Senin, 24 Oktober 2016

ARJUNA



            Arjuna adalah putra Bhattara Indra. Dialah tokoh yang paling terkenal dalam Mahabharata. Ia dikenal sebagai anggota Pandawa yang berparas menawan dan berhati lemah lembut. Arjuna adalah juga sahabat terdekat Sri Krsna. Arjuna juga merupakan siswa guru drone yang paling ahli memanah. Arjuna menikahi putri dari kalińga, Cedi, Madra, Magadha, dan Yapana. Di haridvar, ia memiliki putra bernama Iravan dan istrinya bernama Ulupi. Di Manipura, ia menikahi putrid Citrańgda, dan mempunyai putra bernama babruva-hana. Di Dvaraka, ia menikahi Subhadra yang memberinya putra bernama Abhimanyu. Kecuali Arjuna dan Bhima, semua bahagia dengan pernikahan mereka dengan Drupadi.
1.      Keturunan

Arjuna diturunkan dari visnu maka : Brahma, Atri, Candra, Budha, Pururava, Ayu, Nuhusa, Yayati, Puru, Janamejaya, Pracinvan, Pravira, Namasyu, Vitabhaya, Sundu, Bahuvida, Samyati, Rohavadi, Raudrasvan, Matinara, Santurodha, Dusyanta, Bharata, Suhotra, Suhota, Gala, Gardda, Seketu, Bhratkserta, Hasti, Ajamidha, Rksa, Samvarana, Kuru, Jahnu, Suratha, Vidhurata, Sarvabhauma, Jayatsena, Ravyaya, Bhavuka, Cakroddhata, Devatithi, Rksa, Bhima, Pratica, Santanu, Maharsi Vyasa, Pandu, Arjuna.

2.      Kelahiran Sebelumnya

Arjuna dan Sri Krsna sering dikenal sebagai Naranarayana (Nara & Narayana). Dalam kehidupan sebelum mereka, mereka adalah dua orang rsi agung yang disebut nara dan Narayana, dan dari waktu itu selanjutnya mereka hidup sebagai kawan yang tidak bisa dipisahkan dan seperti anak laki-laki dari orang tua yang sama. Mereka memasuki Mahasamadhi pada Badaryasrama di Himalaya. Dua Narayanarsi ini merupakan dua inkarnasi bagian dari visnu. Mengenai Nararsi Devi Bhagavata bersabda sebagai berikut “Dharma memiliki asal mulanya dihati dari Brahma, dan beliau memperoleh reputasi besar atas keadaan  yang sebenarnya dan ketaatan untuk melaksanakan dharma dan veda.” Beliau mengawini anak-anak perempuan dari Daksa. Dharma memiliki 4 anak laki- laki, yaitu:  Hari, Krsna, menjadi yogi besar, dan Nara dan Narayana menjadi tapasvin yang agung. Nara dan Narayana melakukan tapa, memuja Brahma selama 1000 tahun bertempat di Badaryasrama suci di daratan Himalaya. Nara pada kelahiran selanjutnya sebagai Arjuna.

3.      Kelahiran

Pada Vicitravirya anak laki-laki Santanu melahirkan melahirkan Dhrtarastra dengan Dewi Ambika, dan Pandu dari Dewi Ambalika. Pandu memiliki 2 orang istri, yaitu Kunti dan Madri. Kutukan dari seorang muni membuat kontak fisik dengan istrinya, Pandu dan istrinya akan meninggal. Kunti sebelum perkawinannya dengan Pandu telah memiliki 5 buah mantra yang mampu menhadirkan Devata yang diinginkan yang merupakan anugrah dari Maharsi Durvasa yang senang dengan pelayanannya. Pengaruh dari mantra itu adalah bahwa kunti akan menjadi ibu dari seorang anak laki-laki darinya mengenai siapa yang sedang ia pikirkan saat dia mengulang mantranya. Saat dia memperoleh mantra dia berhenti pada tempat yang sunyi dan memikirkan Dewa Matahari mengulang mantra pertama. Saat itu dewa Surya muncul, dan kemudian lahirlah Karna dari Kunti.
Setelah meyakinkan dia bahwa kejadian itu tidak akan mempengaruhi kesuciannya, Surya pun menghilang. Kunti membuang anak itu di sungai Ganga, dan tinggal  menjaga 4 mantra lainnya untuk dirinya sendiri. Semenjak Pandu tidak dapat kontak dengan tubuh istri-istrinya, dengan ijin Kunti mulai melatih 4 mantra yang lain satu demi satu. Dengan 3 mantra dia memperoleh 3 anak laki-laki, Dharmaputra (Yudhistira) dari kala (Dharma), Arjuna dari Indra dan Bhima dari Dewa angin (Vayu). Sisa satu mantra lagi, Kunti memberikannya kepada Madri. Dia mengulangi mantra itu dan memikirkan Dewa Asvini, dan 2 anak laki-laik lahir padanya, yakni nakula dan Sahadewa.

4.      Perayaan Kelahiran

Pada saat kelahiran Arjuna , dewi Kunti mendengar suara yang menyenangkan berkumandang di angkasa sebagai berikut “ oh Kunti! Anak laki-lakimu akan sama dengan Siva dalam keberanian dan tak tertundukkan seperti Indra, setelah mengalahkan semua raja-raja, ia akan melaksanakan Asvamedhayajna tiga kali. Dia akan memuja Siva dan akan memperoleh senjata hebat yang disebut Pasupata. Atas perintah Indra ia akan membunuh Nivatakavaca”. Mendengar suara dari angkasa, para dewa diatas memainkan music bergembira ria dan bunga-bunga dijatuhkan dari langit. Para saptarsi dan prajapati dan para guru suci kahyangan lainnya mempersiapkan diri mereka dari langit.

5.      Penamaan

Para guru dari gunung Sastragna datang bersama-sama untuk menyusun upacara pemberian nama kepada Arjuna. Sambil menyebutkan berbagai nama Arjuna, dikatakan dalam virataparwa bahwa Krsna merupakan nama yang Pandu berikan pada anak laki-lakinya.

6.      Masa anak- anak

Para Pandava menghabiskan masa kanak-kanak di Hastinapura dengan para Korava. Arjuna belajar seni dan sains dari penggunaan senjata, tari-tarian, music, dan lain-lain selama dengan laki-laki lain. (M.B Adiparva 129.1). Kasyapa, Brahmana yang tinggi dari vasudeva melakukan samskara biasa demi Arjuna seperti Upanayana (Pemakaian benang suci) dan lain-lain. arjuna diajarkan pelajaran pertama dalam Dhanurveda (ilmu perpanahan) oleh Rajarsi Suka. Lalu kemudian Krpacarya menjadi pembimbing dari pandava dalam Dhanurveda dan kemudian Dronacarya datang. Ada sebuah cerita khusus mengenai Dronacarya menjadi guru.

7.      Perlakuan Khusus dari Guru Drona

Arjuna menunjukkan minat yang besar dalam ilmu menggunakan senjata. Drona, yang sangat menguasai bidang ini ingin mengajarkan Asvattama, anak laki-lakinya mendapat perlakuan itu. Guru  Drona mulai mengirim semua siswanya  untuk mendapatkan air. Asvattama pertama kembali dengan membawa air sebelum yang lainnya kembali. Drona mengajarkan Asvattama pelajaran khusus. Arjuna datang untuk mengikuti program ini dan kembali membawa air bersama Asvattama. Kemudian guru mulai mengajarkan hal khusus kepada Arjuna dan Asvattama. Drona memerintahkan tukang masak untuk tidak menyuguhkan Arjuna makanan di dalam kegelapan. Saat Arjuna pertama kali mengambil makanannya, lampu pun padam, dan Arjuna sendiri mampu menikmati makanan dalam kegelapan. Arjuna cukup yakin dengan posisi tangan dan mulut dalam proses makan, dan Arjuna mengira hal ini merupakan bagian dari seni memanahdan juga dapat melatih didalam kegelapan. Arjuna mulai melakukan latihan secara intensif. Guru Drona datang untuk mengetahui hal itu dan menyaksikan penampilan Arjuna, selanjutnya memuji Arjuna sebagai pemanah yang unggul. (M.B Adiparva 132).

8.      Jari Ekalavya dipotong

Ekalavya, anak laki-laki dari Hiranyadhanus,raja dari Nisada(suku asli/pemburu) menghadap guru Drona untuk belajar ilmu menggunakan senjata panah. Guru Drona yang merasa dirinya dari golongan Brahmana menolak mengajar putra raja dari suku asli yang tinggal di hutan ini.ekalavya, setelah tidak berdaya di kaki guru Drona kembali ke hutan, membuat gambar/patung guru Drona dengan tanah dan meditasi kepadanya.Drona tetap dimohon sebagai guru secara spiritual, mulai melatih menggunakan senjata panah. Para Kurava dan Pandava pergi berburu ke hutan. Melihat Ekalavya dengan rambut kusutnya dan berpakaian kulit Rusa, anjing-anjing pemburu milik Pandava dan Kurava mulai menggonggong dirinya.
Ekalavya menembak mulut anjing itu dengan tujuh panah sekaligus pada saat yang sama. Dengan panah yang menancap di mulut, anjing-anjing tersebut lari kearah pandava, dan mereka telah menemukan orang yang telah melakukan kejahatan, Ekalavya yang mengaku dirinya juga menjadi siswa guru Drona. Kecewa atas penjelasan Ekalavya tersebut, Arjuna tergesa-gesa menuju guru Drona dan berkata; “Engkau telah mengucapkan pada saya untuk menjadi siswa terkemuka tanpa ada yang melebihinya. Namun hari ini Ekalavya, siswa lain dari engkau telah menurunkan ranking saya pada posisi kedua”. Mendengar kata-kata Arjuna tersebut, guru Drona segera pergi dan melihat Ekalavya di hutan. Ekalavya, dengan segala ketaatannya berdiri dan member hormat kepada Guru Drona. Guru berkata sebagai berikut “Wahai Ekalavya jika engkau setia pada disiplin tata cara berguru, berikan saya daksina, dan saya ingin ibu jari dari tangan kananmu sebagai wujudnya”. Pada saat itu Ekalavya memotong ibu jari tangan kanannya dan memberikannya kepada Guru Drona. Selanjutnya Arjuna menjasi siswa Drona yang tiada tandingannya.

9.      Arjuna memperoleh Brahmasirastra

Ketika pertama kalinya Drona dan para siswanya mandi di sungai Gangga, seekor ikan paus mencengkeram kakinya. Usaha bersama-sama dari para siswanya ini gagal untuk melepaskan kaki dari cengkeraman ikan paus tersebut. Akhirnya Arjuna menembakkan panah dan melepaskan kaki guru Drona. Guru Drona sangat bahagia dan member Arjuna sebuah anugrah berupa pengetahuan tentang Brahmasirastra, dan Arjuna diperintahkan untuk tidak menggunakan “astra” tersebut melawan manusia, tetapi menggunakannya hanya saat berhadapan dengan makhluk lebuh tinggi dari manusia.

10.  Persaingan Persenjataan

Setelah latihan para pangeran Hastinapura hampir selesai, Dhrtarastra memutuskan untuk mengadakan kontes terhadap pencapaian mereka, dan arena untuk pelaksanaan kontes ini juga telah disiapkan. Para pangeran dengan busur dan anak panah bermunculan di arena. Yudhistira dan yang lainnya pertama kali memamerkan keterampilan mereka dalam menembakkan anak panah dalam urutan kesenioran mereka. Setiap adegan dijelaskan kepada Dhrtarastra oleh Vidura dan pada saat Gandhari oleh Sanjaya. Duryodana dan Bhima keduanya bertengkar. Asvattama menenangkan mereka dan menjaga mereka tersendiri. Kemudian Arjuna dan Karna muncul pada arena tersebut, dan para penonton memuji mereka dalam skill perpanahan. Saat pameran penembakan mereka selesai, Karna yang sedang marah karena tersinggung atas asal-usulnya menyerbu ke panggung. Arjuna juga bersiap-siap. Arjuna menantang Karna yang dilahirkan bukan dari darah seorang ksatriya. Saat itu Duryodhana menyatakan bahwa Karna dinobatkan sebagai Raja Anga. Walaupun hal ini menenangkan arena, kompetisi perpanahan terus berlanjut membuat Kurava dan Pandava saling bermusuhan dan sangat sengit.

11.  “Gurudaksina” Arjuna

Pada awal latihan para pangeran guru Drona menyuruh mereka “ saya punya satu hal dalam pikiran saya dan engkau harus melakukannya demi aku saat engkau telah melengkapi kursus latihan ini”. Semua siswa kecuali Arjuna membisu pada hal ini, namun Arjuna berjanji untuk memenuhi harapan guru pada waktunya nanti. Latihan telah selesai dan waktunya untuk menyerahkan gurudaksina. Drona menyuruh para siswanya untuk menangkap dan membawa Drupada, raja dari Pancala ke hadapannya. Pandava melakukan perjalanan ke Pancala, dan dalam pertarungan yang sengit Arjuna mengalahkan Drupada. Walaupun Bhima mencoba untuk membunuh Drupada, Arjuna tidak mengijinkan hal tersebut, namun membawanya dalam keadaan terikat ke hadapan guru Drona. Ini mengakhiri kebencian Drona terhadap Drupada, yang sekarang memberikan setengah kerajaannya kepada Drona. Drona sangat senang dengan Arjuna atas tindakan tersebut, dan menasehatinya untuk bertarung dengan siapa saja termasuk gurunya sekalipun, kalau hal itu terjadi. Arjuna menanggapi dan mengatakan “Iya”.

12.  Kecemburuan Dhrtarastra

Setelah memberikan gurudaksina kepada Drona, Arjuna melakukan gerakan melawan kerajaaan tetangga. Dia mengalahkan dengan sangat mudah dalam perang melawan kerajaan Yavana dan raja Sauvira, Vipula dan Sumitra. Kemenangan Arjuna ini membuat para Kurava sangat gelisah; Dhrtatastra cemburu memikirkan hal ini.

13.  Melarikan diri dari Istana Parafin

Duryodhana berpikir negatif terus terhadap pandava dan berusaha untuk menghancurkannya. Kurava mengundang pandava untuk pindah tempat tinggal di sebuah istanayang terbuat dari parafindi hutan varanavata, dan satu tahun setelah ini tempat tersebut dibakar pula. Para Pandava luput dari kematian oleh api, dengan jalan menghindarkan diri melalui terowongan dan masuk ke dalam hutan di hari berikutnya.

14.  Arjuna di tepi Sungai Ganga

Pandava berjalan melalui hutan yang mengerikan, dan setelah tengah malam mencapai tepi sungai Ganga. Pada waktu itu Angaraparna (Citrararta), Gandarva sedang menikmati waktunya di sungai dengan beberapa wanita Apsara. Kehadiran orang-orang pada tempat itu mengakibatkan Gandharva tidak berkenan. Arjuna dan Gandharva tersebut adu mulut yang akhirnya terjadi pertarungan. Dalam pertarungan tersebut Gandharva dapat dikalahkan. Selanjutnya istri dari Gandharva tersebut memohon dengan air mata yang berlinang agar Arjuna memberinya hidup. Sebagai ungkapan terimakasih, Gandharva itu menceritakan banyak cerita yang menarik. Dia juga member hadiah kuda yang hebat den member mereka pengetahuan yang hanya bisa dipahami oleh orang tertentu saja yang disebut Caksusividya. Gandharva akhirnya menceritakan kepada Pandava bahwa mereka diserang karena mereka datang tanpa Agni dan Ahuti di depan mereka. Dia juga menjelaskan kenyataan bahwa Arjuna dapat menaklukkan dia pada hitungan dari selibasi sejati Arjuna.

15.  Pancalisvayamwara

Citratartha, selama pembicaraannya dengan Pandava telah menunjukkan keperluan mereka untuk memiliki Brahmana yang membimbing mereka dalam segala hal,dan oleh karena itu mereka mengunjungi Dhaumyasrama dan memetapkan Maharsi Dhaumya sebagai Brahmana mereka. Saat itu mereka melihat ribuan orang berjala menghadiri “svayamvara”(perkawinan dengan pilihan terbuka ribuan gadis dari Krsna(Pancali) anak perempuan dari raja Pancala, Pandava juga mengikuti keramaian tersebut. Maharsi vyasa yang Pandava jumpai dalam perjalanan tersebut memberkati mereka. Raja DRupada berharap memberikan anak perempuannya dalam perkawinan dengan Arjuna.
Berita bahwa Pandava telah dibakar dan semuanya telah mati menjadikan Drupada dalam suasana kesedihan yang mendalam. Raja Drupada membuat aturan atas adu kekuatan oleh para pahlawan di arena “svayamvara”. Busur yang hebat sudah disiapkan dan dipasang di tanah  dan sebuah mesin dibuat yang ditempatkan di langit. Sasarannya ditempatkan di mesin tersebut.  Selanjutnya raja Drupada berbicara “anak perempuan saya akan dikawinkan dengan dia yang akan menarik busur dengan anak panah pertama mengenai sasaran yang ditempatkan di dalam mesin di atas itu.” Prajurit besar Duryodhana, Karna, Sisupala, Simsumara, mengambil tempat duduk mereka pada pelaminan perkawinan. Semua raja gagal walaupun hanya mengangkat busur tersebut ke atas.
Akhirnya Arjuna mengangkat busur dan membidik sasaran dengan sangat mudah. Pancali menaruh kalung perkawinan pada leher Arjuna. Saat Pandava kembali pada ibu mereka dengan Pancali pada sore itu, ibu kunti dari kamarnya berkata; “Apa yang telah engkau peroleh hari ini anak laki-lakiku, engkau menikmati diantara engkau semua.” Kunti memberkati seakan-akan yang telah diperoleh anak laki-lakinya adalah Bhiksa (semacam makanan yang disampaikan seseorang). Pada beberapa perhitungan, dalam ketaatan pada perintah dari ibu Kunti seperti tersebut diatas, maka Pancali manjadi istri bagi lima bersaudara Pandava.

16.  Arjuna di Indraprasta

Svayamvara dari Pancali menyiarkan berita tentang posisi Pandava. Dhrtarastra  membawa para Pandava kembali ke Indraprasta, dan menempatkan mereka pada suatu tempat baru yang dibangun pada tempat yang disebut Khandavaprastha (Indraprasta). Dharmaputra memerintah sebagian negara dengan Indraprasta sebagai ibukotanya. Narada pergi ke sana satu kali dan menasehati Pandava untuk menjaga diri mereka terhadap pertegkaran karena kelima dari mereka memiliki satu wanita yang sama sebagai istri. Sejak saat itu sudah diatur bahwa pancali akan tinggal dengan masing-masing suami secara bergilir dalam satu tahun.
Juga ditentukan bahwa selama satu tahun khusus tersebut jika ada suami lain yang memiliki giliran tinggal dengan Pancali, pengacau tersebut pergi ziarah selama 1 tauhn. Satu kali Brahmana datang ke tempat iti menyampaikan bahwa sapi-sapinya dicuri oleh para pencuri, dan Arjuna berjanji untuk membantunya. Arjuna melakukan hal tersebut tanpa mengingat bahwa semua senjatanya tersimpan di tempat Dharmaputra. Tahun itu Pancali sedang tinggal dengan Dharmaputra. Melupakan kenyataan Arjuna pergi ke tempat Dharmaputra, mengambil senjatanya dan membantu Brahmana. Perbuatan itu menyebabkan Arjuna melanggar aturan yang ditetapkan. Arjuna menebus kesalahannya itu dengan meninggalkan tempatnya dengan bertirthayatra selama satu tahun.

17.  Arjuna mengawini Ulupika dan Citrangada

Arjuna dengan usur dan anak panahnya pergi ke hutan. Banyak Brahmana mengikutinya. Arjuna tiba di sungai Ganga dan masuk ke dalam air untuk mandi. Disini Arjuna terpikat oleh Ulupika, anak perempuan dari Raja Naga dan dia mengawininya. Seorang anak laki-laki lahir dari perkawinan mereka yang dipanggil Iravan. Setelah mengunjungi tempat-tempat seperti Agastyavatam, Vasisthagiri, Arjuna sampai ke Manalur. Dia mengawini Citrangada, anak perempuan dari Citrangada, Raja Manalur. Setelah 3 bulan disana dia pergi ke arah selatan. Citrangada melahirkan anak laki-laki bernama Babhruvahana.

18.  Gambar Hanuman pada bendera Arjuna

Arjuna suatu kali selama perjalanan sangat terkejut melihat bekas jembatan yang dibangun oleh Sri Rama dari Ramesvara ke Lanka. Dia juga merasakan bahwa Sri Rama tidak sempurna tanpa mrminta bantuan dari pasukan kera untuk membangun jembatan tersebut. Sri Rama ternyata tidak mampu membuat jembatan dengan satu anak panah. Arjuna menyampaikan  pertanyaan ini kepada para Brahmana yang sedang duduk membaca kitab Ramayana. Para Brahmana yang berkumpul disana tidak seorang pun bisa member jawaban yang meyakinkan pada keraguan Arjuna. Kemudian seekor anak kera yang kecil pergi menghadap Arjuna dan menceritakan kepadanya dengan kebanggaan bahwa suatu jembatan  dibuat dari anak panah akan rusak jika pasukan kera berjalan diatasnya. Arjuna kemudian berkata; “Tidak, tidak, tidak ada kera yang mampu merusak jembatan yang dibangun dengan anak panahSri Rama; kera yang mana akan merusak jembatan yang dibuat dari anak panah walaupun oleh saya sendiri?” dan perdebatan terjadi karena hal tersebut.
Kera dan Arjuna setuju untuk bertaruh bahwa jika seekor kera bisa merusak jembatan yang dibuat oleh Arjuna, maka ia akan mengakhiri hidupnya dengan melompat ke api, dan jika kera tidak bisa merusak jembatan maka kera itu akan selamanya menjadi budak Arjuna. Arjuna membangun sebuah jembatan dengan anak panah. Dan segera kera menempatkan kakinya di atas jembatan tersebut dan jembatan iturusak. Arjuna mencoba lagi. Walaupun ada usaha pada bagian injakan kaki kera itu diperkuat, jembatan tersebut juga rusak. Arjuna tidak punya pilihan selain mati dengan melompat ke api dan api dinyalakan. Sebelum Arjuna meloncat ke api, seorang Brahmana yang sedang mandi di sungai berlari menuju Arjuna  dan mengatakan bahwa usaha untuk bunuh diri sendiri tidak beralasan karena taruhannya dibuat tanpa wasit. Ketika Arjuna yang bersiap untuk bunuh diri, laki-laki tersebut berkata: “jika engkau masih terus mempermasalahkan hal ini (Arjuna dan Kera) bertanding sekali lagi dan saya sebagai wasitnya”. Saran Brahmana tersebut diterima. Anak kera mencoba sebisa mungkin untuk merusak jembatan tersebut. Namun ia tetap tidak bisa merusak jembatan tersebut. Kemudian kera itu berlari mendekati Brahmana yang bertindak sebagai wasit tersebut. Kera itu bersimpuh dikaki Brahmana tersebut dan memanggil Ramacandra. Pada saat yang sama Arjuna juga bersimpuh tak berdaya di hadapan Brahmana tersebut sambil menangis memanggil Sri Krsna. Brahmana tersebut menyuruh kedua dari mereka untuk bangkit dan memberikan mereka nasehat yang baik. Dia juga menyuruh anak kera tersebut untuk menjaga perkataannya tersebut dengan mengijinkan gambarnya ditempatkan pada bendera Arjuna. Brahmana tersebut adalah Sri Krsna dan kera tersebut adalah Hanuman.

19.  Arjuna mengawini subhadra

Arjuna pergi ke tempat suci yang disebutSaubhadratitrha dan melepaskan wanita yang bernama varga dari kutukan yang dia jalani. Arjuna melanjutkan perjalanannya sampai ke Gokarna dan Prabhasatirtha, dan menjumpai Gada, saudara laki-laki dari Krsna. Gada menceritakan kepada arjuna betapa cantik adik perempuannya yang bernama Subhadra. Arjuna pergi ke Dvaraka dan menyampaikna hormatnya kepada Sri Krsna. Beberapa hari kemudian keluarga besar Yadava merayakan festival besar di gunung Raivataka. Arjuna pergi kesana dengan menyamar sebagai seorang sannyasin dan dengan paksa melarikan subhadra bersamanya dengan ijin Sri Krsna.walaupun para Yadava siap bertarung, mereka akhirnya bisa didamaikan, dan Subhadra dikawinkan dengan Arjuna.

20.  Anak laki-laki Brahmana diselamatkan Arjuna

Ketika pertama kali Arjuna berada di Dvaraka dengan Sri Krsna, seorang Brahmana muncul denga ratapan bahwa anaknya meninggal segera saat lahir. Tidak seorangpun menaruh perhatian mengenai hal ini, kemudian Arjuna bangkit dan meyakinkan perlindungan pada anak berikitnya yang lahir dari Brahmana tersebut dan meminta dia untuk kembali ke rumah dengan tenang. Arjuna juga berjanji bahwa dia akan mengakhiri kehidupannya dengan melompat ke api jika ia gagal  melindungi anak Brahmana berikutnya. Karena waktu pengantar istrinya mendekati rumah Brahmana, Arjuna singgah pulang. Arjuna membuat rumah yang aman dengan dikelilingi pagar dari panah-panahnya.
Namun anak Brahmana tetap meninggal;tidah hanya itu,saat lahir tubuhnya lenyap.dan Brahmana mengeluarkan hinaan kepada Arjuna, yang kelihatan sangat konyol. Arjuna segera membuat api untuk mengakhiri kehidupannya. Namun Sri Krsna muncul untuk mencegah Arjuna terjun ke api tersebut. Krsna dan arjunapergi ke visnuloka dan mengadukan masalah Brahmana padanya. Visnu berkata “oh Krsna dan arjuna, itu saya yang selalu mengambil anak laki-laki Brahmana. Mereka kembali ke rumah Brahmana tersebut, dan Brahmana tersebut sangat bahagia.”  

21.  Pembakaran hutan Khandava

Saat Krsana dan Arjuna menghabiskan hari-harinya di tepi sungai Yamuna pada musim semi, dewa Agni mohon mereka untuk memberikan hutan Khandava sebagai penghidupan baginya. Arjuna setuju untuk membantu dewa agni yang kemudian memberi Arjuna sebuah busur yang disebut Gandiva, seekor kuda putih dan banyak anak panah kuat lainnya. Saat Agni mulai membakar hutan, Indra mengirim hujan yang deras. Dengan membuat tenda dari panah, Arjuna bisa menyelamatkan hutan dari hujan. Arjuna membunuh istri Taksaka, mengutuk naga yang disebut Asvasena dan menyelamatkan Maya, arsitek raksasa yang ditempatkan di hutan. Indra senang dan memberikan banyak panah hebat kepada Arjuna. Maya memberikan terompet kerang terkenal “Devadatta” kepada Arjuna. Sampai saat itu sudah satu tahun dari perjalanan Arjuna selesai dan dia kembali ke Indraprastha.

22.  Kembali ke hutan

Maya yang lolos dari kematiandi hutan Khandava, dengan rasa syukur besar, pergi ke Indraprasta, dan dengan ijin Dharmaputra membangun untuk para Pandava sebuah tempat yang sangat indah. Kemudian para pandava mengadakan menaklukkan semua kerajaan di bumi, dan setelah membunuh raja-raja musuh  seperti Jarasandha, Kimpurusa,  Hadaka, Sisupala, Kurundha dan Bhagadatta kembali ke Indraprastha dan melakukan yajna Rajasuya. Para kurava yang cemburu pergi berkunjung ke Indraprastha. Saat mereka memasuki tempat yang dibangun oleh maya, mereka ditempatkan pada situasi yang lucu. Dihina dan diejek, kurava kembali ke Hastinapura dan memantang para pandava untuk permainan dadu, dan dalam permainan para pandava kalah tidak hanya kerajaaan mereka dan kekayaan tetapi juga Pancali. Dussasana menyeret Pancali dan berusaha menarik pakaiannya hingga terlepas di depan pertemuan kerajaan dan kemudian tanpa kasihan menghina dia. Menurut syarat-syarat yang disetujui dengan referensi pada permainan dadu, para pandava harus menempuh kehidupan di dalam hutan selama 12 tahun dan tinggal disana selama 1 tahun menyamar. Pandava pun kembali ke hutan.

23.  Para Pandava di hutan Kamyaka

Sejumlah Brahmanajuga menemani Pandava ke hutan. Brahmana Saunaka menghibur Dharmaputra yang bersedih di Dvaitavana. Dharmaputra merasa cemas bahwa dia tidak bisa member makan Brahmana yang menemani dia ke hutan. Pancali berdoa pada dewa Surya dan beliau memberikan Aksayapatra kepadanya. Selanjutnya para pandava bersama para Brahmana memasuki hutan Kamyaka.

24.  Arjuna memperoleh panah sakti

Dharmaputra menyuruh Arjuna untuk melakukan tapa di Himalaya untuk memperoleh anugrah berupa panah sakti. Selanjutnya Arjuna pergi ke selatan dan melihat Indra di gunung Indrakila. Indra memberinya anugrah.Disana Arjuna membunuh Mukasura. Kemudian Arjuna pergi ke gunung Kailasa dan berdoa mengkonsentrasikan pikirannya kepada Siva. Siva muncul dengan menyamar sebagai penghuni hutan. Kemudian dia memperoleh Dandastra dari Yama, Pasastra dari varuna dan Antardhanastra dari Kubera.
25.  Arjuna di Indrakila

Indra yang sangat senang dengan Arjuna yang memperoleh banyak panah-panah yang hebat menugaskan kusir keretanya bernama matali untuk membawa Arjuna ke Devaloka, dan di Devaloka dia belajar lebih banyak mengenai ilmu perpanahan dan music. Para wanita Apsara menjadi lupa diri saat mereka melihat ketampanan Arjuna. Urvasi mabuk cinta dan mengirim pesuruhannya Citrasena untuk ke Indraloka. Diberitahu tentang cerita Urvasi kepadanya,Arjuna menutup kedua telinganya dengan tangannya dan mengingatkan pesuruh itu bahwa Urvasi dianggap ibu baginya.  Urvasi mengutuk dan mengubah Arjuna menjadi orang banci. Indra menghibur Arjuna dengan meyakinkan bahwa kutukan Urvasi akan membawa keuntungan besar baginya. Setelah itu Arjuna tinggal di Dewaloka selama beberapa hari dengan Citrasena dan selama periode tersebut  dia membunuh Nivatakavaca dan Kalakeya. Arjuna menjadi teman Maharsi Lomasa  yang telah pergi ke Devaloka untuk menjumpai Indra. Arjuna berjanji bahwa dia akan melindungi Dharmaputra, selanjutnya bersama Maharsi Losama kembali ke bumi. Arjuna meninggalkan hutan kamyaka dan kembali bertemu dengan saudara-saudaranya setelah tidak berjumpa selama 5 tahun. Dia menjumpai semua saudara itu di gunung Gandhamadana.

26.  Prosesi

Suatu hari seorang Brahmana yang lucu dan humor pergi menghadap raja Dhrtarastra dan menceritakan penderitaan yang dialami oleh para pandava, sedang Duryudhana beserta yang lainnya senang dan bahagia mendengar hal ini. namun mereka pura-pura bersedih. Duryodhana  dengan tergesa-gesa ingin melihat sendiri keadaan sedih dari pandava bersaudara. Dengan dalih untuk pergi berburu, Duryodhana diikuti oleh yang lain atas ijin Dhrtatastra berangkat ke hutan ddengan sejumlah pengikut sebanyak 8000 kereta tempur, 30.000 gajah, ribuan tentara infantry, 9000 ekor kuda, armada niaga, ornament, sesuatu yang menghibur dan ribuan pemburu membuat iringan menuju ke hutan. Seperti angin rebut di  musim hujan,iringan itu membuat suasana hutan itu hiruk pikuk. Duryodhana mendekati kolam di hutan Dvaita dan menunggu pada jarak tertentu. Duryodhana dan rombongannya memsasang tenda di hutan. Gandharva menghalangi keingina Duryodhana, dan akibatnya terjadi pertempuran antara para Gandharva yang dipimpin oleh Citrasena dengan Duryodhana beserta pasukannya. Duryodhana menjadi tahanan para Gandharva. Arjuna datang ke arena tersebut dan menolong Duryodhana dengan melepaskannya. Kemudian dengan perasaan yang penuh dengan sangat malu Duryodhana kembali ke Hastinapura dengan rombongannya.

27.  Arjuna hilang kesadarannya

Saat pertama kali Pancali sendiri raja Jayadratha menculiknya. Sesaat kemudian Para Pandava menangkap Jayadratha dan mendapatkan kembali Pancali. Jayadrata dan orang –orangnya dibunuh. Para pandava yang sangat letih dan kelelahan berjalan di hutan merasa kehausan. Nakula memanjat pohon dan melihat sekitar jika ada kolam dengan air yang bersih. Saat Nakula pergi ke hutan dan mulai mengambil air, dia mendengar suara dari atas, “jangan berani mengambil air disini, ini adalah warisan nenek moyang saya. Jika engkau menjawab pertanyaan saya engkau tidak hanya minim air tetapi juga bisa mengambil beberapa hal lainnya. ” tanpa mempedulikan peringatan tersebut, Nakula minum air dari kolam, dan seketika itu dia jatuh tidak sadarkan diri. Sahadeva yang pergi ke kolam minum air dari kolam, mengalami nasib yang sama. Akhirnya Dharmaputra pergi ke kolam tersebut dan mengerti apa yang terjadi pada saudara laki-lakinya, memohon ijin untuk minum air. Yaksa muncul dan menanyakan banyak hal yang dijawab dengan baik oleh Dharmaputra. Kenyataannya Yaksa tersebut adalah Dewa Yama atau Dewa Dharma.

28.  Kehidupan menyamar

Setelah 12 tahun hidup di hutan, pandava memutuskan untuk menghabiskan waktu 1 tahun untuk hidup menyamar di keratin Virata. Arjuna menyembunyikan dirinya dan menaruh pakaina beserta senjatanya dalam sebuah lubang pohon sami di hutan. Pandava dalam beragam samara mencapai keratin virata. Mereka memakai nama-nama palsu Dharmaputra sebagai Ka’ka, Bhima sebagai valava, Arjuna sebagai Bhrannala, Nakula sebagai Granthika, dan Sahadeva sebagai Aristanemi dan Draupadi sebagai Malini. Saat menyamar, para pandava selama satu tahun berakhir rumor yang terdengar di kalangan kurava bahwa pandava berada di ibukota virata, dan kurava mengira bahwa pandava akan muncul di arena jika kurava berperang melawan raja Virata. Kurava dengan pandangan ini, mencuri sapi-sapi milik kerajaan Virata dan membawanya ke tempat perang. Uttara membuall bahwa dia akan bertarung didampingi kusir kereta yang sudah tersedia. Brhannala (Arjuna) setuju dan mulai ke medan perang. Melihat pasukan besar kurava, Uttara merasa ketakutan dan mencoba untuk berlari dari medan perang. Namun Brhannala dengan kuat mengikat Uttara di kereta, mengendarainya dengan cepat ke hutan, mengambil senjatanya ke lubang pohon sami dan kembali ke medan pertempuran. Kurava mutlak dikalahkan dalam medan pertempuran itu dan mereka berlutut di kaki Uttara dan menyadari bahwa prajurit yang paling hebat dan pintar dalam penyamaran adalah Arjuna sendiri. Namun saat itu kehidupan Arjuna dalam penyamaran selesai. Raja Virata sangat senang dengan kemenangannya dalam perang dan memberikan anak perempuannya kawin dengan Abhimanyu, anak laki-laki Arjuna.

29.  Persiapan perang

Setelah kehidupan di hutan dan penyamaran, para pandava kembali. Kurava menolak untuk memberikan mereka setengah dari kerajaan. Sri Krsna yang berada di pihak pandava mohon bahwa setengah dari kerajaan atau lima wilayah atau lima rumah atua paling tidak satu rumah diberikan kepada pandava. Namun kurava tetap pada pendirian bahwa tidak sedikitpun dari daerah itu akan diberikan pada pandava. Akhirnya perang terpaksa diputuskan. Duryodhana pergi menghadap Sri Krsna di Dvaraka untuk memohon dukungan dalam perang. Sri Krsna yang berpihak pada pandava terbaring lesu karena dia tidak ingin melawan mereka. Duryodhana duduk di bagian kepala Sri Krsna yang kebetulan ada tempat duduk disana. Arjuna yang datang belakangan duduk dubawah pada bagian kaki Sri Krsna dan tetap disana sampai Sri Krsna bangun dari tidurnya. Setelah arjuna menyampaikan salam dan hormat kepada Sri Krsna yang dibalasnya dengan senyum manis dan kasih saying, kemudian Sri Krsna melihat Duryodhana pula. Ada dua pilihan yang ditawarkan oleh Sri Krsna, yakni Sri Krsna sendiri tanpa prajirut dan tanpa senjata atau pilihan kedua adalah pasukan senjata lengkap. Arjuna memilih Sri Krsna sendiri walaupun tidak bertempur dan tanpa senjata, sedang Duryodhana memilih pasukan bersenjata lengkap untuk membantu masing-masing kubu pada perang mendatang.

30.  Perang

Kedua pihal mendirikan kemah di Kuruksetra siap untuk perang. Sri Krsna bertindak sebagai kusir kereta bagi Arjuna. Dia menghentikan kereta di antara pasukan yang bertempur itu. Arjuna merasakan kesedihan yang mendlam melihat orang-orangnya sendiri berada di pihak lawan. Enggan untik membunh sahabat, teman, dan arjuna merentangkan tangannya di kereta. Kemudian Sri Krsna mengajarkan Arjuna tentang karmayoga (filosofi tindakan).  Wejangan dan nasehat ini dikenal dengan nana Bhagavadgita yang sangat popular. Bhagavadgita menjernihkan ilusi Arjuna dan dia memuji yang mulia, Sri Krsna yang menyatakan semua bentuk luas(Visvarupa) kepada Arjuna.  Pada hari pertama perang Arjuna bertarung sengit dengan Bhisma, dan hari kedua bertempur dengan pasukan Kurava. Kemudian Arjuna mencegah Sri Krsna dari pembunuhan terhadap Bhisma.  Pasukan kurava mengalami kekalahan pada hari itu. Pada hari ketiga, Arjuna mengalahkan Bhisma, Asvattama, Trigartta,  Bhagadatta, dan yang lainnya. Setelah itu pertarungan yang sungguh sengit terjadi. Perang berakhir selama 18 hari. Insiden penting selama 18 hari tersebut dapat diringkas sbb;
a)      Pertarungan sengit antara Arjuna dan Bhisma;
b)      Pertarungan antara Arjuna dengan Asvattama;
c)      Arjuna menghancurkan pasukan kurava;
d)     Iravan, anak laki-laki arjuna terbunuh;
e)      Arjuna bertarung melawan Drona dan Susarma;
f)       Arjuna bersumpah untuk membunuh Bhisma;
g)      Sikhandi mendukung untuk membunuh Bhisma;
h)      Pada pemunculan Sikhandi, pasukan kurava takut dan lari kocar kacir;
i)        Arjuna bertarung sengit dengan Dussasana;
j)        Pertarungan dengan Bhagadatta;
k)      Pertarungan dengan Bhisma;
l)        Bhisma pingsan dan jatuh tersungkur;
m)    Pertarungan kembali dengan Dussasana;
n)      Dengan shikandi didepan membuat serangan dengan Bhisma;
o)      Arjuna menembakkan anak panah sebagai bantal pada Bhisma yang dikeluarkan dari kereta dan berbaring di atas panah;
p)      Air dingin dipercikkan pada muka Bhisma dengan bantuan panahnya yang sakti;
q)      Bertarung melawan Drona dan mengalahkan pasukannya;
r)       Satyajit menugaskan sisa pasukan dengan Dharmaputra untuk membantunya;
s)       Sudhanva terbunuh;
t)       Pertarungan lagi dengan Bhagadatta;
u)      Supratika, gajah milih Bhagadatta dan Bhagadatta juga terbunuh;
v)      Vrsaka dan Acala dibunuh oleh arjuna;
w)    Arjuna membunuh 3 saudara laki-laki karna dan berhadapan dengan karna;
x)      Sakuni dikalahkan oleh Arjuna;
y)      Abhimanyu, anak laki-laki Arjuna terbunuh;
z)      Mendengar berita kematian Abhimanyu, Arjuna jatuh pingsan.
1)      Setelah sadar, Arjuna bersumpah membunuh Jayadratha
2)      Arjuna melakukan sivapuja
3)      Arjuna bermimpi malam itu untuk menyembah siva bersama Sri Krsna dan siva memberikan panah-panah yang hebat seperti pasupata dll
4)      Bertarung dengan 9 tokoh pejuang pada pihak kurava
5)      Arjuna memotong tangan kanan Bhurisrava
6)      Memenggal kepala Jayadratha dengan anak panah. Kepala dan anak panah ke pangkuan ayahanda Jayadratha
7)      Membunuh Vrsasena, anak laki-laki karna
8)      Arjuna membunuh karna
9)      Arjuna membunuh Satyakarma, Satyestha dll. Setelah menyampaikan penghormatan pada Maharsi Vyasa Arjuna mengambil panah.

31.  Setelah perang berlangsung

Setelah selesai pertempuran, pandava berkumpul bersama-sama. Memikirkan mengenai masa mendatang. Sri Krsna menghibur Dharmaputra yang bersedih, atas permintaan Maharsi Vyasa, sri Krsna , Dharmaputra dan yang lainnya kembali ke hastinapura dan mengambil kendali pemerintahan negara, dan ide dari pelaksanaan Asvamedha Yajna secara serius diperdebatkan. Seorang raja bernama Maruta setuju untuk memberikan uang yang diperlukan untuk keperluan yajna tersebut. Arjuna mengalahkan semua raja- raja tersebut.





32.  Kematian dan kelahiran kembali Arjuna

Pada jalannya untuk kembali setelah’digvijaya’ Arjuna terbunuh oleh anak panah anak laki-lakinya Babhruvahana. Dengan segera, Ulupi, istri Arjuna menghidupkan kembali suaminya dengan “amrtasanjivanimantra”. Kemudian Arjuna menanyakan ulupi mengenai alasan anaknya membunuh dirinya. Dan juga mengapa dia hadir pada waktu itu. Ulupi menceritakan cerita dari kutukan untuk menjawab keluhan arjuna.

33.  Cerita tentang kutukan yang diterima Arjuna

“Engkau tidak akan marah. Ya semuanya adalah untuk yang terbaik. Dalam perang engkau membunuh kakek Bhisma dengan kejam, dengan bantuan Sikhandi. Pada kematiannya, Astavasu dari dewi Ganga mengutuk engkau dengan neraka. Saya menceritakan kutukan ini pada ayah saya, yang memohon pada para vasu untuk  penebusan dan beliau mengatakan bahwa engkau akan bebas dari kutukan ketika anak laki-lakimu Babhruvahana membunuhmu, oleh karena itu dia telah aku bawa ke sini untuk membunuhmu.” Demikian cerita ulupi yang menyenangkan hati Arjuna.

34.  Perjalanan Pandava ke sorga

Sekarang waktunya para pandava untuk melakukan perjalanan ke sorga. Saat itu vamsa yadava berakhir dan Sri Krsna terbunuh, dan beberapa dari kawan Krsna diculik. Arjuna tidak bisa menyelamatkan mereka, dan mereka melompat ke sungai dan mati. Arjuna yang mulai kehilangan kekuatannya mulai melakukan perjalanan besar dengan saudaranya. Di jalan, Dewa Agni menasehatinya untuk melemparkan busur terkenalnya ke laut, dan Arjuna melakukannya. Pandava melanjutkan perjalanannya, Yudhistira memimpin mereka. Mereka mencapai Himalaya dan disana Pancali meninggal. Bhima menanyakan mengapa Pancali meninggal pertama, Yudhistira menjawab bahwa Draupadi lebih memihak kepada Arjuna daripada yang lain. kemudian mereka semua melanjutkan perjalanan dan kemudian yang meninggal Sahadewa. Yudhistira menceritakan bahwa Sahadewa meninggal karena kecongkakan dan kesombongannya. Yang lain pun melanjutkan perjalanan, seekor anjing kurus mengikuti pandava selama perjalanan mereka.
Nakula yang ketiga meninggal, dan Yudhistira mengkaitkan kematiannya dengan kesombongan Nakula karena ketampanannya. Dan kemudian Arjuna berikutnya, Yudhistira  berkata, hal ini disebabkan oleh Karena dia tidak menjaga sumpahnya, satu kali dibuat, untuk membunuh banyak dari musuh-musuh dalam sehari. Setelah melanjutkan perjalanan dalam jarak yang singkat, Bhima juga jatuh meninggal, dan Yudhistira telah menjelaskan sebelumnya bahwa Bhima hanya memikirkan diri sendiri, terutama karena Bhima suka menikmati makan dengan rakus kemudiandewa Indra datang  duduk di dalam kereta emasnya dan menyambut Yudhistira ke sorga. Namun dia menolak tawaran dengan menyatakan bahwa dia tidak akan pergi sendiri meninggalkan saudara-saudaranya di belakang. Saat Indra meyakinkan dia bahwa saudara-saudaranya sudah di surge, Yudhistira naik ke kereta dan mencapai surge. Dia sangat gembira melihat saudara-saudaranya disana bahagia dengan Pancali.

35.  Istri dan anak Arjuna

Istri-istri Arjuna adalah Pancali, Ulupi, Citrangada, dan Subhadra. Sedangkan anak-anak Arjuna adalah Srtakiriti, Iravan, Babhruvahana dan Abhimanyu.

36.  Nama lain yang Arjuna gunakan dalam Mahabharata

Aindri, Bharata, Bhimanuja, Bhimasenanuja, Bibhatsu, Brhannala, Sakhamrgadhvaja, Sakraja, Sakranandana, Sakrasunu, Sakratmaja, Sakrasuta, Svetasva,Svetahaya, Svetavaha, Devandratanaya, Dhananjaya, Gandivabhrt, Gandhivadanva, Gandivadhari, Gandivi, Gudaksena, Indrarupa, Indrasuta, Indratmaja, Indravaraja, Jaya, Jisnu, Kapidhvaja, Kapiketana, Kapipravara, Kapivaradhvaja, Kaunteya, Kaurava, Kauravarestha, Kauravya, Kiritamali, Kauraveya, Kiritabhrt, Kiritavan, Kiriti, Krsna, Krsnasarathi, Kuntiputra, Mahendrasunu, Mahendratmaja, Nara, Pakasasani, Pandava, Pandaveya, Pandunandana, Partha, Paurava, Phalguna, Prabhanjanasutanuja, Savyasaci, Tapatya, Tridasesvaratmaja, Vanaradvaja, Vanaraketana, Vanaraketu, Vanaravaryaketana, Vasavaja, Vasavanandana, Vasavatmaja, Vasavi, Vijaya.

37.  Karakter Arjuna

Berdasarkan uraian yang cukup panjang seperti tersebut diatas, maka karakter Arjuna adalah sangat pemberani, tegas, bertanggung jawab, melindungi mereka yang tidak berdaya, penuh kasih saying, cerdas, dan berbudi pekerti luhur. Kitab arjuna vivaha berbahsa jawa kuno menyebut arjuna sebagai  “Manusasakti” manusia yang hebat yang dapat mengatasi berbagai permasalahan. Arjuna sangat dekat dengan Sri Krsna mennunjukkan bahwa orang yang utama adalah orang yang sangat dekat dengan Tuhan YME dan taat mengamalkan ajaran-Nya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar