PROFIL JOHNNY ANDREAN
Nama Johnny Andrean sudah sangat
terkenal sebagai penata rambut atau hair stylish terkemuka di Indonesia dan
salonnya yaitu Johnny Andrean Salon menjadi salah satu salon terbesar di
Indonesia dan punya cabang berjumlah ratusan yang tersebar di kota-kota di
Indonesia.
Johnny Andrean merupakan anak rantau
dari Pulau Kalimantan. Ia lahir di Singkawang, Kalimantan Barat sekitar
setengah abad yang lalu. Ia merupakan anak seorang pedagang hasil bumi dan juga
pengelola salon. Keterampilan salon didapat dari ibunya.
Salon Johnny Andrean
Ingin hidup lebih baik, Johnny Andrean kemudian nekat untuk merantau ke Jakarta pada di akhir tahun 70an. Dengan bekal ilmu salon yang ia pelajari dari ibunya di Kalimantan, ia kemudian mencoba bertahan hidup dengan mendirikan sebuah salon kecil-kecil di tahun 1978 yang terletak di Jakarta Utara sembari terus belajar untuk menemukan model gaya rambut terbaru untuk pelanggannya.
Karena kepandaiannya dalam menata rambut dan keramahannya terhadap pelanggannya, lambat laun membuat usaha salon Johnny Andrean berkembang dengan pesat. Ia dikenal sebagai 'Si Tukang Keramas' karena kepandaiannya dalam menata model rambut dan memberikan model gaya rambut baru. Dua tahun berselang, ia kemudian membuka cabang salonnya di bilangan Mangga Besar, kemudian salon ketiganya ia buka di kawasan Wahid Hasyim dan setelah itu di wilayah Kebayoran Baru yang semuanya berada di wilayah Jakarta.
Semakin berkembangnya Johnny Andrean Salon membuat ia
kemudian aktif untuk merekrut karyawan yang kemudian dilatih hair stylish. Ia
sendiri kadang turun tangan langsung mengajarkan karyawannya bagaimana cara
perawatan rambut yang baik dan benar, baik itu cuci rambut, creambath, hingga
potong rambut.
Untuk memperdalam pengetahuannya mengenai gaya rambut, ia
kemudian pergi belajar ke Eropa seperti ke Vidal Sasson Academy London,
Alexander de Paris, Tony and Guy Academi London hingga Trevor Sorbie Academi
London. Dari situ ia kemudian banyak menemukan model gaya rambut baru yang
disukai oleh pelanggannya.
Johnny Andrean juga mendirikan Johnny Andrean School & Training sebuah sekolah hair stylish yang kemudian lulusan sekolah ini akan ditempatkan di salon-salon Johnny Andrean sehingga menurut Johnny Andrean, ia bisa mendapatkan karyawan salon yang berkompeten dan juga loyal kepada perusahaan.
Johnny Andrean juga mendirikan Johnny Andrean School & Training sebuah sekolah hair stylish yang kemudian lulusan sekolah ini akan ditempatkan di salon-salon Johnny Andrean sehingga menurut Johnny Andrean, ia bisa mendapatkan karyawan salon yang berkompeten dan juga loyal kepada perusahaan.
Bisa dikatakan setiap tahun Johhny Andrean selalu membuka cabang baru untuk Salonnya sehingga membuatnya semakin terkenal di kalangan hair stylish dan model di Indonesia. Puluhan Cabang Salon ia miliki. Ayah empat anak ini mengaku bahwa bisnisnya di dunia salon tidak selalu mulus.
Tahun 1998, sempat
ditimpa musibah ketika kerusuhan tahun 1998. Kala itu, 19 salonnya jadi korban
penjarahan pasca lengsernya Presiden Soeharto. Johnny berkata, “Dalam satu
tahun Anda hanya bisa membuka 4 atau 5 salon. Tapi dalam semalam, hilang 19,”
katanya. Kemudian lanjut berkata, “Saya mengatakan pada karyawan kami bahwa
kita harus bisa menghadapinya bersama-sama. Maka kami berpindah-pindah di
antara salon yang masih beroperasi. Tidak ada yang komplain, meskipun mereka
kehilangan sebagian komisi mereka. ”
Ia kemudian mencoba bangkit dengan menata kembali bisnis
salonnya hingga kemudian lambat laun usahanya bangkit kembali. Jaringan salon
Johnny Andrean terus menerus tumbuh hingga sampai saat ini berjumlah lebih dari
ratusan jaringan bisnis salon Johnny Andrean.
Membuka BreadTalk
Membuka BreadTalk
Setelah sukses dengan jaringan
bisnis salon dan sekolah hair stylishnya, Johnny Andrean kemudian mencoba
mengembangkan kemampuan bisnisnya di bidang lain yaitu di bidang food &
beverage. Tahun 2003, Johnny Andrean meyakinkan jaringan roti terkenal asal
Singapura yakni Breadtalk, dan kemudian membeli hak waralaba toko tersebut di
Indonesia. Konsep penjualan Breadtalk oleh Johnny di Indonesia sangat cerdas, ia mendesain
Breadtalk di mall terbuka dan konsumen melihat langsung pembuatan roti ,
sehingga menarik perhatian konsumen untuk berkunjung dan membelinya
Hasilnya, bisnis Breadtalk yang dirintis
Johnny ini sangat laris manis, hingga pada tahun 2007 ia berhasil membuka 35
Breadtalk di Indonesia.
Mendirikan J.Co
Lagi-lagi, Johnny
membuka satu bisnis lain di industri beverage,
kali ini yang dipilihnya adalah donat. Ide ini lahir dari hobinya yang sering
travelling ke luar negeri. Awalnya ia hendak menggunakan konsep yang sama
dengan BreadTalk, yakni membeli hak waralaba dari luar negeri. Namun hal ini
urung dilakukannya karena ia merasa donat luar negeri kurang memenuhi
standarnya. Maka, tahun 2005 ia mengibarkan J-Co Donuts & Coffee. Ia
rela melakukan survei dan riset ke berbagai negara, seperti Australia,
Amerika Serikat, Jepang dan berbagai negara Eropa karena ia tahu bahwa salah
satu obsesinya adalah menjadi pemain global.
Mengadopsi gerai
terbuka seperti halnya BreadTalk, J.Co berhasil menarik sambutan yang luar
biasa dari pasar. Awalnya, banyak yang menyangka bahwa gerai donat ini
merupakan waralaba asing. Sebab saat itu konsep open kitchen belum umum di Indonesia. Namun,
J.Co adalah produk asli Indonesia, yang mana hingga kini, ada lebih dari 40
gerai J.Co yang tersebar di Indonesia dan telah merambah ke negara-negara
seperti Malaysia dan Singapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar