Minggu, 18 Maret 2018

Hari Raya Nyepi 2018

PERAYAAN HARI RAYA NYEPI TAHUN BARU SAKA 1940



Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940 jatuh pada tanggal 17 Maret 2018 umat Hindu Indonesia memperingati Hari Raya Nyepi setiap pergantian Tahun Saka.
Pada hakekatnya Nyepi adalah rangkaian upacara dalam rangka peringatan menyambut datangnya Tahun Baru Saka bagi umat Hindu. Peringatan Tahun Baru membawa konsekuensi logis dilaksanakannya evaluasi kehidupan, terhadap kehidupan tahun yang lalu, sehingga jelas tergambar potret kehidupan kita tahun yang telah lewat. Kejelasan gambaran hidup tersebut, memungkinkan kita mencanangkan program/resolusi untuk kehidupan tahun yang akan datang ke arah yang lebih baik, lebih positif dan lebih kondusif, damai dan sejahtera. Inilah satu bukti masyarakat Hindu menerapkan manajemen hidup yang sesungguhnya tidak jauh dari ilmu pengetahuan tentang manajemen kehidupan manusia yang dikembangkan saat ini.

Dalam rangka evaluasi itulah umat Hindu memerlukan suasana hening, sepi, dan tenang untuk melakukan renungan/kilas balik/introspeksi/retrospeksi terhadap kehidupan kita yang telah lewat. Ibarat kita melihat bayangan bulan di tempayan yang berisi air atau pun di laut. Di dalam air yang tenang kita akan menemukan sejatinya bayangan bulan tersebut secara utuh dan sesungguhnya, sebagaimana yang diarahkan oleh pustaka suci Kakawin “Arjuna Wiwaha”   berikut ini :


“Sasi wimba haneng gatha mesi banyu/ndan asing suci nirmala mesi wulan/iwa mangkana rakwa kiteng kadadin/ring sang angambeki yoga kiteng sakala”.
Dinyatakan bahwa: hanya dalam kejernihan pikiran, kita akan mampu melihat Tuhan. Kejernihan pikiran itu dapat dicapai melalui Yoga. Demikianlah seorang pendaki spiritual sejati selalu rindu akan puncak keheningan. Ketika berada pada puncak keheningan/sunya tersebut, seseorang akan dapat merasakan kedamaian/keindahan/ spiritualitas/ketuhanan yang sukar dilukiskan dengan pengalaman indrawi.


TUJUAN PERAYAAN NYEPI
Secara filosofis intisari dari tujuan Nyepi adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui profile kehidupan kita di tahun yang sudah lewat;
2. Setelah mengetahui bagaimana profile kehidupan kita di masa lalu, kita bisa membuat target kehidupan/resolusi kehidupan kedepannya guna mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik sesuai amanat kehidupan sebagai manusia sebagaimana disuratkan dalam ajaran Sarasamuccaya, berikut:

“Ri sakwening sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumawayaken ikang cubhacubhakarma, kuneng panentasakane ring cubhakarma juga ikang acubhakarma phalaning dadi wwang”(Sarasamuccaya Sloka 2)
(Di antara semua makhluk hidup yang ada, hanya kelahiran sebagai manusialah, yang dapat
melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk; tugas kita yang paling esensi adalah melebur/merubah perbuatan yang tidak baik menjadi baik/benar, inilah konsekuensi kelahiran sebagai manusia).
Terkait dengan esensi Nyepi yakni melaksanakan evaluasi/kilas balik, introspeksi/retrospeksi tersebut di atas, maka rangkaian penyelenggaraan Nyepi paling tidak dilaksanakan dengan 4 tahapan kegiatan, yang secara keseluruhan saling terkait dan merupakan satu kesatuan utuh, yang mendukung prinsip utama Nyepi. Tahapan yang dimaksud adalah:

1.  Melasti: adalah upacara penyucian diri (Bhuana Alit), peralatan upacara dan lingkungan yang telah terjadi selama satu tahun berjalan Jadi setiap orang harus menyucikan diri dan lingkungannya, karena hal tersebut akan mendukung pelaksanaan Nyepi/Hening tersebut. Prosesi Melasti dilaksanakan sebelum Nyepi, yang kali ini dipusatkan di Pura Segara Cilincing, Jakarta Utara pada tanggal 11 Maret 2018. Dalam Upacara tersebut dihadiri oleh umat Hindu  Jabodetabek, serta dihadiri juga oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan beserta jajaran Setda Prov. DKI Jakarta.

2.      Tawur Kesanga: adalah upacara penyucian semesta (Bhuana Agung) dan menjaga keharmonisan unsur-unsur alam semesta. Dengan adanya penyelarasan/harmonisasi itulah maka manusia akan dibantu dengan suasana kondusif untuk melakukan renungan.  Posesi Tawur Kesanga dilaksanakan sehari sebelum Nyepi tepatnya pada bulan Mati/Tilem sasih Kesanga yang kali ini jatuh pada tanggal 16 Maret 2018 dan dipusatkan di Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur .
1.      Nyepi: setelah dua tahap sebelumnya dilalui, yakni pembersihan dan harmonisasi diri dan lingkungan, maka diharapkan setiap orang akan siap untuk melakukan puncak kegiatan yaitu “menyepi” itu sendiri. Kegiatan ini merupakan kegiatan utama Nyepi yang intinya merupakan: renungan/kilas balik/evaluasi/introspeksi/ retrospeksi. Pada tahun 2018 ini, Hari Raya Nyepi jatuh pada tanggal 17 Maret 2018.

Secara teknis, Nyepi biasanya dilaksanakan di rumah masing-masing mulai pkl 06:00 tanggal 17 Maret 2018 sampai dengan pukul 06:00 tanggal 18 Maret 2018 dengan melakukan empat disiplin pokok yang disebut sebagai Catur Brata Penyepian, yakni:
1.      Amati Geni, tidak menyalakan api dan dengan mengendalikan amarah
2.      Amati Karya, tidak melakukan kegiatan fisik
3.      Amati Lelungaan, menghindari bepergian
4.      Amati Lelanguan, tidak meluapkan kegembiraan berlebihan.
Disiplin atau Brata Penyepian tambahan yang dapat dilaksanakan adalah:
1.      Upawasa: tidak makan dan minum
2.      Jagra: tidak tidur
3.      Mona: tidak bercakap-cakap.
Dengan keempat dispilin tersebut maka Suksma (diri sejati manusia) akan bisa fokus dalam keheningan untuk melaksanakan renungan/kilas balik/evaluasi/introspeksi/retrospeksi dimaksud. Inilah satu ciri khas pelaksanaan perayaan tahun baru bagi umat Hindu, yang bukan dengan beramai-ramai, namun menyepi.

4.      Ngembak Geni: merupakan tahapan akhir dari renungan/kilas balik/evaluasi/ introspeksi/ retrospeksi yang jatuh sehari setelah Nyepi. Ngembak Geni dilaksanakan dengan bertemu sanak keluarga untuk saling memaafkan (silaturahmi) yang dilandasi dengan rasa tulus iklas. Pada tahun 2018 ini Ngembak Geni jatuh pada tanggal 18 Maret 2018.

Dengan seluruh proses tersebut, selanjutnya diharapkan setiap orang telah berkomitmen untuk menjalani Tahun Baru dengan semangat baru dan dengan berbagai resolusi yang mengarah kepada kehidupan yang lebih baik, lebih positif dan lebih kondusif lagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar