manusia agar mereka terhindar dari kebodohan dan nafsu yang bersifat material yang dapat menutup diri mereka dari cahaya Tuhan dan akan membuat mereka menderita dalam kehidupannya di dunia ini.    
Dengan Bhagavad Gita seluruh kehidupan kita akan disucikan dan akhirnya kita dapat mencapai tujuan, dan tujuan ini disebut sebagai moksa atau kehidupan rohani yang kekal. Dan kehidupan yang kekal itu disebut sebagai kehidupan yang suci. Sehingga stiap manusia akan mencapai suatu sanatana dharma yaitu suatu kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan yang kekal.












BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan

Dalam bab VII  ini Sri Krshna bersadba bahwa ia adalah  kebenaran yang paling utama, penyebab yang paling utama, dan kekuatan yang memelihara sesuatu, baik material maupun rohani. Roh –roh yang sudah maju menyerahkan diri kepada Krishna dalam pengabdian suci bhakti, sedangkan roh yang tidak saleh mengalihkan pikirannya kepada obyek-obyek sembah yang lain. Siapapun yang mendengar tentang ajaran ini akan terbebas dari segala reaksi dosa.    
Dalam Bhagavad gita bab VIII ini dijelaskan bahwa seseorang dapat mencapai tempat tinggal  Krsna yang paling utama, di luar dunia material, dengan cara mengingat  sri krsna dalam bhakti semasa hidupnya, khususnya pada saat meninggal. Apabila kita melakukan bhakti penuh rasa tulus, maka Tuhan akan senantiasa melimpahkan anugrahnya kepada kita, bahkan  juga kepada leluhur kita.















DAFTAR PUSTAKA


Arnawa, Nyoman http://penuntundiri.blogspot.co.id/2015/01/bhagavad-gita-bab-7.html  ( diakses pada 27 desember 2016)
Darmayasa. 2015. Bhagavad gita(Nyanyian Tuhan). Denpasar. Penerbit : Yayasan Dharma Sthapanam
Prabhupada, Sri Srimad ACBS, Bhagavad Gita : Menurut Aslinya, cet.5, Hanuman Sakti, Jakarta, 2000.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar