ARJUNA
Arjuna adalah putra
Bhattara Indra. Dialah tokoh yang paling terkenal dalam Mahabharata. Ia dikenal sebagai anggota Pandawa yang berparas menawan dan berhati lemah lembut.
Arjuna adalah juga sahabat terdekat Sri Krsna. Arjuna juga merupakan siswa guru
drone yang paling ahli memanah. Arjuna menikahi putri dari kalińga, Cedi,
Madra, Magadha, dan Yapana. Di haridvar, ia memiliki putra bernama Iravan dan
istrinya bernama Ulupi. Di Manipura, ia menikahi putrid Citrańgda, dan
mempunyai putra bernama babruva-hana. Di Dvaraka, ia menikahi Subhadra yang
memberinya putra bernama Abhimanyu. Kecuali Arjuna dan Bhima, semua bahagia
dengan pernikahan mereka dengan Drupadi.
1. Keturunan
Arjuna diturunkan dari visnu maka : Brahma, Atri, Candra, Budha,
Pururava, Ayu, Nuhusa, Yayati, Puru, Janamejaya, Pracinvan, Pravira, Namasyu,
Vitabhaya, Sundu, Bahuvida, Samyati, Rohavadi, Raudrasvan, Matinara,
Santurodha, Dusyanta, Bharata, Suhotra, Suhota, Gala, Gardda, Seketu,
Bhratkserta, Hasti, Ajamidha, Rksa, Samvarana, Kuru, Jahnu, Suratha, Vidhurata,
Sarvabhauma, Jayatsena, Ravyaya, Bhavuka, Cakroddhata, Devatithi, Rksa, Bhima,
Pratica, Santanu, Maharsi Vyasa, Pandu, Arjuna.
2. Kelahiran Sebelumnya
Arjuna dan Sri Krsna sering dikenal sebagai Naranarayana (Nara &
Narayana). Dalam kehidupan sebelum mereka, mereka adalah dua orang rsi agung
yang disebut nara dan Narayana, dan dari waktu itu selanjutnya mereka hidup
sebagai kawan yang tidak bisa dipisahkan dan seperti anak laki-laki dari orang
tua yang sama. Mereka memasuki Mahasamadhi pada Badaryasrama di Himalaya. Dua
Narayanarsi ini merupakan dua inkarnasi bagian dari visnu. Mengenai Nararsi
Devi Bhagavata bersabda sebagai berikut “Dharma memiliki asal mulanya dihati
dari Brahma, dan beliau memperoleh reputasi besar atas keadaan yang sebenarnya dan ketaatan untuk
melaksanakan dharma dan veda.” Beliau mengawini anak-anak perempuan dari Daksa.
Dharma memiliki 4 anak laki- laki, yaitu:
Hari, Krsna, menjadi yogi besar, dan Nara dan Narayana menjadi tapasvin
yang agung. Nara dan Narayana melakukan tapa, memuja Brahma selama 1000 tahun
bertempat di Badaryasrama suci di daratan Himalaya. Nara pada kelahiran
selanjutnya sebagai Arjuna.
3. Kelahiran
Pada Vicitravirya anak laki-laki Santanu melahirkan melahirkan
Dhrtarastra dengan Dewi Ambika, dan Pandu dari Dewi Ambalika. Pandu memiliki 2
orang istri, yaitu Kunti dan Madri. Kutukan dari seorang muni membuat kontak
fisik dengan istrinya, Pandu dan istrinya akan meninggal. Kunti sebelum
perkawinannya dengan Pandu telah memiliki 5 buah mantra yang mampu menhadirkan
Devata yang diinginkan yang merupakan anugrah dari Maharsi Durvasa yang senang
dengan pelayanannya. Pengaruh dari mantra itu adalah bahwa kunti akan menjadi
ibu dari seorang anak laki-laki darinya mengenai siapa yang sedang ia pikirkan
saat dia mengulang mantranya. Saat dia memperoleh mantra dia berhenti pada
tempat yang sunyi dan memikirkan Dewa Matahari mengulang mantra pertama. Saat
itu dewa Surya muncul, dan kemudian lahirlah Karna dari Kunti.
Setelah meyakinkan dia bahwa kejadian itu tidak akan mempengaruhi
kesuciannya, Surya pun menghilang. Kunti membuang anak itu di sungai Ganga, dan
tinggal menjaga 4 mantra lainnya untuk
dirinya sendiri. Semenjak Pandu tidak dapat kontak dengan tubuh istri-istrinya,
dengan ijin Kunti mulai melatih 4 mantra yang lain satu demi satu. Dengan 3
mantra dia memperoleh 3 anak laki-laki, Dharmaputra (Yudhistira) dari kala
(Dharma), Arjuna dari Indra dan Bhima dari Dewa angin (Vayu). Sisa satu mantra
lagi, Kunti memberikannya kepada Madri. Dia mengulangi mantra itu dan
memikirkan Dewa Asvini, dan 2 anak laki-laik lahir padanya, yakni nakula dan
Sahadewa.
4. Perayaan Kelahiran
Pada saat kelahiran Arjuna , dewi Kunti mendengar suara yang
menyenangkan berkumandang di angkasa sebagai berikut “ oh Kunti! Anak
laki-lakimu akan sama dengan Siva dalam keberanian dan tak tertundukkan seperti
Indra, setelah mengalahkan semua raja-raja, ia akan melaksanakan Asvamedhayajna
tiga kali. Dia akan memuja Siva dan akan memperoleh senjata hebat yang disebut
Pasupata. Atas perintah Indra ia akan membunuh Nivatakavaca”. Mendengar suara
dari angkasa, para dewa diatas memainkan music bergembira ria dan bunga-bunga
dijatuhkan dari langit. Para saptarsi dan prajapati dan para guru suci
kahyangan lainnya mempersiapkan diri mereka dari langit.
5. Penamaan
Para guru dari gunung Sastragna datang bersama-sama untuk menyusun
upacara pemberian nama kepada Arjuna. Sambil menyebutkan berbagai nama Arjuna,
dikatakan dalam virataparwa bahwa Krsna merupakan nama yang Pandu berikan pada
anak laki-lakinya.
6. Masa anak- anak
Para Pandava menghabiskan masa kanak-kanak di Hastinapura dengan para
Korava. Arjuna belajar seni dan sains dari penggunaan senjata, tari-tarian,
music, dan lain-lain selama dengan laki-laki lain. (M.B Adiparva 129.1).
Kasyapa, Brahmana yang tinggi dari vasudeva melakukan samskara biasa demi
Arjuna seperti Upanayana (Pemakaian benang suci) dan lain-lain. arjuna
diajarkan pelajaran pertama dalam Dhanurveda (ilmu perpanahan) oleh Rajarsi
Suka. Lalu kemudian Krpacarya menjadi pembimbing dari pandava dalam Dhanurveda
dan kemudian Dronacarya datang. Ada sebuah cerita khusus mengenai Dronacarya
menjadi guru.
7. Perlakuan Khusus dari Guru Drona
Arjuna menunjukkan minat yang besar dalam ilmu menggunakan senjata.
Drona, yang sangat menguasai bidang ini ingin mengajarkan Asvattama, anak
laki-lakinya mendapat perlakuan itu. Guru
Drona mulai mengirim semua siswanya
untuk mendapatkan air. Asvattama pertama kembali dengan membawa air
sebelum yang lainnya kembali. Drona mengajarkan Asvattama pelajaran khusus.
Arjuna datang untuk mengikuti program ini dan kembali membawa air bersama
Asvattama. Kemudian guru mulai mengajarkan hal khusus kepada Arjuna dan
Asvattama. Drona memerintahkan tukang masak untuk tidak menyuguhkan Arjuna
makanan di dalam kegelapan. Saat Arjuna pertama kali mengambil makanannya,
lampu pun padam, dan Arjuna sendiri mampu menikmati makanan dalam kegelapan.
Arjuna cukup yakin dengan posisi tangan dan mulut dalam proses makan, dan
Arjuna mengira hal ini merupakan bagian dari seni memanahdan juga dapat melatih
didalam kegelapan. Arjuna mulai melakukan latihan secara intensif. Guru Drona
datang untuk mengetahui hal itu dan menyaksikan penampilan Arjuna, selanjutnya
memuji Arjuna sebagai pemanah yang unggul. (M.B Adiparva 132).
8. Jari Ekalavya dipotong
Ekalavya, anak laki-laki dari Hiranyadhanus,raja dari Nisada(suku
asli/pemburu) menghadap guru Drona untuk belajar ilmu menggunakan senjata
panah. Guru Drona yang merasa dirinya dari golongan Brahmana menolak mengajar
putra raja dari suku asli yang tinggal di hutan ini.ekalavya, setelah tidak
berdaya di kaki guru Drona kembali ke hutan, membuat gambar/patung guru Drona
dengan tanah dan meditasi kepadanya.Drona tetap dimohon sebagai guru secara
spiritual, mulai melatih menggunakan senjata panah. Para Kurava dan Pandava
pergi berburu ke hutan. Melihat Ekalavya dengan rambut kusutnya dan berpakaian
kulit Rusa, anjing-anjing pemburu milik Pandava dan Kurava mulai menggonggong
dirinya.
Ekalavya menembak mulut anjing itu dengan tujuh panah sekaligus pada
saat yang sama. Dengan panah yang menancap di mulut, anjing-anjing tersebut
lari kearah pandava, dan mereka telah menemukan orang yang telah melakukan
kejahatan, Ekalavya yang mengaku dirinya juga menjadi siswa guru Drona. Kecewa
atas penjelasan Ekalavya tersebut, Arjuna tergesa-gesa menuju guru Drona dan
berkata; “Engkau telah mengucapkan pada saya untuk menjadi siswa terkemuka
tanpa ada yang melebihinya. Namun hari ini Ekalavya, siswa lain dari engkau
telah menurunkan ranking saya pada posisi kedua”. Mendengar kata-kata Arjuna
tersebut, guru Drona segera pergi dan melihat Ekalavya di hutan. Ekalavya,
dengan segala ketaatannya berdiri dan member hormat kepada Guru Drona. Guru
berkata sebagai berikut “Wahai Ekalavya jika engkau setia pada disiplin tata
cara berguru, berikan saya daksina, dan saya ingin ibu jari dari tangan kananmu
sebagai wujudnya”. Pada saat itu Ekalavya memotong ibu jari tangan kanannya dan
memberikannya kepada Guru Drona. Selanjutnya Arjuna menjasi siswa Drona yang
tiada tandingannya.
9. Arjuna memperoleh Brahmasirastra
Ketika pertama kalinya Drona dan para siswanya mandi di sungai Gangga,
seekor ikan paus mencengkeram kakinya. Usaha bersama-sama dari para siswanya
ini gagal untuk melepaskan kaki dari cengkeraman ikan paus tersebut. Akhirnya
Arjuna menembakkan panah dan melepaskan kaki guru Drona. Guru Drona sangat
bahagia dan member Arjuna sebuah anugrah berupa pengetahuan tentang
Brahmasirastra, dan Arjuna diperintahkan untuk tidak menggunakan “astra”
tersebut melawan manusia, tetapi menggunakannya hanya saat berhadapan dengan
makhluk lebuh tinggi dari manusia.
10. Persaingan Persenjataan
Setelah latihan para pangeran Hastinapura hampir selesai, Dhrtarastra memutuskan
untuk mengadakan kontes terhadap pencapaian mereka, dan arena untuk pelaksanaan
kontes ini juga telah disiapkan. Para pangeran dengan busur dan anak panah
bermunculan di arena. Yudhistira dan yang lainnya pertama kali memamerkan
keterampilan mereka dalam menembakkan anak panah dalam urutan kesenioran
mereka. Setiap adegan dijelaskan kepada Dhrtarastra oleh Vidura dan pada saat
Gandhari oleh Sanjaya. Duryodana dan Bhima keduanya bertengkar. Asvattama
menenangkan mereka dan menjaga mereka tersendiri. Kemudian Arjuna dan Karna
muncul pada arena tersebut, dan para penonton memuji mereka dalam skill
perpanahan. Saat pameran penembakan mereka selesai, Karna yang sedang marah
karena tersinggung atas asal-usulnya menyerbu ke panggung. Arjuna juga
bersiap-siap. Arjuna menantang Karna yang dilahirkan bukan dari darah seorang
ksatriya. Saat itu Duryodhana menyatakan bahwa Karna dinobatkan sebagai Raja
Anga. Walaupun hal ini menenangkan arena, kompetisi perpanahan terus berlanjut
membuat Kurava dan Pandava saling bermusuhan dan sangat sengit.
11. “Gurudaksina” Arjuna
Pada awal latihan para pangeran guru Drona menyuruh mereka “ saya punya
satu hal dalam pikiran saya dan engkau harus melakukannya demi aku saat engkau
telah melengkapi kursus latihan ini”. Semua siswa kecuali Arjuna membisu pada
hal ini, namun Arjuna berjanji untuk memenuhi harapan guru pada waktunya nanti.
Latihan telah selesai dan waktunya untuk menyerahkan gurudaksina. Drona
menyuruh para siswanya untuk menangkap dan membawa Drupada, raja dari Pancala
ke hadapannya. Pandava melakukan perjalanan ke Pancala, dan dalam pertarungan
yang sengit Arjuna mengalahkan Drupada. Walaupun Bhima mencoba untuk membunuh
Drupada, Arjuna tidak mengijinkan hal tersebut, namun membawanya dalam keadaan
terikat ke hadapan guru Drona. Ini mengakhiri kebencian Drona terhadap Drupada,
yang sekarang memberikan setengah kerajaannya kepada Drona. Drona sangat senang
dengan Arjuna atas tindakan tersebut, dan menasehatinya untuk bertarung dengan
siapa saja termasuk gurunya sekalipun, kalau hal itu terjadi. Arjuna menanggapi
dan mengatakan “Iya”.
12. Kecemburuan Dhrtarastra
Setelah memberikan gurudaksina kepada Drona, Arjuna melakukan gerakan
melawan kerajaaan tetangga. Dia mengalahkan dengan sangat mudah dalam perang
melawan kerajaan Yavana dan raja Sauvira, Vipula dan Sumitra. Kemenangan Arjuna
ini membuat para Kurava sangat gelisah; Dhrtatastra cemburu memikirkan hal ini.
13. Melarikan diri dari Istana Parafin
Duryodhana berpikir negatif terus terhadap pandava dan berusaha untuk
menghancurkannya. Kurava mengundang pandava untuk pindah tempat tinggal di
sebuah istanayang terbuat dari parafindi hutan varanavata, dan satu tahun
setelah ini tempat tersebut dibakar pula. Para Pandava luput dari kematian oleh
api, dengan jalan menghindarkan diri melalui terowongan dan masuk ke dalam
hutan di hari berikutnya.
14. Arjuna di tepi Sungai Ganga
Pandava berjalan melalui hutan yang mengerikan, dan setelah tengah malam
mencapai tepi sungai Ganga. Pada waktu itu Angaraparna (Citrararta), Gandarva
sedang menikmati waktunya di sungai dengan beberapa wanita Apsara. Kehadiran
orang-orang pada tempat itu mengakibatkan Gandharva tidak berkenan. Arjuna dan
Gandharva tersebut adu mulut yang akhirnya terjadi pertarungan. Dalam
pertarungan tersebut Gandharva dapat dikalahkan. Selanjutnya istri dari
Gandharva tersebut memohon dengan air mata yang berlinang agar Arjuna
memberinya hidup. Sebagai ungkapan terimakasih, Gandharva itu menceritakan
banyak cerita yang menarik. Dia juga member hadiah kuda yang hebat den member
mereka pengetahuan yang hanya bisa dipahami oleh orang tertentu saja yang
disebut Caksusividya. Gandharva akhirnya menceritakan kepada Pandava bahwa
mereka diserang karena mereka datang tanpa Agni dan Ahuti di depan mereka. Dia
juga menjelaskan kenyataan bahwa Arjuna dapat menaklukkan dia pada hitungan
dari selibasi sejati Arjuna.
15. Pancalisvayamwara
Citratartha, selama pembicaraannya dengan Pandava telah menunjukkan
keperluan mereka untuk memiliki Brahmana yang membimbing mereka dalam segala
hal,dan oleh karena itu mereka mengunjungi Dhaumyasrama dan memetapkan Maharsi
Dhaumya sebagai Brahmana mereka. Saat itu mereka melihat ribuan orang berjala
menghadiri “svayamvara”(perkawinan dengan pilihan terbuka ribuan gadis dari
Krsna(Pancali) anak perempuan dari raja Pancala, Pandava juga mengikuti
keramaian tersebut. Maharsi vyasa yang Pandava jumpai dalam perjalanan tersebut
memberkati mereka. Raja DRupada berharap memberikan anak perempuannya dalam
perkawinan dengan Arjuna.
Berita bahwa Pandava telah dibakar dan semuanya telah mati menjadikan
Drupada dalam suasana kesedihan yang mendalam. Raja Drupada membuat aturan atas
adu kekuatan oleh para pahlawan di arena “svayamvara”. Busur yang hebat sudah
disiapkan dan dipasang di tanah dan
sebuah mesin dibuat yang ditempatkan di langit. Sasarannya ditempatkan di mesin
tersebut. Selanjutnya raja Drupada
berbicara “anak perempuan saya akan dikawinkan dengan dia yang akan menarik
busur dengan anak panah pertama mengenai sasaran yang ditempatkan di dalam
mesin di atas itu.” Prajurit besar Duryodhana, Karna, Sisupala, Simsumara,
mengambil tempat duduk mereka pada pelaminan perkawinan. Semua raja gagal
walaupun hanya mengangkat busur tersebut ke atas.
Akhirnya Arjuna mengangkat busur dan membidik sasaran dengan sangat
mudah. Pancali menaruh kalung perkawinan pada leher Arjuna. Saat Pandava
kembali pada ibu mereka dengan Pancali pada sore itu, ibu kunti dari kamarnya
berkata; “Apa yang telah engkau peroleh hari ini anak laki-lakiku, engkau
menikmati diantara engkau semua.” Kunti memberkati seakan-akan yang telah
diperoleh anak laki-lakinya adalah Bhiksa (semacam makanan yang disampaikan seseorang).
Pada beberapa perhitungan, dalam ketaatan pada perintah dari ibu Kunti seperti
tersebut diatas, maka Pancali manjadi istri bagi lima bersaudara Pandava.
16. Arjuna di Indraprasta
Svayamvara dari Pancali menyiarkan berita tentang posisi Pandava. Dhrtarastra
membawa para Pandava kembali ke
Indraprasta, dan menempatkan mereka pada suatu tempat baru yang dibangun pada
tempat yang disebut Khandavaprastha (Indraprasta). Dharmaputra memerintah
sebagian negara dengan Indraprasta sebagai ibukotanya. Narada pergi ke sana
satu kali dan menasehati Pandava untuk menjaga diri mereka terhadap pertegkaran
karena kelima dari mereka memiliki satu wanita yang sama sebagai istri. Sejak
saat itu sudah diatur bahwa pancali akan tinggal dengan masing-masing suami
secara bergilir dalam satu tahun.
Juga ditentukan bahwa selama satu tahun khusus tersebut jika ada suami
lain yang memiliki giliran tinggal dengan Pancali, pengacau tersebut pergi
ziarah selama 1 tauhn. Satu kali Brahmana datang ke tempat iti menyampaikan
bahwa sapi-sapinya dicuri oleh para pencuri, dan Arjuna berjanji untuk
membantunya. Arjuna melakukan hal tersebut tanpa mengingat bahwa semua
senjatanya tersimpan di tempat Dharmaputra. Tahun itu Pancali sedang tinggal
dengan Dharmaputra. Melupakan kenyataan Arjuna pergi ke tempat Dharmaputra,
mengambil senjatanya dan membantu Brahmana. Perbuatan itu menyebabkan Arjuna
melanggar aturan yang ditetapkan. Arjuna menebus kesalahannya itu dengan
meninggalkan tempatnya dengan bertirthayatra selama satu tahun.
17. Arjuna mengawini Ulupika dan Citrangada
Arjuna dengan usur dan anak panahnya pergi ke hutan. Banyak Brahmana
mengikutinya. Arjuna tiba di sungai Ganga dan masuk ke dalam air untuk mandi.
Disini Arjuna terpikat oleh Ulupika, anak perempuan dari Raja Naga dan dia mengawininya.
Seorang anak laki-laki lahir dari perkawinan mereka yang dipanggil Iravan.
Setelah mengunjungi tempat-tempat seperti Agastyavatam, Vasisthagiri, Arjuna
sampai ke Manalur. Dia mengawini Citrangada, anak perempuan dari Citrangada,
Raja Manalur. Setelah 3 bulan disana dia pergi ke arah selatan. Citrangada
melahirkan anak laki-laki bernama Babhruvahana.
18. Gambar Hanuman pada bendera Arjuna
Arjuna suatu kali selama perjalanan sangat terkejut melihat bekas
jembatan yang dibangun oleh Sri Rama dari Ramesvara ke Lanka. Dia juga
merasakan bahwa Sri Rama tidak sempurna tanpa mrminta bantuan dari pasukan kera
untuk membangun jembatan tersebut. Sri Rama ternyata tidak mampu membuat jembatan
dengan satu anak panah. Arjuna menyampaikan
pertanyaan ini kepada para Brahmana yang sedang duduk membaca kitab
Ramayana. Para Brahmana yang berkumpul disana tidak seorang pun bisa member
jawaban yang meyakinkan pada keraguan Arjuna. Kemudian seekor anak kera yang
kecil pergi menghadap Arjuna dan menceritakan kepadanya dengan kebanggaan bahwa
suatu jembatan dibuat dari anak panah
akan rusak jika pasukan kera berjalan diatasnya. Arjuna kemudian berkata;
“Tidak, tidak, tidak ada kera yang mampu merusak jembatan yang dibangun dengan
anak panahSri Rama; kera yang mana akan merusak jembatan yang dibuat dari anak
panah walaupun oleh saya sendiri?” dan perdebatan terjadi karena hal tersebut.
Kera dan Arjuna setuju untuk bertaruh bahwa jika seekor kera bisa
merusak jembatan yang dibuat oleh Arjuna, maka ia akan mengakhiri hidupnya
dengan melompat ke api, dan jika kera tidak bisa merusak jembatan maka kera itu
akan selamanya menjadi budak Arjuna. Arjuna membangun sebuah jembatan dengan
anak panah. Dan segera kera menempatkan kakinya di atas jembatan tersebut dan
jembatan iturusak. Arjuna mencoba lagi. Walaupun ada usaha pada bagian injakan
kaki kera itu diperkuat, jembatan tersebut juga rusak. Arjuna tidak punya
pilihan selain mati dengan melompat ke api dan api dinyalakan. Sebelum Arjuna
meloncat ke api, seorang Brahmana yang sedang mandi di sungai berlari menuju
Arjuna dan mengatakan bahwa usaha untuk
bunuh diri sendiri tidak beralasan karena taruhannya dibuat tanpa wasit. Ketika
Arjuna yang bersiap untuk bunuh diri, laki-laki tersebut berkata: “jika engkau
masih terus mempermasalahkan hal ini (Arjuna dan Kera) bertanding sekali lagi
dan saya sebagai wasitnya”. Saran Brahmana tersebut diterima. Anak kera mencoba
sebisa mungkin untuk merusak jembatan tersebut. Namun ia tetap tidak bisa
merusak jembatan tersebut. Kemudian kera itu berlari mendekati Brahmana yang
bertindak sebagai wasit tersebut. Kera itu bersimpuh dikaki Brahmana tersebut
dan memanggil Ramacandra. Pada saat yang sama Arjuna juga bersimpuh tak berdaya
di hadapan Brahmana tersebut sambil menangis memanggil Sri Krsna. Brahmana
tersebut menyuruh kedua dari mereka untuk bangkit dan memberikan mereka nasehat
yang baik. Dia juga menyuruh anak kera tersebut untuk menjaga perkataannya
tersebut dengan mengijinkan gambarnya ditempatkan pada bendera Arjuna. Brahmana
tersebut adalah Sri Krsna dan kera tersebut adalah Hanuman.
19. Arjuna mengawini subhadra
Arjuna pergi ke tempat suci yang disebutSaubhadratitrha dan melepaskan
wanita yang bernama varga dari kutukan yang dia jalani. Arjuna melanjutkan
perjalanannya sampai ke Gokarna dan Prabhasatirtha, dan menjumpai Gada, saudara
laki-laki dari Krsna. Gada menceritakan kepada arjuna betapa cantik adik
perempuannya yang bernama Subhadra. Arjuna pergi ke Dvaraka dan menyampaikna
hormatnya kepada Sri Krsna. Beberapa hari kemudian keluarga besar Yadava
merayakan festival besar di gunung Raivataka. Arjuna pergi kesana dengan
menyamar sebagai seorang sannyasin dan dengan paksa melarikan subhadra
bersamanya dengan ijin Sri Krsna.walaupun para Yadava siap bertarung, mereka
akhirnya bisa didamaikan, dan Subhadra dikawinkan dengan Arjuna.
20. Anak laki-laki Brahmana diselamatkan Arjuna
Ketika pertama kali Arjuna berada di Dvaraka dengan Sri Krsna, seorang
Brahmana muncul denga ratapan bahwa anaknya meninggal segera saat lahir. Tidak
seorangpun menaruh perhatian mengenai hal ini, kemudian Arjuna bangkit dan
meyakinkan perlindungan pada anak berikitnya yang lahir dari Brahmana tersebut
dan meminta dia untuk kembali ke rumah dengan tenang. Arjuna juga berjanji
bahwa dia akan mengakhiri kehidupannya dengan melompat ke api jika ia
gagal melindungi anak Brahmana
berikutnya. Karena waktu pengantar istrinya mendekati rumah Brahmana, Arjuna
singgah pulang. Arjuna membuat rumah yang aman dengan dikelilingi pagar dari
panah-panahnya.
Namun anak Brahmana tetap meninggal;tidah hanya itu,saat lahir tubuhnya
lenyap.dan Brahmana mengeluarkan hinaan kepada Arjuna, yang kelihatan sangat
konyol. Arjuna segera membuat api untuk mengakhiri kehidupannya. Namun Sri
Krsna muncul untuk mencegah Arjuna terjun ke api tersebut. Krsna dan
arjunapergi ke visnuloka dan mengadukan masalah Brahmana padanya. Visnu berkata
“oh Krsna dan arjuna, itu saya yang selalu mengambil anak laki-laki Brahmana.
Mereka kembali ke rumah Brahmana tersebut, dan Brahmana tersebut sangat
bahagia.”
21. Pembakaran hutan Khandava
Saat Krsana dan Arjuna menghabiskan hari-harinya di tepi sungai Yamuna
pada musim semi, dewa Agni mohon mereka untuk memberikan hutan Khandava sebagai
penghidupan baginya. Arjuna setuju untuk membantu dewa agni yang kemudian
memberi Arjuna sebuah busur yang disebut Gandiva, seekor kuda putih dan banyak
anak panah kuat lainnya. Saat Agni mulai membakar hutan, Indra mengirim hujan
yang deras. Dengan membuat tenda dari panah, Arjuna bisa menyelamatkan hutan
dari hujan. Arjuna membunuh istri Taksaka, mengutuk naga yang disebut Asvasena
dan menyelamatkan Maya, arsitek raksasa yang ditempatkan di hutan. Indra senang
dan memberikan banyak panah hebat kepada Arjuna. Maya memberikan terompet
kerang terkenal “Devadatta” kepada Arjuna. Sampai saat itu sudah satu tahun
dari perjalanan Arjuna selesai dan dia kembali ke Indraprastha.
22. Kembali ke hutan
Maya yang lolos dari kematiandi hutan Khandava, dengan rasa syukur
besar, pergi ke Indraprasta, dan dengan ijin Dharmaputra membangun untuk para Pandava
sebuah tempat yang sangat indah. Kemudian para pandava mengadakan menaklukkan
semua kerajaan di bumi, dan setelah membunuh raja-raja musuh seperti Jarasandha, Kimpurusa, Hadaka, Sisupala, Kurundha dan Bhagadatta
kembali ke Indraprastha dan melakukan yajna Rajasuya. Para kurava yang cemburu
pergi berkunjung ke Indraprastha. Saat mereka memasuki tempat yang dibangun
oleh maya, mereka ditempatkan pada situasi yang lucu. Dihina dan diejek, kurava
kembali ke Hastinapura dan memantang para pandava untuk permainan dadu, dan
dalam permainan para pandava kalah tidak hanya kerajaaan mereka dan kekayaan
tetapi juga Pancali. Dussasana menyeret Pancali dan berusaha menarik pakaiannya
hingga terlepas di depan pertemuan kerajaan dan kemudian tanpa kasihan menghina
dia. Menurut syarat-syarat yang disetujui dengan referensi pada permainan dadu,
para pandava harus menempuh kehidupan di dalam hutan selama 12 tahun dan
tinggal disana selama 1 tahun menyamar. Pandava pun kembali ke hutan.
23. Para Pandava di hutan Kamyaka
Sejumlah Brahmanajuga menemani Pandava ke hutan. Brahmana Saunaka
menghibur Dharmaputra yang bersedih di Dvaitavana. Dharmaputra merasa cemas
bahwa dia tidak bisa member makan Brahmana yang menemani dia ke hutan. Pancali
berdoa pada dewa Surya dan beliau memberikan Aksayapatra kepadanya. Selanjutnya
para pandava bersama para Brahmana memasuki hutan Kamyaka.
24. Arjuna memperoleh panah sakti
Dharmaputra menyuruh Arjuna untuk melakukan tapa di Himalaya untuk
memperoleh anugrah berupa panah sakti. Selanjutnya Arjuna pergi ke selatan dan
melihat Indra di gunung Indrakila. Indra memberinya anugrah.Disana Arjuna
membunuh Mukasura. Kemudian Arjuna pergi ke gunung Kailasa dan berdoa
mengkonsentrasikan pikirannya kepada Siva. Siva muncul dengan menyamar sebagai
penghuni hutan. Kemudian dia memperoleh Dandastra dari Yama, Pasastra dari
varuna dan Antardhanastra dari Kubera.
25. Arjuna di Indrakila
Indra yang sangat senang dengan Arjuna yang memperoleh banyak
panah-panah yang hebat menugaskan kusir keretanya bernama matali untuk membawa
Arjuna ke Devaloka, dan di Devaloka dia belajar lebih banyak mengenai ilmu
perpanahan dan music. Para wanita Apsara menjadi lupa diri saat mereka melihat
ketampanan Arjuna. Urvasi mabuk cinta dan mengirim pesuruhannya Citrasena untuk
ke Indraloka. Diberitahu tentang cerita Urvasi kepadanya,Arjuna menutup kedua
telinganya dengan tangannya dan mengingatkan pesuruh itu bahwa Urvasi dianggap
ibu baginya. Urvasi mengutuk dan
mengubah Arjuna menjadi orang banci. Indra menghibur Arjuna dengan meyakinkan
bahwa kutukan Urvasi akan membawa keuntungan besar baginya. Setelah itu Arjuna
tinggal di Dewaloka selama beberapa hari dengan Citrasena dan selama periode
tersebut dia membunuh Nivatakavaca dan
Kalakeya. Arjuna menjadi teman Maharsi Lomasa yang telah pergi ke Devaloka untuk menjumpai
Indra. Arjuna berjanji bahwa dia akan melindungi Dharmaputra, selanjutnya
bersama Maharsi Losama kembali ke bumi. Arjuna meninggalkan hutan kamyaka dan
kembali bertemu dengan saudara-saudaranya setelah tidak berjumpa selama 5
tahun. Dia menjumpai semua saudara itu di gunung Gandhamadana.
26. Prosesi
Suatu hari seorang Brahmana yang lucu dan humor pergi menghadap raja
Dhrtarastra dan menceritakan penderitaan yang dialami oleh para pandava, sedang
Duryudhana beserta yang lainnya senang dan bahagia mendengar hal ini. namun
mereka pura-pura bersedih. Duryodhana
dengan tergesa-gesa ingin melihat sendiri keadaan sedih dari pandava
bersaudara. Dengan dalih untuk pergi berburu, Duryodhana diikuti oleh yang lain
atas ijin Dhrtatastra berangkat ke hutan ddengan sejumlah pengikut sebanyak
8000 kereta tempur, 30.000 gajah, ribuan tentara infantry, 9000 ekor kuda,
armada niaga, ornament, sesuatu yang menghibur dan ribuan pemburu membuat
iringan menuju ke hutan. Seperti angin rebut di
musim hujan,iringan itu membuat suasana hutan itu hiruk pikuk.
Duryodhana mendekati kolam di hutan Dvaita dan menunggu pada jarak tertentu.
Duryodhana dan rombongannya memsasang tenda di hutan. Gandharva menghalangi
keingina Duryodhana, dan akibatnya terjadi pertempuran antara para Gandharva
yang dipimpin oleh Citrasena dengan Duryodhana beserta pasukannya. Duryodhana
menjadi tahanan para Gandharva. Arjuna datang ke arena tersebut dan menolong
Duryodhana dengan melepaskannya. Kemudian dengan perasaan yang penuh dengan
sangat malu Duryodhana kembali ke Hastinapura dengan rombongannya.
27. Arjuna hilang kesadarannya
Saat pertama kali Pancali sendiri raja Jayadratha menculiknya. Sesaat
kemudian Para Pandava menangkap Jayadratha dan mendapatkan kembali Pancali. Jayadrata
dan orang –orangnya dibunuh. Para pandava yang sangat letih dan kelelahan
berjalan di hutan merasa kehausan. Nakula memanjat pohon dan melihat sekitar
jika ada kolam dengan air yang bersih. Saat Nakula pergi ke hutan dan mulai
mengambil air, dia mendengar suara dari atas, “jangan berani mengambil air
disini, ini adalah warisan nenek moyang saya. Jika engkau menjawab pertanyaan
saya engkau tidak hanya minim air tetapi juga bisa mengambil beberapa hal
lainnya. ” tanpa mempedulikan peringatan tersebut, Nakula minum air dari kolam,
dan seketika itu dia jatuh tidak sadarkan diri. Sahadeva yang pergi ke kolam
minum air dari kolam, mengalami nasib yang sama. Akhirnya Dharmaputra pergi ke
kolam tersebut dan mengerti apa yang terjadi pada saudara laki-lakinya, memohon
ijin untuk minum air. Yaksa muncul dan menanyakan banyak hal yang dijawab
dengan baik oleh Dharmaputra. Kenyataannya Yaksa tersebut adalah Dewa Yama atau
Dewa Dharma.
28. Kehidupan menyamar
Setelah 12 tahun hidup di hutan, pandava memutuskan untuk menghabiskan
waktu 1 tahun untuk hidup menyamar di keratin Virata. Arjuna menyembunyikan
dirinya dan menaruh pakaina beserta senjatanya dalam sebuah lubang pohon sami
di hutan. Pandava dalam beragam samara mencapai keratin virata. Mereka memakai
nama-nama palsu Dharmaputra sebagai Ka’ka, Bhima sebagai valava, Arjuna sebagai
Bhrannala, Nakula sebagai Granthika, dan Sahadeva sebagai Aristanemi dan
Draupadi sebagai Malini. Saat menyamar, para pandava selama satu tahun berakhir
rumor yang terdengar di kalangan kurava bahwa pandava berada di ibukota virata,
dan kurava mengira bahwa pandava akan muncul di arena jika kurava berperang
melawan raja Virata. Kurava dengan pandangan ini, mencuri sapi-sapi milik
kerajaan Virata dan membawanya ke tempat perang. Uttara membuall bahwa dia akan
bertarung didampingi kusir kereta yang sudah tersedia. Brhannala (Arjuna)
setuju dan mulai ke medan perang. Melihat pasukan besar kurava, Uttara merasa
ketakutan dan mencoba untuk berlari dari medan perang. Namun Brhannala dengan
kuat mengikat Uttara di kereta, mengendarainya dengan cepat ke hutan, mengambil
senjatanya ke lubang pohon sami dan kembali ke medan pertempuran. Kurava mutlak
dikalahkan dalam medan pertempuran itu dan mereka berlutut di kaki Uttara dan
menyadari bahwa prajurit yang paling hebat dan pintar dalam penyamaran adalah
Arjuna sendiri. Namun saat itu kehidupan Arjuna dalam penyamaran selesai. Raja
Virata sangat senang dengan kemenangannya dalam perang dan memberikan anak
perempuannya kawin dengan Abhimanyu, anak laki-laki Arjuna.
29. Persiapan perang
Setelah kehidupan di hutan dan penyamaran, para pandava kembali. Kurava
menolak untuk memberikan mereka setengah dari kerajaan. Sri Krsna yang berada
di pihak pandava mohon bahwa setengah dari kerajaan atau lima wilayah atau lima
rumah atua paling tidak satu rumah diberikan kepada pandava. Namun kurava tetap
pada pendirian bahwa tidak sedikitpun dari daerah itu akan diberikan pada
pandava. Akhirnya perang terpaksa diputuskan. Duryodhana pergi menghadap Sri
Krsna di Dvaraka untuk memohon dukungan dalam perang. Sri Krsna yang berpihak
pada pandava terbaring lesu karena dia tidak ingin melawan mereka. Duryodhana
duduk di bagian kepala Sri Krsna yang kebetulan ada tempat duduk disana. Arjuna
yang datang belakangan duduk dubawah pada bagian kaki Sri Krsna dan tetap
disana sampai Sri Krsna bangun dari tidurnya. Setelah arjuna menyampaikan salam
dan hormat kepada Sri Krsna yang dibalasnya dengan senyum manis dan kasih
saying, kemudian Sri Krsna melihat Duryodhana pula. Ada dua pilihan yang
ditawarkan oleh Sri Krsna, yakni Sri Krsna sendiri tanpa prajirut dan tanpa
senjata atau pilihan kedua adalah pasukan senjata lengkap. Arjuna memilih Sri
Krsna sendiri walaupun tidak bertempur dan tanpa senjata, sedang Duryodhana
memilih pasukan bersenjata lengkap untuk membantu masing-masing kubu pada
perang mendatang.
30. Perang
Kedua pihal mendirikan kemah di Kuruksetra
siap untuk perang. Sri Krsna bertindak sebagai kusir kereta bagi Arjuna. Dia
menghentikan kereta di antara pasukan yang bertempur itu. Arjuna merasakan
kesedihan yang mendlam melihat orang-orangnya sendiri berada di pihak lawan.
Enggan untik membunh sahabat, teman, dan arjuna merentangkan tangannya di
kereta. Kemudian Sri Krsna mengajarkan Arjuna tentang karmayoga (filosofi
tindakan). Wejangan dan nasehat ini
dikenal dengan nana Bhagavadgita yang sangat popular. Bhagavadgita menjernihkan
ilusi Arjuna dan dia memuji yang mulia, Sri Krsna yang menyatakan semua bentuk
luas(Visvarupa) kepada Arjuna. Pada hari
pertama perang Arjuna bertarung sengit dengan Bhisma, dan hari kedua bertempur
dengan pasukan Kurava. Kemudian Arjuna mencegah Sri Krsna dari pembunuhan
terhadap Bhisma. Pasukan kurava
mengalami kekalahan pada hari itu. Pada hari ketiga, Arjuna mengalahkan Bhisma,
Asvattama, Trigartta, Bhagadatta, dan
yang lainnya. Setelah itu pertarungan yang sungguh sengit terjadi. Perang
berakhir selama 18 hari. Insiden penting selama 18 hari tersebut dapat
diringkas sbb;
a)
Pertarungan
sengit antara Arjuna dan Bhisma;
b)
Pertarungan
antara Arjuna dengan Asvattama;
c)
Arjuna
menghancurkan pasukan kurava;
d)
Iravan,
anak laki-laki arjuna terbunuh;
e)
Arjuna
bertarung melawan Drona dan Susarma;
f)
Arjuna
bersumpah untuk membunuh Bhisma;
g)
Sikhandi
mendukung untuk membunuh Bhisma;
h)
Pada
pemunculan Sikhandi, pasukan kurava takut dan lari kocar kacir;
i)
Arjuna
bertarung sengit dengan Dussasana;
j)
Pertarungan
dengan Bhagadatta;
k)
Pertarungan
dengan Bhisma;
l)
Bhisma
pingsan dan jatuh tersungkur;
m)
Pertarungan
kembali dengan Dussasana;
n)
Dengan
shikandi didepan membuat serangan dengan Bhisma;
o)
Arjuna
menembakkan anak panah sebagai bantal pada Bhisma yang dikeluarkan dari kereta
dan berbaring di atas panah;
p)
Air
dingin dipercikkan pada muka Bhisma dengan bantuan panahnya yang sakti;
q)
Bertarung
melawan Drona dan mengalahkan pasukannya;
r)
Satyajit
menugaskan sisa pasukan dengan Dharmaputra untuk membantunya;
s)
Sudhanva
terbunuh;
t)
Pertarungan
lagi dengan Bhagadatta;
u)
Supratika,
gajah milih Bhagadatta dan Bhagadatta juga terbunuh;
v)
Vrsaka
dan Acala dibunuh oleh arjuna;
w)
Arjuna
membunuh 3 saudara laki-laki karna dan berhadapan dengan karna;
x)
Sakuni
dikalahkan oleh Arjuna;
y)
Abhimanyu,
anak laki-laki Arjuna terbunuh;
z)
Mendengar
berita kematian Abhimanyu, Arjuna jatuh pingsan.
1)
Setelah
sadar, Arjuna bersumpah membunuh Jayadratha
2)
Arjuna
melakukan sivapuja
3)
Arjuna
bermimpi malam itu untuk menyembah siva bersama Sri Krsna dan siva memberikan
panah-panah yang hebat seperti pasupata dll
4)
Bertarung
dengan 9 tokoh pejuang pada pihak kurava
5)
Arjuna
memotong tangan kanan Bhurisrava
6)
Memenggal
kepala Jayadratha dengan anak panah. Kepala dan anak panah ke pangkuan ayahanda
Jayadratha
7)
Membunuh
Vrsasena, anak laki-laki karna
8)
Arjuna
membunuh karna
9)
Arjuna
membunuh Satyakarma, Satyestha dll. Setelah menyampaikan penghormatan pada
Maharsi Vyasa Arjuna mengambil panah.
31. Setelah perang berlangsung
Setelah selesai pertempuran, pandava berkumpul bersama-sama. Memikirkan
mengenai masa mendatang. Sri Krsna menghibur Dharmaputra yang bersedih, atas
permintaan Maharsi Vyasa, sri Krsna , Dharmaputra dan yang lainnya kembali ke
hastinapura dan mengambil kendali pemerintahan negara, dan ide dari pelaksanaan
Asvamedha Yajna secara serius diperdebatkan. Seorang raja bernama Maruta setuju
untuk memberikan uang yang diperlukan untuk keperluan yajna tersebut. Arjuna
mengalahkan semua raja- raja tersebut.
32. Kematian dan kelahiran kembali Arjuna
Pada jalannya untuk kembali setelah’digvijaya’ Arjuna terbunuh oleh anak
panah anak laki-lakinya Babhruvahana. Dengan segera, Ulupi, istri Arjuna
menghidupkan kembali suaminya dengan “amrtasanjivanimantra”. Kemudian Arjuna
menanyakan ulupi mengenai alasan anaknya membunuh dirinya. Dan juga mengapa dia
hadir pada waktu itu. Ulupi menceritakan cerita dari kutukan untuk menjawab
keluhan arjuna.
33. Cerita tentang kutukan yang diterima Arjuna
“Engkau tidak akan marah. Ya semuanya adalah untuk yang terbaik. Dalam
perang engkau membunuh kakek Bhisma dengan kejam, dengan bantuan Sikhandi. Pada
kematiannya, Astavasu dari dewi Ganga mengutuk engkau dengan neraka. Saya
menceritakan kutukan ini pada ayah saya, yang memohon pada para vasu untuk penebusan dan beliau mengatakan bahwa engkau
akan bebas dari kutukan ketika anak laki-lakimu Babhruvahana membunuhmu, oleh
karena itu dia telah aku bawa ke sini untuk membunuhmu.” Demikian cerita ulupi
yang menyenangkan hati Arjuna.
34. Perjalanan Pandava ke sorga
Sekarang waktunya para pandava untuk melakukan perjalanan ke sorga. Saat
itu vamsa yadava berakhir dan Sri Krsna terbunuh, dan beberapa dari kawan Krsna
diculik. Arjuna tidak bisa menyelamatkan mereka, dan mereka melompat ke sungai
dan mati. Arjuna yang mulai kehilangan kekuatannya mulai melakukan perjalanan
besar dengan saudaranya. Di jalan, Dewa Agni menasehatinya untuk melemparkan
busur terkenalnya ke laut, dan Arjuna melakukannya. Pandava melanjutkan
perjalanannya, Yudhistira memimpin mereka. Mereka mencapai Himalaya dan disana
Pancali meninggal. Bhima menanyakan mengapa Pancali meninggal pertama,
Yudhistira menjawab bahwa Draupadi lebih memihak kepada Arjuna daripada yang
lain. kemudian mereka semua melanjutkan perjalanan dan kemudian yang meninggal
Sahadewa. Yudhistira menceritakan bahwa Sahadewa meninggal karena kecongkakan dan
kesombongannya. Yang lain pun melanjutkan perjalanan, seekor anjing kurus
mengikuti pandava selama perjalanan mereka.
Nakula yang ketiga meninggal, dan Yudhistira mengkaitkan kematiannya
dengan kesombongan Nakula karena ketampanannya. Dan kemudian Arjuna berikutnya,
Yudhistira berkata, hal ini disebabkan
oleh Karena dia tidak menjaga sumpahnya, satu kali dibuat, untuk membunuh
banyak dari musuh-musuh dalam sehari. Setelah melanjutkan perjalanan dalam
jarak yang singkat, Bhima juga jatuh meninggal, dan Yudhistira telah
menjelaskan sebelumnya bahwa Bhima hanya memikirkan diri sendiri, terutama
karena Bhima suka menikmati makan dengan rakus kemudiandewa Indra datang duduk di dalam kereta emasnya dan menyambut
Yudhistira ke sorga. Namun dia menolak tawaran dengan menyatakan bahwa dia
tidak akan pergi sendiri meninggalkan saudara-saudaranya di belakang. Saat
Indra meyakinkan dia bahwa saudara-saudaranya sudah di surge, Yudhistira naik
ke kereta dan mencapai surge. Dia sangat gembira melihat saudara-saudaranya
disana bahagia dengan Pancali.
35. Istri dan anak Arjuna
Istri-istri Arjuna adalah Pancali, Ulupi, Citrangada, dan Subhadra.
Sedangkan anak-anak Arjuna adalah Srtakiriti, Iravan, Babhruvahana dan
Abhimanyu.
36. Nama lain yang Arjuna gunakan dalam
Mahabharata
Aindri, Bharata, Bhimanuja, Bhimasenanuja, Bibhatsu, Brhannala,
Sakhamrgadhvaja, Sakraja, Sakranandana, Sakrasunu, Sakratmaja, Sakrasuta,
Svetasva,Svetahaya, Svetavaha, Devandratanaya, Dhananjaya, Gandivabhrt,
Gandhivadanva, Gandivadhari, Gandivi, Gudaksena, Indrarupa, Indrasuta,
Indratmaja, Indravaraja, Jaya, Jisnu, Kapidhvaja, Kapiketana, Kapipravara,
Kapivaradhvaja, Kaunteya, Kaurava, Kauravarestha, Kauravya, Kiritamali,
Kauraveya, Kiritabhrt, Kiritavan, Kiriti, Krsna, Krsnasarathi, Kuntiputra,
Mahendrasunu, Mahendratmaja, Nara, Pakasasani, Pandava, Pandaveya,
Pandunandana, Partha, Paurava, Phalguna, Prabhanjanasutanuja, Savyasaci,
Tapatya, Tridasesvaratmaja, Vanaradvaja, Vanaraketana, Vanaraketu,
Vanaravaryaketana, Vasavaja, Vasavanandana, Vasavatmaja, Vasavi, Vijaya.
37. Karakter Arjuna
Berdasarkan uraian yang cukup panjang seperti tersebut diatas, maka
karakter Arjuna adalah sangat pemberani, tegas, bertanggung jawab, melindungi
mereka yang tidak berdaya, penuh kasih saying, cerdas, dan berbudi pekerti luhur.
Kitab arjuna vivaha berbahsa jawa kuno menyebut arjuna sebagai “Manusasakti” manusia yang hebat yang dapat
mengatasi berbagai permasalahan. Arjuna sangat dekat dengan Sri Krsna
mennunjukkan bahwa orang yang utama adalah orang yang sangat dekat dengan Tuhan
YME dan taat mengamalkan ajaran-Nya.