TEMU
KEBANGSAAN ORANG MUDA 2018
Temu
Kebangsaan Orang Muda ini dimaksudkan untuk menjadi ruang pertemuan actor gerakan
orang muda untuk mendiskusikan dan
menemukan solusi mengenai kondisi tantangan bangsa Indonesia saat ini dan masa
depan, konsolidasi potensi, dan menyusun strategi kerja bersama di antara
berbagai potensi orang muda. Temu kebangsaan
orang muda ini diikuti oleh 5 (Lima) organisasi/ lembaga yaitu Komisi
Kepemudaan Waligereja Indonesia(KWI), Jaringan GUSDURian, Aliansi Nasional
Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), Biro Pemuda dan Remaja Persekutuan Gereja- Gereja
Indonesia(PGI), dan DPN PERADAH.
Adapun
tujuan dari Temu Kebangsaan Orang Muda adalah untuk mengkaji peta masalah dan
tantangan permasalahan bangsa Indonesia saat ini dan masa depan,
mengkonsolidasi kerja-kerja di level akademis, kebijakan dan basis atau praksis
lapangan serta membangun jejaring kerja sama. Tempat dan waktu kegiatan Temu
Kebangsaan Orang Muda ini bertempat di Cico Resort, Jl. Tumenggung Wiradiredja
No 216, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat 1655, pada hari Jumat s.d Minggu,
tanggal 27-29 April 2018.
Dalam Temu
Kebangsaan 2018 ini terdapat 6 (enam) bentuk kegiatan sebagau berikut: pertama
adalah Studium General dengan pembicaranya adalah Menteri Agama RI(Lukman Hakin
Saiffudin)dengan tema “Orang Muda
Bersinergi Mempertahankan Pancasila dan Kebhinekaan” dalam materi yang
disampaikan, beliau mengatakan bahwa setiap agama tertentu mempunyai keyakinan bahwa agamanya yang
paling ‘benar’, tetapi terhadap keyakinan yang berbeda, kita harus member ruang
kepada perbedaan keimanan seseorang, dantetapi toleransi itu bukan berarti
keimanan kita memudar.
Kegiatan
yang kedua adalah General Discussion. Ada dua pemateri dalam sesi ini, yang pertama
adalah Beka Ulung Hapsara(KOMNAS HAM) dengan tema “Orang Muda dan HAM” beliau mengatakan bahwa melarang orang yang
akan beribadah adalah salah satu pelanggaran HAM.
Pembicara
kedua dalam sesi ini adalah Bivitri Susanti dengan tema “Orang Muda dan Konstitusi” beliau menyampaikan bahwa banyaknya
kasus hukum dan ketidakadilan yang belum merata di Indonesia menyebabkan
ketimpangan sosial dan butuh penyadaran
terhadap konstitusi secara mendalam dan secara menyeluruh juga
penyelesaian kasus hukum dan perundang-undangan yang belum selesai. Orang muda
sebagai pelopor penggerak haruslah menyikapi ini.
Bivitri Susanti (Orang Muda dan Konstitusi) |
Kegiatan ketiga adalah Forum Grup
Discussion (FGD) yang terbagi menjadi 4 (empat) FDG yaitu Orang Muda dan
Lingkungan(Fasilitator: Dewi Kartika {KPA}), Orang Muda dan Anti Korupsi (Fasilitator:Mas
Kokow {KPK}), Orang Muda dan Media(Fasilitator: Tantowi Anwari), serta Orang
Muda dan Pendidikan(Martinus Gea{Yayasan Prima Uggul}). Dalam Temu Kebangsaan
ini, Saya tergabung dalam FGD Pendidikan. Di dalam mareti yang disampaikan oleh
Bapak Martinus Gea, bahwa beliau sangat menekankan pada Motivasi untuk mencapai
kesuksesan melalui pendidikan, bahwa orang muda mampu mengembangan potensi
bakat dan keterampilan, serta wawasan untuk membangun peradaban yang lebih
baik.
Martinus Gea (Orang Muda dan Pendidikan) |
Kegiatan
selanjutnya adalah Workshop rencana kerja masing –masing isu tematik untuk
merumuskan rencana kerja bersama. Kemudian kegiatan selanjutnya adalah proyek
sosial, peserta dan panitia terjun
langsung ke dalam masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial kecil dalam upaya
membangun kesadaran dan menumbuhkan persaudaraan dan semangat berbagi untuk
masyarakat setempat. Setelah itu dilanjutkan dengan Malam Kreatifitas bagi peserta untuk
menampilkan kreatifitas seninya. Dan diakhiri dengan upacara bendera sebagai
penutup acara Temu Kebangsaan 2018.
Malam Kreatifitas |
Peserta dan Panitia Temu Kebangsaan Orang Muda 2018 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar