Kamis, 03 Mei 2018

Temu Kebangsaan 2018

TEMU KEBANGSAAN ORANG MUDA 2018

            Temu Kebangsaan Orang Muda ini dimaksudkan untuk menjadi ruang pertemuan actor gerakan orang  muda untuk mendiskusikan dan menemukan solusi mengenai kondisi tantangan bangsa Indonesia saat ini dan masa depan, konsolidasi potensi, dan menyusun strategi kerja bersama di antara berbagai potensi orang muda.  Temu kebangsaan orang muda ini diikuti oleh 5 (Lima) organisasi/ lembaga yaitu Komisi Kepemudaan Waligereja Indonesia(KWI), Jaringan GUSDURian, Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), Biro Pemuda dan Remaja Persekutuan Gereja- Gereja Indonesia(PGI), dan DPN PERADAH.
            Adapun tujuan dari Temu Kebangsaan Orang Muda adalah untuk mengkaji peta masalah dan tantangan permasalahan bangsa Indonesia saat ini dan masa depan, mengkonsolidasi kerja-kerja di level akademis, kebijakan dan basis atau praksis lapangan serta membangun jejaring kerja sama. Tempat dan waktu kegiatan Temu Kebangsaan Orang Muda ini bertempat di Cico Resort, Jl. Tumenggung Wiradiredja No 216, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat 1655, pada hari Jumat s.d Minggu, tanggal 27-29 April  2018.



Dalam Temu Kebangsaan 2018 ini terdapat 6 (enam) bentuk kegiatan sebagau berikut: pertama adalah Studium General dengan pembicaranya adalah Menteri Agama RI(Lukman Hakin Saiffudin)dengan tema “Orang Muda Bersinergi Mempertahankan Pancasila dan Kebhinekaan” dalam materi yang disampaikan, beliau mengatakan bahwa setiap agama tertentu  mempunyai keyakinan bahwa agamanya yang paling ‘benar’, tetapi terhadap keyakinan yang berbeda, kita harus member ruang kepada perbedaan keimanan seseorang, dantetapi toleransi itu bukan berarti keimanan kita memudar.

            Kegiatan yang kedua adalah General Discussion. Ada dua pemateri dalam sesi ini, yang pertama adalah Beka Ulung Hapsara(KOMNAS HAM) dengan tema “Orang Muda dan HAM” beliau mengatakan bahwa melarang orang yang akan beribadah adalah salah satu pelanggaran HAM.


            Pembicara kedua dalam sesi ini adalah Bivitri Susanti dengan tema “Orang Muda dan Konstitusi” beliau menyampaikan bahwa banyaknya kasus hukum dan ketidakadilan yang belum merata di Indonesia menyebabkan ketimpangan sosial dan butuh penyadaran  terhadap konstitusi secara mendalam dan secara menyeluruh juga penyelesaian kasus hukum dan perundang-undangan yang belum selesai. Orang muda sebagai pelopor penggerak haruslah menyikapi ini.





Bivitri Susanti (Orang Muda dan Konstitusi)

            Kegiatan ketiga adalah Forum Grup Discussion (FGD) yang terbagi menjadi 4 (empat) FDG yaitu Orang Muda dan Lingkungan(Fasilitator: Dewi Kartika {KPA}), Orang Muda dan Anti Korupsi (Fasilitator:Mas Kokow {KPK}), Orang Muda dan Media(Fasilitator: Tantowi Anwari), serta Orang Muda dan Pendidikan(Martinus Gea{Yayasan Prima Uggul}). Dalam Temu Kebangsaan ini, Saya tergabung dalam FGD Pendidikan. Di dalam mareti yang disampaikan oleh Bapak Martinus Gea, bahwa beliau sangat menekankan pada Motivasi untuk mencapai kesuksesan melalui pendidikan, bahwa orang muda mampu mengembangan potensi bakat dan keterampilan, serta wawasan untuk membangun peradaban yang lebih baik.
Martinus Gea (Orang Muda dan Pendidikan)

            Kegiatan selanjutnya adalah Workshop rencana kerja masing –masing isu tematik untuk merumuskan rencana kerja bersama. Kemudian kegiatan selanjutnya adalah proyek sosial,  peserta dan panitia terjun langsung ke dalam masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial kecil dalam upaya membangun kesadaran dan menumbuhkan persaudaraan dan semangat berbagi untuk masyarakat setempat. Setelah itu dilanjutkan dengan  Malam Kreatifitas bagi peserta untuk menampilkan kreatifitas seninya. Dan diakhiri dengan upacara bendera sebagai penutup acara Temu Kebangsaan 2018.
Malam Kreatifitas


Peserta dan Panitia Temu Kebangsaan Orang Muda 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar