Karakteristik Komponen Komunikasi
Massa
Dosen: Dr. Ispawati Asri, MM
Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta
PENGANTAR
Batasan atau pengertian tentang pengertian komunikasi
massa dapat dipahami dari dua definisi yang dikemukakan para ahli, seperti:
Pertama menurut Bittner (1980), komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan
melalui media massa pada sejumlah besar orang. Batasan komunikasi massa ini
lebih menitikberatkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang
mencakup pesan-pesan, dan media massa (seperti Koran, majalah, Tv, radio, dan
film), serta khalayak.
Kedua menurut Defleur dan Dennis MCQuail (1985), komunikasi
massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media
untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan
makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan
berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Batasan ini lebih menitikberatkan
pada komponen pesan atau isi media massa yang disebarkan untuk menciptakan
makna agar dapat mempengaruhi khalayak.
Adanya
perkembangan yang pesat di bidang teknologi komunikasi seperti internet,
newsgroup, mailing list, World Wide Web, televisi kabel multisaluran, dan
perbincangan di radio dan televisi yang bersifat interaktif menimbulkan pertanyaan
apakah semua ini merupakan media komunikasi massa atau bukan. Itu pulalah
sebabnya definisi tentang komunikasi massa juga mengalami perubahan.
Perkembangan
media cetak ditandai dengan munculnya media cetak jarak jauh, sedangkan media
elektronik antara lain ditandai dengan adanya produksi high definition
television yang mampu menyuguhkan gambar-gambar yang sangat tajam sesuai
aslinya. Di samping itu, revolusi
layar monitor telah melahirkan televisi berlayar datar, tipis dan dapat
dipampang di dinding.
Perkembangan
yang paling mutakhir adalah munculnya media telematika seperti telex dan
videotex. Media telematika mencakup beberapa unit seperti layar gambar,
jaringan komputer, sistem transmisi, sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan,
sistem pencarian, dan sistem pengendalian.
Berdasarkan
batasan-batasan tersebut di atas telah terjadi pergeseran proses komunikasi
massa yang semula proses komunikasi massa bersifat transmisional menjadi
pembentukan pesan yang bermakna. Media massa beserta komponen di dalamnya,
menurut Straubhaar dan LaRose (2006) berperan dalam:
1. Membentuk Berita (shaping the news)
2. Penyajian Agenda (agenda
setting)
3. Penyaring (gatekeeping)
4. Pembingkai (framing)
Ciri-ciri
media baru tersebut secara umum antara lain :
- Pengadaan informasi tidak sepenuhnya berada pada
sumber informasi
- Kemampuan yang tinggi dalam pengiriman pesan-pesan
melalui melalui kabel dan satelit sehingga mengatasi hambatan komunikasi
- Proses komunikasi berjalan dua arah (interactivity)
antara sumber dan penerima. Artinya penerima dapat memilih, menjawab
kembali, dan menukar informasi secara langsung.
- Adanya kelenturan/flexibility dalam hal bentuk, isi,
dan penggunaan medium.
Menurut
Werner J. Severin dan James W. Tankard beberapa ciri lingkungan media baru ini
adalah sebagai berikut :
- Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti
percetakan dan penyiaran sekarang bergabung
- Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju
media yang berlimpah
- Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah
kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan kelompok atau individu
- Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu
arah menuju media interaktif
KARAKTERISTIK
KOMUNIKASI MASSA
Adapun karakteristik komunikasi massa
adalah sebagai berikut:
1.
Komunikator terlembagakan
Ciri komunikasi yang pertama adalah
komunikatornya terlembagakan. Sebagaimana sudah diketahui sesuai definisi yang
dikemukakan di atas, bahwa komunikasi massa itu pasti menggunakan media massa,
baik cetak maupun elektronik. Apabila pesan itu akan disampaikan melalui surat
kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut : Komunikator menyusun pesan dalam
bentuk artikel yang dirancang oleh media yang bersangkutan. Selanjutnya pesan
tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik atau oleh pemimpin redaksi
untuk mengetahui apakah tulisan tersebut sudah sesuai dengan visi dan misi
surat kabar yang bersangkutan. Singkatnya, tahap akhir dari proses tersebut
adalah bagian distribusi yang menyalurkannya sampai kepada khalayak.
Pesan-pesan lainnya ada yang dalam
bentuk tajuk rencana, features, karikatur, dan berbagai berita yang dibuat oleh
reporter surat kabar.
Jadi ada beberapa orang yang terlibat
dalam proses komunikasi massa tersebut dan bebrapa macam peralatan yang
digunakan serta berapa banyak biaya yang digunakan. Media televisi sebagai
bagian media komunikasi massa bahkan mempunyai cara kerja yang lebih rumit dan
melibatkan lebih banyak orang serta menggunakan peralatan yang jauh lebih
kompleks dan canggih.
2.
khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan
tidak mengenal batas geografis
dan kultural.
Khalayak yang heterogen artinya bahwa
mereka berbeda atau beraneka ragam dalam hal latar belakang pendidikan,
penghasilan, suku bangsa, agama, dan sebagainya.
Khalayak yang anonim artinya bahwa di
antara pembaca koran, pendengar radio, atau pemirsa televisi terpisah dan tidak
saling mengenal satu sama lain. Di antara pembaca surat kabar, pendengar radio, atau
pemirsa televisi saling terpisah satu sama lain. Khalayak juga tersebar dan tidak mengenal batas usia,
tempat tinggal, kelompok-kelompok sosial, golongan dan sebagainya.
3. Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum, dalam
arti bukan perorangan atau pribadi.
Isi
pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan orang banyak, tidak menyangkut
kepentingan orang perorangan atau pribadi. Sebagaimana dikemukakan di atas,
bahwa pesan komunikasi massa bisa berupa fakta, dan peristiwa yang terjadi di
sekeliling kita. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus
memenuhi criteria penting, menarik, dan actual seperti perkembangan harga-harga
sembako, kenaikan tarif listrik, kelangkaan minyak tanah dan gas, dan
sebagainya.
4. Pesan bersifat Multiplier
Pola
penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau
khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupun
kultural. Karena karakteristik demikian, media massa disebut sebagai message
multiplier, artinya mempunyai kemampuan untuk menyampaikan pesan secara cepat
dan mampu menjangkau khalayak luas.
5. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan
satu arah. Umpan balik/feedback dari
khalayak berlangsung secara tertunda/delayed feedback
Umpan
balik khalayak atas isi pesan suatu media massa dapat berupa tindakan
meneruskan atau berhenti membaca Koran, mendengar radio, atau menonton
televisi. Sedangkan umpan balik yang ditujukan kepada media massa antara lain
dengan mempermasalahkan kebenaran dan keakuratan suatu berita, kritik terhadap
cara-cara penyampaian berita, atau dukungan terhadap pesan tertentu. Biasanya
media massa, terutama media cetak, menyediakan kolom atau rubric khusus untuk
surat-surat tanggapan pembaca.
6. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara
terencana, terjadual, dan terorganisasi
Komunikator
pada media massa bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang
jelas. Identitas yang dibawakan bukan semata-mata identitas pribadi, tetapi
justru yang ditonjolkan adalah identitas organisasi dan kelompok. Dalam hal ini
bisa diambil sebagai contoh, ada struktur Direktur Utama, Pemeimpin Redaksi,
Direktur pemasaran, Wakil Pemimpin Redaksi, Koordinator Liputan, Kameraman, dan
sebagainya.
7. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala,
tidak bersifat temporer
Artinya
pesan-pesan media massa itu disebarkan kepada khalayak tidak bersifat temporer
atau sewaktu-waktu, melainkan secara tetap, misalnya tiap hari, setiap minggu,
atau setiap bulan, setiap jam, dan sebagainya.
Tidak
termasuk ke dalam pengertian ini adalah apa yang dikenal sebagai booklet dan
leaflet. Kedua jenis media ini biasanya dibuat oleh organisasi atau badan
usaha. Isi pesannya biasanya adalah memperkenalkan dan mempromosikan kegiatan
organisasi atau bdan usaha kepada masyarakat, dan biasanya kedunya diterbitkan
tidak teratur/berkala.
Isi
pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup keamanan, baik yang
bersifat informative, edukatif, maupun hiburan.
8. Media massa mengutamakan unsur: hubungan daripada isi
Setiap
komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi, unsur isi memainkan peranan penting. Misalnya dalam berbagai aspek
kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, dan percakapan antara dua orang teman dalam
kehidupan sehari-hari, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak
menggunakan standar atau sistematika tertentu yang sudah baku seperti ada
pendahuluan, permasalahan, pembahasan, dan kesimpulan. Di samping itu, dalam percakapan seperti ini topik yang
dibahas dapat berubah atau berganti-ganti yang satu dengan lainnya bahkan tidak
relevan.
Sebaliknya
pada level komunikasi massa, unsur hubungan
memainkan peranan penting. Misalnya pesan yang akan disampaikan harus
disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem dan aturan/teori tertentu dan
disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. Jadi, dalam
komunikasi antarpribadi yang menentukan efektivitas bukanlah struktur,
melainkan dimensi manusiawinya, atau aspek isi/content
, sedangkan pada komunikasi massa yang menentukan adalah dimensi “hubungan/cara” nya.
9. Media massa menimbulkan keserempakan
Kelebihan
komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah,
komunikan/khalayak yang menjadi sasaran pesan yang heterogen, luas, dan anonim
tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan menerima pesan yang sama
pula.
10. Kemampuan respon alat indera terbatas
Ciri
komunikasi massa lainnya yang merupakan kelemahannya adalah kemampuan alat
indra terbatas.
Dibandingkan
dengan komunikasi antarpribadi di mana seluruh alat indra pelaku komunikasi
(dalam hal ini adalah komunikator dan komunikan) dapat digunakan secara
maksimal. Dalam hal ini, kedua belah pihak dapat melihat, mendengar, bahkan
mungkin mencium dan merasakan secara langsung. Sebaliknya dalam konteks
komunikasi massa, kemampuan respon alat indra bergantung pada jenis media massa
yang ada atau yang tersedia. Misalnya pada surat kabar dan majalah atau media
cetak pada umumnya, pembaca hanya dapat melihat. Pada radio, khalayak hanya dapat mendengar, dan pada
media televisi dan film, khalayak menggunakan alat indra mata dan telinga.
Proses
komunikasi massa menurut model Schramm dapat dijelaskan sebagai berikut :
Media
mencari informasi dan berita dari berbagai sumber. Di sini redaksi melalui
personil seperti reporter,
koordinator liputan, pemimpin redaksi, dan sebagainya berperan sebagai “gatekeeper” (penjaga gerbang) yang
melakukan seleksi dan menyaring isi pemberitaan yang layak untuk dimuat. Tim
redaksi menjalankan fungsinya sebagai decoder,
encoder, dan interpreter. Dalam hal ini, berarti mereka membaca, menyeleksi,
menilai, dan mempertimbangkan berita-berita yang masuk ke sidang redaksi untuk
kemudian diputuskan mana berita yang layak dan harus disiarkan atau disampaikan
pada khalayak. Dalam mekanisme ini, materi yang lolos seringkali telah
dimodifikasi dan diedit oleh tim redaksi.
Khalayak
media terdiri dari individu-individu. Di sini kegiatan decoding, encoding, dan
interpreting juga berlangsung. Setiap individu
akan menyeleksi dan menginterpretasikan berita yang diperolehnya . Biasanya
individu yang diterpa oleh berita atau pesan-pesan media massa adalah bagian
dari suatu asosiasi atau kelompok, Oleh karena itu, pesan-pesan yang diterima
oleh individu tersebut akan mengalir ke anggota-anggota kelompok lainnya.
Karena
proses komunikasi massa berlangsung satu arah, maka umpan balik akan bersifat
tertunda, artinya bila seseorang tidak tertarik dengan berita atau acara yang
ditayangkan, maka ia akan berhenti membaca atau memirsanya. Implikasi dari
umpan balik yang tertunda ini adalah, merupakan faktor pendorong bagi media
untuk menampilkan program atau pesan-pesan yang sesuai dan diminati oleh
khalayak.
Sebenarnya
kegiatan encoding, decoding, dan interpreting yang berlangsung dalam suatu
media sekarang ini adalah jauh lebih rumit dan kompleks dari apa yang
digambarkan dalam model Schramm. Dalam kenyataan dewasa ini dalam media massa,
terutama media televisi, bagian-bagian yang terlibat dalam proses pembuatan
suatu berita melibatkan banyak sekali struktur dan personil yang saling
berkaitan satu sama lain.
KARAKTERISTIK
ISI PESAN MEDIA MASSA
1.
Novelty (sesuatu yang baru)
Sesuatu yang “baru” merupakan unsur yang
terpenting bagi suatu pesan media massa. Khalayak akan tertarik untuk menonton
suatu program acara televisi, mendengarkan siaran radio, atau membaca surat
kabar apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau
belum pernah diketahui.
2.
Jarak (proximity)
Jarak terjadinya suatu
peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa itu, mempunyai arti
penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan
langsung dengan kehidupannya dan lingkungannya.
3.
Popularitas
Peliputan tentang tokoh,
organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal, akan lebih
menarik perhatian khalayak. Misalnya suatu peristiwa perampokan akan menjadi
berita besar bagi khalayak jika itu terjadi di rumah Kapolsek.
4.
Pertentangan/conflict
Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan,
baik dalam bentuk kekerasan maupun menyangkut
perbedaan pendapat dan nilai, biasanya lebih disukai oleh khlayak.
Misalnya: konflik atau pertentangan antara suku Dayak dan Madura yang pernah
terjadi di Kalimantan Barat, atau konflik suku Madura dan Betawi, serta konflik
antarsuku lainnya yang pernah terjadi di Indoensia.
Pengertian konflik atau pertentangan ini
juga bisa dalam arti adanya perbedaan/gap antara apa yang seharusnya (das
sollen) dengan apa yang menjadi
kenyataan (das sein). Contoh: a) Seorang
Ibu di Bandung telah membunuh 2 orang anaknya; b) Seorang polisi tertangkap
tangan sedang pesta narkoba; c) Seorang warga negara Indoensia di Australia
menginjak-injak bendera Merah Putih.
5.
Komedi
Manusia pada dasarnya tertarik pada
hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian
pesan yang bersifat humor/komedi lazimnya disenangi khalayak. Unsur-unsur
komedi ini antara lain meliputi ketidakwajaran, ketololan, kondisi yang
bersifat memalukan, dan lain-lain.
6.
Seks dan Keindahan
Salah satu sifat manusia adalah
menyenangi unsur seks dan keindahan/kecantikan, sehingga kedua unsur itu
bersifat universal. Kedua unsur itu selalu menarik perhatian orang, itulah
sebabnya media massa seringkali menonjolkan kedua unsur itu.
Sesuatu yang bersifat seks dan porno ini
selalu menarik untuk dibicarakan. Mengapa? Karena seks adalah bagian dari hidup
dan kehidupan manusia dan ia bersifat alamiah. Sebagaimana dikemukakan Sigmund
Freud, seorang ahli psikoanalisis, bahwa kepribadian manusia meliputi unsur Id,
yang di dalamnya terdapat libido/dorongan seks, kemudian unsur Ego/mediator
yang melaksanakan dorongan-dorongan Id, serta unsur Kesadaran moral.
7.
Emosi
Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh
kebutuhan dasar/basic needs manusia seringkali bisa menimbulkan emosi dan
simpati khalayak.
8.
Nostalgia
Pengertian nostalgia di sini merujuk
pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman di masa lalu. Misalnya orang yang
lahir pada tahun 40-an akan menyukai lagu-lagu pop pada tahun 60-an.
9.
Human interest
Setiap orang pada dasarnya
ingin mengetahui segala peristiwa atau hal-hal yang menyangkut kehidupan orang
lain. Gambaran tentang orang-orang ini (cerita-cerita human interest) dapat
dikemas dalam bentuk berita, feature, biografi, dan lain-lain.
FUNGSI
KOMUNIKASI MASSA
Secara garis besar komunikasi mempunyai
dua fungsi utama, yaitu fungsi terhadap- masyarakat (societal function) dan
fungsi terhadap individu (individual function).
A. Fungsi terhadap
masyarakat
Menurut Lasswell dan
Wright, ada 4 fungsi komunikasi massa, yaitu :
1. Pengawasan lingkungan
Fungsi ini merujuk pada upaya
pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi
di dalam dan di luar lingkungan suatu masyarakat.
Media massa seperti surat kabar,
majalah, radio, dan televisi menyebarkan segala kejadian atau peristiwa yang
ada, sehingga menjadi informasi bagi khalayak luas. Peristiwa-peristiwa itu
tercakup ke dalam bidang ekonomi, social, politik, budaya, dan sebagainya.
2. Korelasi antara bagian dalam masyarakat untuk
menanggapi lingkungannya
Fungsi korelasi ini meliputi interpretasi terhadap informasi dan preskripsi ( memberi petunjuk atau alternatif) untuk mencapai konsensus
dalam upaya mencegah akibat-akibat yang tidak
diinginkan yang terjadi karena adanya informasi tentang lingkungan
tersebut.
Setiap sajian berita, terutama yang
menyangkut kepentingan atau
kehidupan orang banyak, akan mendapat stimuli
dari khalayak berupa tanggapan atau berbuat sesuatu. Apabila berita disajikan dengan publisitas yang
berlebihan, maka akan dapat menimbulkan mobilisasi yang berlebihan pula. Di
sinilah media massa dituntut untuk berperan dalam menghubungkan setiap kejadian dengan tanggapan yang dapat muncul
dari khalayak.
Pelaksanaan fungsi
korelasi ini dilakukan oleh media melalui editorial. Isinya adalah melakukan interpretasi terhadap suatu kejadian sesuai dengan keinginan dan
pemikiran masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi ini media massa seringkali
harus mengajukan suatu pandangan
alternatif terhadap suatu persoalan atau peristiwa tertentu. Pada media
cetak, editorial ini terwujud dalam bentuk tajuk
rencana, sedangkan pada media elektronik radio dan televisi biasanya
melalui program ulasan khusus. Editorial
ini biasanya relevan dan tidak bertentangan dengan visi dan misi media yang bersangkutan.
3. Sosialisasi atau
pewarisan nilai-nilai
Fungsi
ini menunjuk pada upaya transmisi dan pendidikan nilai-nilai atau norma-norma
dari suatu generasi ke generasi berikutnya atau dari suatu kelompok
masyarakat kepada anggota kelompoknya yang baru.
Fungsi ini seperti fungsi yang telah
dilakukan oleh orang tua atau para guru di sekolah. Jadi dalam hal ini media
massa seperti Koran, radio, atau televisi melakukan penerusan nilai-nilai atau
norma-norma di dalam masyarakat.
Dalam fungsi ini, media massa seperti
surat kabar, radio, atau televisi memberikan suatu kerangka berpikir yagn
bersifat umum dan penting bagi masyarakat. Di sinilah terjadi proses transmisi
nilai-nilai dan norma-norma social yang penting dalam kehidupan masyarakat.
4. Hiburan
Fungsi hiburan ini menunjuk
pada upaya komunikasi yang bertujuan memberikan hiburan kepada masyarakat luas. Bentuk-bentuk hiburan itu misalnya
berupa kehidupan “mewah” dari para artis, keindahan tempat-tempat rekreasi,
musik, olah raga, dan sebagainya
Selain 4 fungsi komunikasi massa
sebgaimana dikemukakan di atas, dapat ditambahkan fungsi yang lain, yaitu :
5. Fungsi Adaptasi
Lingkungan
Adaptasi
dengan lingkungan adalah penyesuaian
diri kita ke dalam lingkungan di mana kita berada. Setiap
manusia berusaha untuk menyesuaikan dirinya di manapun dia berada demi
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Proses komunikasi massa membantu manusia
dalam proses penyesuaian tersebut. Ketika seseorang mengirim dan menerima
pesan, maka proses pengiriman dan penerimaan pesan tersebut membantu kita untuk
berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian akan terjadi proses penyesuaian
yang mungkin berakhir dengan kesepakatan dan kompromi di antara komunikator dan
komunikan, di samping mungkin juga terjadi konflik.
6. Fungsi Manipulasi Lingkungan
Manipulasi dalam hal ini bukan sesuatu yang bersifat negative.,
tetapi yang dimaksud adalah berusaha untuk mempengaruhi
lingkungan. Setiap orang akan berusaha melakukan upaya untuk mempengaruhi
lingkungan di mana ia berada, sehingga akan terjadilah proses saling
mempengaruhi. Dalam konteks ini, komunikasi massa digunakan sebagai alat
control atau pengendali utama dan pengaturan lingkungan.
Contohnya
adalah tayangan iklan di televisi yang memperlihatkan seorang artis yang minum
minuman tertentu. Setelah itu melihat pada teman-temannya seraya memperlihatkan betapa segarnya ia
setelah meminum minuman tersebut. Pemirsa yang menonton tayangan iklan tersebut
dapat terpengaruh oleh iklan tersebut.
B. Fungsi terhadap
individu
Menurut Samuel L. Becker, ada 7 fungsi
komunikasi massa bagi individu sebagai berikut :
1.
pengawasan atau pencarian inforrmasi
2.
mengembangkan konsepsi diri
3.
fasilitas dalam hubungan social
4.
substitusi dalam hubungan social
5.
membantu melegakan emosi
6.
pelarian dari ketegangan dan keterasingan
7. bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi
Adapun
uraiannya adalah sebagai berikut:
1) Pengawasan atau pencarian informasi
Segala
informasi yang menyangkut kehidupan manusia selalu dilaporkan oleh media massa.
Oleh karena itu, dengan megetahui segala informasi tentang apa saja akan dapat
membantu seseorang dalam berbuat sesuatu, dalam mengambil keputusan, dan lebih
memiliki kepercayaan dalam perilakunya.
2) Mengembangkan konsep diri
Setiap
individu akan selalu mencari/mengeksplorasi segala informasi yang berhubungan
dengan pekerjaannya atau pofesinya. Informasi
ini dapat diperoleh dari media massa seperti Koran, radio, televisi, atau film.
3) Fasilitas dalam hubungan sosial
Media
massa membantu kita dalam pergaulan social. Hal ini dimungkinkan karena media
massa menyediakan topik-topik yang dapat menjadi bahan pembicaraan hangat dalam
pergaulan kita dengan orang-orang lain.
4) Substitusi dalam hubungan social
Dalam
hubungan pergaulan kita dengan orang lain, kita akan terlibat secara psikologis
dalam arti adanya keakraban antara kita dengannya. Kita seringkali menyadari
telah melakukan suatu kesalahan dan merasa benar dalam hubungan tersebut.
Aspek-aspek
psikologis dalam hubungan sosial kita seringkali kita dapatkan dalam isi pesan
media massa. Misalnya kita bisa menitikkan air mata ketika menonton film-film
sediah di televisi, atau kita merasa marah atau benci ketika kita menonton
adanya ibu tiri yang menganiaya anak tirinya.
5) Membantu melegakan emosi
Dari
berbagai berita yang dimuat oleh media massa
seperti surat kabar, radio, film, atau televisi kita seringkali
terhanyut dalam suasan menyenangkan,
merasa puas, atau bahkan kita tertawa dibuatnya.
6) Sarana pelarian dari
ketegangan dan keterasingan
Dalam
menghadapi pekerjaan sehari-hari, kita seringkali mengalami ketegangan/stress,
bahkan kita seringkali terasing dari pergaulan dengan lingkungan di sekitar
kita. Dalam kondisi ini kita akan mencari
tempat pelarian dengan cara membaca Koran, mendengarkan siaran musik radio,
menonton televisi, atau pergi menonton film.
7) Sebagai bagian dari
kehidupan rutin atau ritualisasi
Dalam
kehidupan rutin kita sehari-hari, media massa telah mengisi sebagian dari
kebutuhan hidup. Setiap pagi kita akan menyempatkan waktu untuk membaca Koran,
menengarkan radio, atau menonton televisi.
Joseph
DeVito mengemukakan fungsi yang lain dari komunikasi masa, yaitu sebagai
berikut :
- Fungsi meyakinkan (to persuade)
- Mengukuhkan status
- Fungsi membius
- Menciptakan rasa kebersamaan
- Fungsi privatisasi dan hubungan
1) Fungsi meyakinkan
Menurut
Devito, fungsi meyakinkan atau persuasi ini dapat berbentuk :
- Mengukuhkan atau memperkuat sikap, nilai dan dan kepercayaan seseorang
- Mengubah sikap, kepercayaan, dan nilai seseorang
- Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu
- Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai
tertentu
a. Mengukuhkan
Untuk
melakukan persuasi, kita memusatkan perhatian pada upaya mengubah atau memperkuat
sikap atau kepercayaan khalayak agar mereka bertindak dengan cara tertentu.
Sikap adalah produk dari sosialisasi di mana seseorang bereaksi atau bertindak
dengan cara tertentu atau sikap dapat pula didefinisikan sebagai kecenderungan
seseorang untuk berperilaku sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Jika
sikap mengarah pada objek tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri terhadap
objek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi
dari orang tersebut terhadap objek.
Media
melalui sumber daya dan kekuatan yang dimilikinya, lebih sering mengukuhkan
atau memperkuat kepercayaan, sikap, dan
nilai , serta opini khalayak menjadi lebih kuat. Misalnya, orang yang religius
akan tertarik untuk mendengarkan pesan-pesan yang sesuai dengan keyakinan mereka
dan hal ini mengakibatkan mereka lebih kuat dalam meyakini kebenaran
kepercayaannya.
b. Mengubah
Media
akan mengubah sikap, pendapat atau penilaian orang yang tidak memihak pada
suatu masalah tertentu. Media juga
banyak menghasilkan perubahan yang dianggap sepele. Akan tetapi sikap religius, pilihan politik,
dan komitmen sosial terutama yang sangat kita yakini, tidak mudah diubah.
c. Menggerakkan
Dari
perspektif periklanan, fungsi terpenting media massa adalah menggerakkan
konsumen untuk melakukan tindakan terentu. Media berusaha mengajak pembaca,
pendengar, atau pemirsa untk membeli dan menggunakan produk tertentu seprti
sabun cuci tangan, merek baju, atau makanan tertentu. Setelah suatu sikap
terbentuk atau suatu pola perilaku mantap, media lalu berfungsi mengarahkan ,
dan mengendalikannya ke arah tertentu.
d. Menawarkan
etika/sistem nilai tertentu
Fungsi
persuasif dari media massa lainnya adalah menawarkan etika dengan mengungkapkan
secara terbuka tentang adanya penyimpangan tertentu dari suatu norma yang
berlaku. Misalnya media massa dapat mengungkapkan ketegangan atau konflik yang
terjadi dan menarik perhatian masyarakat atas praktek-praktek diskriminasi yang
tentu saja ini bertentangan dengan norma-norma sosial kemasyarakatan.
2) Fungsi Mengukuhkan
status
Menetapkan
status terjadi apabila berita yang disebarluaskan mengacu pada
kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu sehingga prestasi mereka akan
meningkat. Contoh: orang-orang yang sering yang sering dimuat ide-idenya dalam
media cetak atau orang-orang yang sering dijadikan sebagai narasumber oleh
stasiun televisi akan dianggap sebagai pakar dan dipercaya oleh masyarakat.
Setiap persoalan yang diangkat oleh media massa melalui wawancara dengan
narasumber tersebut, menjadi agenda penting pembicaraan di dalam masyarakat,
meskipun apa yang dibicarakan tersebut
Komunikasi
massa mempunyai fungsi ”mengakhlakkan”, apabila komunikai itu memperkuat
kontrol sosial atas anggota-anggota masyarakat
yang membawa penyimpangan perilaku ke dlam pandangan masyarakat.
Misalnya, surat kabar menyampaikan informasi mengenai pelanggaran norma-norma.
Fakta-fakta seperti ini sudah seharusnya diketahui oleh masyarakat, akan tetapi
keterbukaan melalui komunikasi massa telah menciptakan kondisi-kondisi di mana
orang banyak harus menolak pelanggaran-pelanggarn seperti itu dn akan mendukung
standar morrlitas yang berlaku umum.
Menurut
Joseph Devito, daftar 100 orang penting di dunia bagi Anda adalah berisi
nama-nama orang yang banyak dimuat oleh media massa. Jika daftar nama-nama itu
tidak dimuat oleh media massa, maka nama-nama orang tersebut tentulah tidak
penting, paling tidak bagi masyarakat. Sebagaimana dikatakan oleh Paul
Lazarsfeld, bahwa Jika anda benar-benar penting, maka Anda menjadi pusat pehatian media
massa, dan jika Anda menjadi perhatian media massa, maka berarti Anda adalah
orang penting. Sebaliknya,
jika Anda tidak mendapatkan perhatian media massa, maka Anda tidak penting”.
3) Fungsi membius
Salah
satu fungsi media massa yang paling menarik dan paling sering dilupakan adalah
fungsi membius (narcotization). Ini berarti bahwa apabila menyajikan informasi
tentang sesuatu, maka penerima atau khalayak percaya bahwa tindakan tertentu
telah diambil. Akibatnya, penerima atau pemirsa terbius ke dalam keadaan pasif
seolah-olah berada dalam pengaruh narkotika.
Misalnya,
televisi telah menayangkan tentang kematian penyanyi Alda. Televisi
menayangkannya sedemikian rupa, sehingga pemirsa seolah-olah terbius dibuatnya.
Seluruh masyarakat tercurah kepada cerita sekitar kematian artis tersebut. Ada
suasana haru dan mencekam dan berpengaruh terhadap pola pikir dan pola perilaku
masyarakat. Bahkan seluruh media massa, surat kabar, tabloid, dan televisi
memuat berita-berita di halaman depan dan memberikan tekanan pada judul-judulnya.
Media massa seolah-olah berlomba-lomba untuk menarik perhatian pembacanya
dengan menulis berita tentang kematian artis tersebut dari berbagai sudut
pandang.
Lazarsafeld
dan Devito mengatakan, ”Orang banyak
membaca permasalahan dan bahkan mungkin mengetahui alternatif-altrnatif
tindakan yang akan dilakukan. Tetapi ini lebih merupakan proses intelektual
yang tidak merupakan tindakan sosial. Warga masyarakat yang berkepentingan
terhdap suatu pesoalan dan mengetahui informasi ini, dapat mengambil manfaat
bagi dirinya sendiri atas informasi yang telah diperolehnya, tetpai ia lupa
bahwa ia tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan itu. Ia tidk paham
dan sulit membedakan antara mengetahui persoalan dan melakukan sesuatu atas
persoalan tersebut”.
4. Fungsi menciptakan
rasa kebersamaan
Fungsi
komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita adalah kemampuannya untuk
membuat kita merasa menjadi anggotas suatu kelompok. Contoh : seseorang yang
sedang sendirian, kesepian di rumah yang besar sambil minum teh dan menonton
acara-acara televisi. Acara-acara yang ditampilkan oleh televisi membuat orang
tersebut merasa menjadi anggota keluarga yagn besar. Rasa kesepiannya terhibur
karena hati dan perasaannya telah menyatu dengan acara-acara yang ditayangkan
oleh televisi.
Contoh
lain, seseorang yang sedang menderita sakit kanker paru-paru dan sudah putus
asa, menjadi bangkit semangatnya dan optimis bahwa penyakitnya akan sembuh
setelah ia menonton tayangan acara di televisi bahwa ada orang lain yang mampu
sembuh dari penyakit tersebut setelah berobat ke ”orang pintar” dengan cara
pengobatan alternatif.
5. Fungsi untuk
privatisasi
Privatisasi
adalah kecenderungan bagi sesorang untuk menarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya.
Para ahli berpendapat bahwa berlimpahnya informsi yagn dijejalkan kepada kita
telah membuat kita selalu merasa kekuarangan. Laporan yang bertubi-tubi tentang
kenaikan harga sembako, pengangguran, dan kejahatan yang terjadi di mana-mana
telah membuat orang merasa putus asa dalam menghadapi hidup dan membuatnya lalu
menarik diri dari lingkungan masyarakat dan hidup dalam dunianya sendiri.
Sumber Bacaan
Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Infante, Dominic A., Andrew S. Rancer and Deanna F.
Womack, 1993, Building Communication
Theory, Second Edition, Waveland Press Inc., Prospect Heights, Illinois.
Littlejohn, Stephen W., 1989, Theories of Human Communication, Third Edition, Wadsworth
Publishing Company, Belmont, California.
McQuail, Denis, Penerjemah: Agus Dharma dan Aminudin Ram,
1989, Teori Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, Erlangga, Jakarta.
Straubhaar, Joseph and Robert LaRose, 2006, Media Now, Understanding Media, Culture, and
Technology, Fifth Edition, Thomson Wadsworth, Belmont, California
Tidak ada komentar:
Posting Komentar